Pagi ini, dimana semua orang tampak bahagia. Kecuali diriku. Aku yang sejak satu jam terakhir memandangi pantulan diriku di cermin. Semua riasan telah melekat pada diriku. Layaknya mimpi, sekarangpun sama rasanya. Hanya saja jika di mimpi mungkin tidak ada rasa gugup dan gelisah. Kali ini aku sangat merasa gugup dan gelisah.***
Sore, tepat di hadapanku. Orang yang berhasil membuat hatiku berpaling dari cinta pertamaku. Orang yang berhasil membuatku pergi meninggalkan zona nyamanku. Orang yang tidak pernah ku sangka-sangka. Bukan karena wajah tampan miliknya. Bahkan sebelum aku melihat wajah aslinya, dia sudah berhasil mencuri perhatianku. Meskipun terkadang, aku harus merasa kecewa. Tapi kali ini dia benar-benar menunjukkan keseriusannya.
"Kau melamarku?" Dia mengangguk, meski terlihat sedikit keraguan padanya. Namun, aku yakin bahwa tujuannya memang itu.
Hal seperti ini dulu sering ku bayangkan, meskipun tidak bersamanya. Dulu aku membayangkan, Sasuke datang kepadaku dan menyatakan cinta. Setelah itu aku dan dia menjalani hubungan sebagai sepasang kekasih. Lalu dia melamarku di suatu waktu, dan aku menerimanya. Hingga kami memiliki anak dan hidup bahagia. Betapa indahnya khalayan masa kecil itu.
Kini, bukan tentang cinta masa kecil. Tetapi tentang cinta untuk masa depan dan selamanya. Aku tidak mampu menolaknya, karena aku juga ingin kejelasan antara aku dan dia. Aku tidak ingin dia terlalu tua untuk menjadi seorang mempelai pria. Ya, meskipun tidak ada batasan untuk cinta.
"Jadi bagaimana?" Dia memperhatikanku. Tentu aku tidak bisa membuatnya menungguku, walau hanya untuk sekedar jawaban iya atau tidak.
Aku mengangguk tanda menerimanya. Aku tidak tahu apa yang terjadi beberapa detik setelah menerimanya.***
"Sakura, Kakashi-sensei sudah menunggumu. Astaga kau masih sibuk memandangi dirimu, kau sudah terlihat sempurna Sakura, cepat jangan membuat laki-laki itu menunggu," Ino bergegas masuk dan membantuku.
"Ino, aku sangat gugup." Ino segera menarik tanganku.
Ku lihat, Kakashi-sensei raut wajahnya terlihat tenang tengah menungguku di depan sana. Ya, meskipun pernikahan kami hanya mengundang orang-orang terdekat, tapi tetap saja bagiku, siapapun yang berada di posisi ini pasti merasakannya. Rasa gugup yang tak karuan.
Akad berjalan dengan lancar, sekarang aku sudah sah menjadi seorang istri dari senseiku sendiri. Dia menarik maskernya lalu mencium keningku. Ciuman itu sangat luar biasa menggetarkan hatiku. Ku tatap wajahnya yang tidak tertutup masker.
"Apa kau bahagia?"
Aku masih menatapnya lekat-lekat, sebenarnya aku mendengar apa yang dia katakan. Hanya saja, aku tidak ingin menjawab pertanyaannya. Aku hanya ingin menikmati pemandangan langka ini.
Dia segera kembali memakai maskernya itu. Aku berusaha mencegahnya, tapi gerakannya lebih cepat dariku.
"Kenapa kau mencegahku? Kau ingin semua orang mengetahui ketampananku?"
"Biar saja semua orang tau."
Kakashi-sensei kembali memegang maskernya. Aku segera meraih tangannya, sungguh laki-laki ini sangat serius.
"Ada apa?"
"Kau lebih baik seperti itu saja."
"Wanita aneh,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rokudaime-sama!! I Love you
FantasyLima tahun, setelah perang dunia shinobi keempat, semua desa telah membaik dan mulai mengalami beberapa perubahan. Semua shinobi yang selamat dari perang itu pun kembali menjalani kehidupan mereka dan melanjutkan hidup mereka dengan menikah, tak ter...