SIXTH PIECE

75 18 1
                                    

Another day, another pain.

Another day, another pain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

"Sembilan,"

Shit. Bang Xiaojun!

Aku menatap tajam Bang Xiaojun yang sedang makan tanpa dosa.

"Yaelah segitu mah masih bagus, liat Lucas! Dia pernah dapet rank 29 dari 32 orang!" Bang Yuta tertawa puas.

"Dih, itu mah sungchan! Gini-gini gua pinter! Jangan salah!" Bang Lucas membela dirinya sendiri.

"Yut, nilai lo juga ancur! Ga ngaca banget," Bang John memukul bahu Bang Yuta keras.

"Nilai jelek mah santai aja, Joo! kek gua," Bang Sungchan merentangkan tangannya bangga.

"Ehh, lo pada inget ga si yang kata Haechan ngambil rapot bareng gua, bilangnya gua ayahnya dia. Sumpah nilai dia merah semua! Tapi gua lupa rank nya berapa," Bang Ten mengoceh seru dengan Bang Jaehyun di hadapannya yang tertawa mengingat kejadian yang dikatakan Bang Ten.

"Kok gua sih, anjir!?" Bang Haechan yang mendengar namanya disebut tidak terima. "Perasaan nilai gua bagus mulu kek punya Jeno,"

"Mimpi lo!" Bang Yangyang tertawa keras di samping Bang Haechan.

Senyum di wajahku mengembang. Entahlah, aku bingung dengan situasi ini tapi disisi lain aku merasa nyaman. Bang Jisung dan Bang Hendery juga sesekali tertawa mendengar celotehan mereka. Bahkan Bang Taeyong dan Bang Kun terlihat mengobrol di kursinya yang terletak bersebelahan.

Suasana ini asing untukku tapi membuatku merasa nyaman.

BRAK!

Kami semua terlonjak, Bang Chenle nyaris menumpahkan minumnya.

"Kalian bangga punya nilai jelek? Kayak gitu masih minta ayah buat ngebanggain kalian?" Ayah meninggalkan ruang makan dengan marah.

Lenggang.

Bang Jaemin lebih dulu beranjak dari kursinya. Kulihat Bang Haechan yang memberikan senyum smirknya dan Bang Sungchan yang memutar bola matanya malas. Ayah mengacaukan makan malam kali ini. Satu per satu mereka beranjak pergi dari ruang makan, aku masih memakan makananku dengan malas.

"Rambut lo bagus," Bang Kun mengusak rambutku pelan.

+ x + x +


6 Desember 2021

Aku sedang menunggu Bang Xiaojun -di bawah pohon yang daunnya hampir habis di makan musim gugur- untuk menjemputku di tempat les seperti biasa. Hari ini udara lebih dingin dari biasanya, sepertinya sebentar lagi salju akan turun.

Haruto menghentikan motornya tepat di hadapanku, kemudian dia melepas helm dan menampakkan wajah tampannya.

"Belom dijemput?" aku menggeleng. "Mo bareng?" dia menepuk jok belakang yang kosong.

PUZZLE PIECE | NCT 2020Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang