Kembali

710 61 2
                                    


'Dasar menyebalkan, sempat-sempatnya dia menggodaku. Dia pikir dia itu siapa?!'

Ketika Sakura belum terlalu jauh berjalan, ia mendengar suara seseorang.

Samar-samar

"Sakura tolong aku!!"

"Sakura!!"

Sakura bergegas memutar balik langkahnya, lalu berlari secepat mungkin ke arah suara itu berasal.
Sesampainya di tempat awal Sakura dan Kakashi bertemu, tidak ada satu orang pun bahkan tendanya pun sudah tidak ada.

'Sensei kau dimana?'

Sakura merasa bersalah sudah meninggalkan Kakashi sendirian. Kalau saja ia tidak terbawa perasaan mungkin saja ia bersama Kakashi saat ini.

Sementara itu Kakashi tidak benar-benar menghilang, sebenarnya Kakashi kembali melakukan aksi jahilnya. Ia sebagai ninja peniru sedang berkamuflase menjadi sebatang pohon besar yang kini menjadi tempat bersandarnya Sakura.

Sakura tertidur karena kelelahan, pada kesempatan itu Kakashi kembali ke tubuh asalnya. Lalu menggendong Sakura dan melanjutkan perjalanannya yang entah kemana.
Ia benar-benar sangat menikmati moment dimana dia bisa menatap wajah Sakura yang tenang tanpa perasaan lelah sedikitpun. Jika yang ia dengar adalah ocehan Sakura, kali ini hanya hembusan nafas beraturan yang ia rasakan.
Sejujurnya Kakashi merasa tertarik pada Sakura, hanya saja ia masih sangat ragu tentang ketertarikannya itu. Apakah hanya sebuah perasaan guru dan murid yang saling menyayangi atau seorang pria yang telah jatuh cinta pada seorang gadis yang lebih muda darinya.

Kakashi segera menepis pikirannya itu.
Ia mempercepat langkahnya, kali ini ia memilih untuk kembali ke desa, ia merasa kasihan melihat Sakura yang sudah mulai kehilangan semangatnya dan membutuhkan istirahat.
Tidak peduli lagi jika ia harus gagal dalam misi kali ini, ataupun gagal dalam perjalanan menuju jabatan hokage.  Yang terpenting baginya keselamatan Sakura, dan semua hal tentang Sakura. Bukan hanya tentang rekan satu tim. Tetapi juga sebagai seorang pria yang memang seharusnya melindungi wanita entah siapapun itu. Dengan sangat hati-hati ia berpijak dari pohon ke pohon agar tidak terjatuh dan mungkin tidak hanya membangunkan Sakura tetapi juga gagal membuat Sakura merasa nyaman dalam tidurnya.

Namun, seperti kata pepatah.

Sepandai-pandainya tupai melompat, maka ia akan terjatuh juga.

Itulah yang terjadi pada Kakashi. Salah satu batang pohon yang jadi pijakannya sangat licin dan membuat ia terjatuh.
Saat itu juga, Sakura terbangun karena terkejut. Ia terjatuh dalam posisi masih berada dipelukan Kakashi. Sementara Kakashi berusaha tetap tenang dan berharap Sakura tidak marah padanya. Meskipun ada sedikit rasa malu di hatinya.

"Sensei apa yang terjadi?"
Sakura mencoba mencerna apa yang sedang terjadi.

"Tadi aku menemukanmu tertidur dibawah pohon besar, disaat itu pula aku mendengar suara seseorang yang terdengar seperti seorang penjahat, maka dari itu aku menggendongmu dan pergi secepatnya dari tempat itu."
Jelas Kakashi berbohong pada Sakura, namun Sakura masih belum sepenuhnya percaya dan menanyakan tentang suara orang yang memanggilnya.

"Apa para penjahat itu menyerangmu sampai-sampai kau berteriak memanggil-manggil namaku? Kau ini kan calon hokage, apa iya calon hokage itu takut kepada penjahat?"

"Anu .. itu, aku hanya ingin melihat reaksimu saja, tapi pada saat aku menemukanmu. Kau malah tertidur,"
Kakashi berlalu mendahului Sakura bersikap acuh tak acuh untuk menutupi rasa kikuknya.

"Lalu sekarang kita mau kemana?"
Sakura menyusul Kakashi yang telah berada beberapa langkah darinya.

"Kembali ke Konoha."

"Apa kau yakin sensei? Kau tidak bercandakan? Bagaimana jika misi ini benar-benar memiliki tempat tujuan? Bagaimana jika~

"Tujuan kita yang sebenarnya adalah Konoha,"
Ujar Kakashi dingin, yang membuat Sakura sedikit merasa sebal.

Lalu, Sakura berlalu mendahului Kakashi.

'Yang benar saja, masa iya nona Tsunade memberikan misi seperti ini. Seperti sia-sia saja aku menerimanya'

"Hei apa kau marah padaku Sakura?"
Kakashi mencoba untuk menyamai langkahnya

"Tidak!"
Ujar Sakura ketus.

"Kau ini sensi sekali? Apa kau ... sedang datang bulan?"

"Hmm."

Kakashi yang gemas dengan respon Sakura, segera menghadangnya ketika dihadapan Sakura, Kakashi memperhatikan sejenak wajah Sakura, lalu mengulurkan telapak tangannya di dahi Sakura.

"Kau tidak demam, tapi wajahmu pucat,"

"Aku ini sedang lapar sensei, apa kau tidak lapar sama sekali?"
Sakura menatap Kakashi yang masih memegangi dahinya.

"Aku tidak begitu lapar, kalau begitu kita perlambat saja perjalanan kita,"

Sakura menggelengkan kepalanya mendengar usul Kakashi.

"Tidak perlu diperlambat, justru aku ingin buru-buru sampai desa, sensei kau ini egois hanya memikirkan dirimu sendiri,"

Ujar Sakura, sambil berjalan mendahului Kakashi, diikuti Kakashi yang mengalah mengikuti keinginan Sakura. Padahal tujuan Kakashi memperlambat perjalanan mereka adalah karena ia khawatir pada Sakura yang kelaparan, Kakashi beranggapan bahwa memperlambat pergerakan mampu menjaga kondisi tubuh tetap stabil, dan berfikir sebaliknya jika ia mempercepat gerakannya itu akan memperburuk keadaan terlebih dalam perut kosong.

"Baiklah kalau begitu, naiklah kepunggungku,"
Tiba-tiba Kakashi sudah ada dihadapan Sakura sambil membungkuk.

"Tidak perlu, aku masih kuat."

"Tidak usah sok kuat, aku memang sudah tau. Tapi ayolah gerakan ku jauh lebih cepat darimu."

Dengan pasrah Sakura pun akhirnya mau menerima tawaran Kakashi.

"Terima kasih, sensei kau~

"Aku yang seharusnya berterima kasih Sakura, kau sudah dengan sabar mengikuti perjalanan misi ini."

Sakura terdiam, sedikit tersenyum. Entah apa yang membuatnya tersenyum, tapi mendengar perkataan Kakashi hati Sakura merasa tersentuh mendengarnya.

、、、

Rokudaime-sama!! I Love youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang