Mengobati

486 41 0
                                    

Setelah mendapat persetujuan dari Mizukage. Sakura dan Chojuro merasa lega, kini mereka tidak perlu merasa canggung lagi.

Sakura telah membuat janji dengan Kakashi untuk bertemu, namun saat bertanya pada Guy. Ternyata Kakashi sedang menemui para Daimyo yang sedang mempersiapkan acara pelantikan Kakashi sebagai Hokage yang baru.
Mendengar hal itu Sakura jadi teringat tentang kata-kata yang dibicarakan Chojuro kemarin.

'Pasti dia tidak akan memiliki waktu untukku, padahal aku sangat merindukannya hari ini. Terlebih jika ia sudah resmi menjadi Hokage'

Kata-kata Chojuro ada benarnya juga, Sakura hanya bisa pasrah dan berharap Kakashi akan meluangkan waktu untuknya walau hanya sekedar bertemu, jika Kakashi memang benar-benar mencintainya.

Sakura memutuskan pergi menemui Tsunade, untuk membujuk Tsunade agar mau menerima keputusan atas perasaanya dengan Kakashi. Kebetulan Tsunade sedang tidak sibuk.

"Jadi Sakura, kenapa kau menemuiku?"

"Anu.. nona Tsunade maaf aku ingin berbicara sesuatu denganmu. Tapi sebelum itu tolong dengarkan aku."

"Ya. Sepertinya aku tau apa yang ingin kau bicarakan,"

"Kau mungkin sudah tau, kalau aku dan .. Kakashi-sensei~~

"Sakura apa kau yakin bahwa Kakashi mencintai dirimu?"

Sakura sedikit ragu untuk menjawab pertanyaan itu, sebenarnya masih ada sedikit keraguan di hatinya. Mengingat bahwa Kakashi tipe orang yang kelihatannya sulit untuk mencintai seseorang.

"Aku, .. aku yakin dengan perasaanya. Aku sangat yakin,"

"Sakura, kau sudah ku anggap sebagai anakku sendiri. Aku sangat terkejut kalau kau dan Kakashi, saling mencintai. Mendengar itu aku sedikit khawatir tentang Kakashi. Kau tau dia lebih dewasa darimu, bahkan itu terlihat jelas dari perbedaan usia yang sangat menonjol,"

"Lagipula apa yang membuatmu, jatuh cinta padanya?"

Sakura tertunduk lesu, ia berusaha menerima hal itu.

"Nona Tsunade, aku tau. Aku dan dia berbeda, tapi apakah perbedaan menjadi penghalang untuk aku dan dia? Aku menyukainya karena .. dia selalu melindungiku aku mengaguminya sejak aku masih menjadi muridnya,"

Tsunade menghela nafas.

"Kalau soal melindungimu, Naruto lebih sering melindungimu bukan? Baiklah jika memang seperti itu, aku mengerti dalam perasaan tidak boleh ada pelarangan atau dipaksakan. Aku hanya berharap yang terbaik untukmu."

"Kau sungguh-sungguh?!"

"Tentu saja, aku baru ingat ada hal yang harus aku lakukan. Apa kau akan tetap disini?"

"Hmm .. tidak, aku akan segera menemui seseorang,"

Sakura berpamitan lalu pergi menemui Ino.
Sementara itu Kakashi.

"Kami sudah menyiapkan semua persiapan untuk acara pelantikan, dan acara pelantikan itu akan dilaksanakan lusa. Apa kau keberatan Kakashi?"

"Kenapa cepat sekali?"

"Ini permintaan dari Tsunade,"

'Kau sudah mengerjaiku, dengan alasan sebuah misi dan sekarang kau ingin cepat-cepat pensiun'

"Baiklah apa ada yang ingin kau tanyakan lagi Kakashi?"

"Tidak."

"Kalau begitu pertemuan kali ini selesai."

Para Daimyo meninggalkan ruangan itu, begitu pula dengan Kakashi. Ia merasa sedikit malas, setelah tau ia akan menjadi hokage lusa nanti. Setelah keluar dari ruangan itu, ia baru ingat kalau ia dan Sakura akan bertemu hari ini. Ia pun bergegas pergi ke tempat yang sudah dijanjikan.
Sesampainya disana melihat Sakura yang sedang duduk melamun, Kakashi segera menghampirinya.

"Maaf sudah membuatmu menunggu Sakura,"

Sakura diam tak merespon ucapan Kakashi, tampak Sakura masih tersesat dalam lamunannya.

"Sakura kau baik-baik saja?"

Sakura tetap diam, dan hanya fokus pada pikirannya. Kakashi tidak ingin memaksakan jawaban dari Sakura, ia juga ikut diam, sampai Sakura benar-benar menyudahi lamunannya.

"Sensei, maaf aku~~

"Kau melamun."

"Aku baik-baik saja, dan kau tidak perlu meminta maaf seperti itu,"

Sakura diam dan tertunduk, ia bingung bagaimana cara menyatakan keresahannya serta kegelisahannya kepada Kakashi.

"Ada apa? Kenapa kau kembali diam? Bicaralah kepadaku."

Kakashi membelai rambut Sakura, sambil tersenyum penuh harap, Kakashi berharap Sakura tidak menyembunyikan apapun darinya.

"Baiklah, jika kau tidak mau bicara. Tidak apa-apa, aku tidak akan memaksa,"

"Sensei .. aku merindukanmu."

Sakura bersandar pada bahu Kakashi, sementara Kakashi sedikit terkejut akan hal itu. Tapi mendengar bahwa Sakura merindukannya, Kakashi merasa senang mendengarnya. Jujur saja ia juga merasakan hal yang sama, padahal mereka tidak bertemu selama beberapa hari saja.

"Aku juga Sakura,"

Mereka terdiam sejenak untuk melepas rasa rindu. Resah dan gelisah yang Sakura rasakan perlahan mulai memudar. Sejenak Sakura bisa melupakan kegundahannya. Namun ketika Kakashi hendak bertanya tentang apa sebenarnya hubungan yang mereka jalani saat ini. Seharusnya yang bertanya tentang itu adalah Sakura, namun Kakashi hanya memastikan apakah Sakura masih menganggapnya sebagai guru, atau seseorang yang berbeda. Mengingat Sakura masih tidak bisa lepas memanggil Kakashi dengan embel-embel sensei. Namun, Sakura juga memikirkan hal yang sama. Niat Kakashi untuk bertanya pada Sakura, kini didahului oleh Sakura yang menanyakan hal yang ingin ia tanyakan pada Sakura.

"Sensei .. Apa kau menganggapku sebagai kekasihmu?"

"Ya, bagaimana denganmu?"

"Aku .. Aku tidak tau. Kau pasti akan sibuk setelah menjadi hokage kan?"

"Itu sudah pasti tapi, aku bertanya tentang hal lain bukan?"

"Tentu saja kau kekasihku, menurutmu untuk apa aku menolak perjodohan itu?"

Kakashi terkekeh pelan mendengar jawaban Sakura, entah kapan ia dan Sakura menjalani hubungan sebagai sepasang kekasih. Tapi sejak saat itu, Kakashi merasa ada seseorang yang telah mengisi kekosongan dalam hati dan juga hari-harinya.

"Kalau begitu, buktikan padaku kalau kau adalah kekasihku."

'Apa dia menyuruhku untuk menciumnya?'

Sejenak Sakura memperhatikan wajah Kakashi yang setengahnya tertutup oleh masker. Sempat ragu namun Sakura memberanikan diri untuk memberi sebuah ciuman kepada Kakashi. Kakashi merasa bahwa Sakura kebingungan mendengar perkataanya. Namun tiba-tiba sebuah ciuman mendarat di bibir Kakashi, meskipun tertutup masker ciuman itu sukses membuat Kakashi tidak dapat merasakan apapun kecuali detak jantungnya yang berdetak tak karuan.

Sakura segera menarik wajahnya yang mulai memerah, dan mencoba untuk memalingkan wajahnya. Terlihat oleh Sakura, Kakashi masih mematung karena hal yang dilakukan oleh Sakura.

'Aku harap kau puas menggodaku hari ini Sensei, kau sangat menyebalkan. Tidak bertemu denganmu membuatku rindu, tapi bertemu denganmu membuatku merasa seperti gadis konyol'

Meskipun sempat terdiam Kakashi secepatnya menyadari apa yang Sakura telah lakukan padanya.

"Apa .. kau menciumku?"

"Kau yang memintaku untuk .. membuktikannya padamu."

"Hmm .. membuktikan apa? Apa aku memintamu untuk menciumku?"

'Kami-sama kenapa aku bisa jatuh cinta padanya'

"Terserah kau saja Sensei,"

"Aku senang atas itu Sakura, maaf sudah membuatmu merindukanku. Dengan menggodamu, begitulah caraku mengobati rasa rindumu selain hanya bertemu."

Bisik Kakashi.

、、、

Rokudaime-sama!! I Love youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang