PART 1

513 22 0
                                    


'SEKOLAH MENENGAH ATAS BIANTARA'

Nama itu terpampang jelas di salah satu bangunan besar di pusat kota Bandung . Sekolah yang di gadang gadang adalah sekolah dengan fasilitas terlengkap se Indonesia . Walaupun dari segi pembelajaran masih berada di urutan kedua di bawah urutan lulusan terbaik setiap tahun yaitu 'SMA ATMASTA' .

Tapi , seperti kata pepatah 'ada harga ada kualitas' jika kualitas sekolah nya saja seperti itu tidak menutup kemungkinan juga hanya orang orang terpilih saja yang dapat masuk sekolah tersebut . Anak CEO atau anak pejabat misalnya.

But that's the problem . Banyak uang , hidup enak ,  hidup mewah tak jarang menyebabkan mereka menjadi seenaknya terhadap seseorang yang berada di bawahnya . Brand apa yang biasa kamu pakai  , seberapa pengaruh skincare apa yang kamu pakai agar terlihat cantik atau status pekerjaan orang tua terkadang menjadi pembanding diantara mereka . Tak sesuai? Ya pembullyan akhirnya yang terjadi .

Ingat, BIANTARA adalah sekolah dengan fasilitas terlengkap bukan sekolah dengan sikap anak terbaik.

Tok tok tok

Pintu kayu jadi coklat dengan plang ' Ruang Kesiswaan ' itu di ketuk dari arah luar .

"Masuk" jawab seseorang dari dalam .


Clek

Pintu terbuka, memperlihatkan seorang pria paruh baya dengan seragam nya sedang ter engah - engah seperti telah berlari ratusan meter .

"P..pak , huh..huhh... I..itu pak maaf"

"Itu maaf apa mang jun? Bicara yang benar . Kau ini seperti sudah lari maraton saja . Tarik nafas dulu kau " Ucapnya .

Pria yang di panggil mang Jun itu mendengar , dan mulai mencoba mengatur nafasnya agar dapat berbicara dengan lancar .

Menurunkan kacamata yang ia pakai , guru kesiswaan ini bertanya kembali , " Sudah ? "

Mang Jun mengangguk.

" Jadi ada apa kau berlari seperti atlet kemari? "

"Mm .. It..itu loh pak , anak anak Clovis kelabui saya buat bisa keluar sekolah barusan"

"Keluar dari sekolah lagi di jam pelajaran berlangsung?Bagaimana kau ini ?!"

"Maaf atuh pak , saya bener bener gak sadar . Tiba - tiba mereka udah dapet kunci gerbangnya" Ucapnya membela diri .

Berdiri dari duduknya ia kembali bertanya , "Gimana bisa kau tak sadar buat kasi kunci gerbang sama anak anak itu?"

Menggaruk kepalanya yang tak gatal Mang Jun memberi alasan , " Begini pak saya dikasih tau kalau bi Atun cari saya atuh di halaman belakang , eh pas saya kesana BI Atun nya teh gaada pak . Nah , kebetulan kuncinya saya taro di laci pos satpam pak ga saya bawa" Ucapnya .

"Kau ini! cuma gara gara si Atun kau biarkan mereka keluyuran di jam sekolah ?!" Sentaknya pada mang Jun .

"Eh pak , bukan cuma atuh kalo bi Atun nyariin saya mah , itu artinya-"

"Sudahlah , Aku tak mau dengar alasan mu . Kau balik lagi saja ke pos percuma juga kalau mereka memang mereka sudah pergi , besok saja saya kasih hukuman untuk mereka" Ucapnya mengakhiri percakapan ini .

Mang Jun mengangguk dengan rasa bersalah nya , " Baik atuh pak Komar maaf sekali lagi . Kalau begitu saya permisi mau ke pos"

"Anak anak ini . Ku bubarkan Clovis baru tau rasa mereka!"  . Ucapnya pada diri sendiri .

Baru saja pa Komar menarik nafas lelahnya dan kembali duduk di singgasana nya ,  pintu itu di ketuk kembali dari luar .



Tok tok tok


For Our Best FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang