Ilusi Berakhir

741 60 5
                                    

'Apa yang harus aku lakukan, tidak ada hal yang bisa dimakan disini, aku bisa mati kelaparan kalau begini'

Sakura terus berjalan sambil memegangi perutnya yang terus berbunyi. Wajar saja sudah tiga hari dia tidak makan apapun dan masih terjebak dalam ilusi itu. Dalam perjalanannya ia terus berusaha untuk mengingat hal-hal yang menyenangkan agar pikirannya tidak melulu memikirkan rasa laparnya.

"Baiklah Sakura, kau ingatkan tentang misi tim tujuh waktu itu, saat itu ada Naruto yang selalu bersikap ceroboh untuk menarik perhatian orang-orang sangat lucu sekali, dan juga cinta pertamaku yang selalu terlihat tidak peduli dengan apapun yang ada disekitarnya."

Sakura menggelengkan kepala sambil terkekeh mendengar pembicaraannya sendiri.

Disisi lain..

"Tuan, aku rasa ini adalah ilusi."
Seekor anjing berbicara pada Kakashi.

"Seperti genjutsu tapi, bukan sekedar genjutsu. Seperti mugen tsukoyomi tapi tidak berbahaya,"
Lanjut anjing itu.

"Hmm .. ilusi ya. Lalu apa kau sudah melacak keberadaan Sakura saat ini?"
Kakashi berpikir sejenak untuk mencari cara keluar dari tempat itu.

"Aku agak sedikit merasakan keberadaannya kira-kira dia berada di arah sana, baiklah aku akan pergi."
Anjing itu menghilang setelah menjalankan tugasnya.

'Pakkun bilang dia ada diarah sana, jika benar ini hanyalah ilusi apakah aku bisa menemukan jalan keluarnya?'

Kakashi melanjutkan perjalanannya, tidak peduli rasa haus dan lapar yang ia rasakan, saat ini yang terpenting baginya adalah menemukan keberadaan Sakura. Kakashi berjalan ke arah yang di tunjukan oleh Pakkun, perjalanan berjalan dengan lancar tanpa ada musuh apapun, sehingga Kakashi masih bisa menyimpan chakranya. Begitu pula dengan Sakura.

Disaat yang bersamaan meskipun berbeda tempat, baik Kakashi ataupun Sakura menghentikan langkah mereka. Mereka mendongakkan wajahnya menatap langit senja. Dan dalam hati mereka bertanya.

'Oh kami-sama, dimana jalan keluarnya?'

Setelah terhenti mereka melanjutkan perjalanan meskipun hari sudah malam, tapi mereka berdua melanjutkan perjalanan tanpa menghiraukan rasa kantuk, lelah, dan lapar yang mereka rasakan.
Sampai akhirnya mereka tidak dapat menahan rasa kantuk dan tertidur.

Terdampar sendirian disuatu tempat memang sangat menakutkan, apalagi tidak ada satu makhluk hidup kecuali kita. Namun bagi para shinobi situasi seperti itu sudah biasa terjadi, karena memang mereka dilatih untuk bisa bertahan hidup dalam situasi apapun, terutama untuk seorang Hokage yang diharapkan mampu memecahkan setiap permasalahan yang terdapat dalam desa yang ia pimpin suatu saat nanti.

Tsunade sengaja mengikut sertakan Sakura agar jika terjadi sesuatu pada Kakashi, Sakura dapat mensupport Kakashi, tentu saja hanya itu tujuan Tsunade. Tsunade percaya pada Sakura, ia mengakui bahwa Sakura yang sekarang bukanlah Sakura yang dulu, yang hanya bisa berlindung dibelakang Naruto, Kakashi ataupun Sasuke. Tsunade percaya akan tekad Sakura yang mau berjuang menjadi lebih kuat sebagai seorang kunoichi.

Pagi berikutnya..

Ketika Sakura dan Kakashi terbangun dari tidurnya, mereka dikejutkan dengan keadaan mereka sekarang. Mereka sudah ada di tempat awal semua ilusi itu terjadi. Mereka kembali ke tempat awal mereka. Seperti orang linglung mereka melamun sejenak mencoba untuk ingat apa yang sebenarnya terjadi.

"Emm .. Sakura apa kau~

"Aku senang kita bisa bertemu lagi sensei, senang sekali aku pikir kita tidak akan bertemu lagi, aku takut sekali."

Sakura menghamburkan diri pada Kakashi dan memeluknya dengan sangat erat. Ia menangis sejadi-jadinya perasaanya kini antara senang, sedih, merasa lega semuanya bercampur dan tertuang dalam tangisannya. Kakashi membalas pelukan Sakura, ia hanya bisa berkata dalam hatinya.

'Aku juga senang Sakura, aku juga merasakan ketakutan yang kau alami. Aku bersyukur pemilik ilusi ini menghentikan permainannya'

"Tapi Sakura aku tidak merasakan apa yang kau rasakan, apa kau takut kehilanganku dan tidak ingin merasa jauh dariku?"
Kakashi secara tidak langsung menggoda Sakura, yang membuat Sakura melepas pelukannya.

"Ti.. tidak! Aku hanya antusias saja,"
Sakura berlalu menuju tenda dan mengambil ranselnya.

"Sakura aku bercanda, kau mau pergi kemana?"
Pertanyaan Kakashi sama sekali tidak dihiraukan oleh Sakura.

Kakashi membiarkan Sakura pergi meninggalkannya. Ia tau para gadis ketika sedang marah lalu pergi begitu saja, nanti juga kembali lagi. Tentu saja hal itu ia dapat dari buku favoritnya.

'Dasar menyebalkan, sempat-sempatnya dia menggodaku'

Sementara itu..

"Nona kau cukup aneh, padahal ilusi itu baru saja dimulai,"
Sunuze bingung dengan rencana Tsunade padahal ia adalah asisten Tsunade tetapi ia sama sekali tidak tahu tentang apa yang Tsunade rencanakan.

"Aku sudah menghentikannya, apa yang harus aku lakukan lagi?"
Tanya seorang laki-laki

"Cukup itu saja, kau boleh melanjutkan kegiatanmu,"

Laki-laki itu membungkuk lalu pergi meninggalkan Tsunade dan Suzune.

Tsunade kembali melihat berkas-berkas yang masih menumpuk di mejanya. Sementara Suzune masih sangat penasaran dengan hal yang disembunyikan Tsunade.

"Emm.. Nona anda belum menjawab pertanyaanku tadi,"

"Ah ya, Suzune kau tidak perlu tau. Setelah Sakura dan Kakashi kembali nanti aku akan menjelaskannya,"

"Emm... Lalu laki-laki itu siapa?"

"Nanti juga kau tau, cepat bantu aku mengecek berkas-berkas ini,"

Tsunade mengalihkan topik pembicaraan Suzune, dengan tegas ia menyuruh Suzune untuk membantunya.

、、、


Rokudaime-sama!! I Love youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang