11

764 160 16
                                    

un dia con camilo
A day with Camilo

Kami tengah mengintip di susuran tangga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kami tengah mengintip di susuran tangga. Di sebrang adalah kamar Isabella. Singkatnya, saat señor Bruno kembali memberi penglihatan di kamar Antonio, ramalan hijau itu berisi gambar Isabella dan Mirabel berpelukan. Dan lilin yang ada di tengah la casa menyala terang. Mirabel tentu saja tidak suka dengan apa yang dia lihat.

"Bagaimana caranya dengan memeluk Isabella bisa menyelamatkan sihir?" Gerutu Mirabel kesal.

"Aku tidak tau. Keluarga kita punya sihir. Bagaimana caranya menyelamatkan sihir? Kau peluk kakakmu." Jawab señor Bruno.

"Mirabel." Kami langsung menunduk saat melihat Camilo yang berjalan sembari memanggil Mirabel.

"Mira-" Tiba - tiba Camilo berubah menjadi seorang bayi dengan tubuh pria. Dia terlihat aneh tapi lucu.

"Mirabelll" Dia kembali memanggil tetapi dengan suara yang cempreng.

"Apa dia akan pergi dari situ?" Bisik Mirabel.

"Biar aku yang tangani. Kau... pastikan bahwa kau akan memeluk Isabella." Ucapku.

Mirabel berdecih. Señor Bruno mengeluarkan jempolnya.

Aku bergegas menuruni tangga agar Camilo tidak lebih dulu menyadari keberadaan Mirabel dan señor Bruno. Aku melihat Camilo yang berubah kembali pada wujud aslinya.

"Mirabellll" Panggil Camilo lagi.

Aku tidak tau bagaimana mengalihkan perhatiannya. Tetapi bibirku justru terbuka dan bertanya pertanyaan bodoh.

"Kau memanggil Mirabel?"

Camilo menengok ke arahku. Matanya melebar seraya kakinya bergerak berjalan menghampiriku. Dia berhenti tepat di hadapanku dan sebelum aku berhasil membuka mulutku untuk berbicara, dia menarik tanganku dan membawaku entah kemana.

"Camilo? Bisakah kita berhenti sebentar?" Tetapi Camilo tidak menggubris pertanyaanku. Dia malah semakin mempercepat langkahnya.

Camilo membawaku ke halaman belakang la casa. Dia melepaskan tanganku dan berjalan menutup pintu belakang.

Dia menghampiriku. Kami berjarak 1 cm sekarang. Iris cokelat Camilo menatapku lekat - lekat. Sedetik kemudian, Camilo merengkuhku dalam pelukan.

"Kenapa kau disini? Bagaimana jika abuela melihatmu?" Bisik Camilo.

"Eee... bisakah kau lepas dulu pelukannya? Kau memelukku dengan amat sangat erat sampai aku tidak bisa bernafas." Camilo spontan melepas pelukannya dan aku mengatur nafasku yang mencekat.

FAMILIA [CAMILO X READER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang