TENTH PIECE

64 18 2
                                        

How can emptiness be so heavy?

How can emptiness be so heavy?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

"Lagi ada masalah ya, di rumah?"

Kuhela napas perlahan. Aku mengerti apa maksudnya dan akan kemana arah pembicaraan ini, tapi-

"Maksud lo?"

"Gua orang kedua yang ngucapin selamat ulang tahun ke lo...." Haruto mengutip perkataanku beberapa jam yang lalu "Kenapa? Kenapa gua jadi yang kedua?" lanjutnya dengan nada suara pelan.

Aku tidak menjawab. Lebih tepatnya tidak tau harus menceritakannya atau tidak, atau harus kuawali dari bagian yang mana. Aku menunduk menatap es krimku yang sudah tinggal setengah.

"Gua selalu benci ayah gua," Haruto berkata pelan, nyaris seperti berbisik.

Sekali lagi aku tertegun mendengar ucapannya. Sungguh ucapannya kali ini membuatku benar-benar terdiam, tidak tau harus merespon apa. Tapi aku tetap menunggunya kembali berbicara.

"Karena ayah gua, kakak gua balik ke jepang. Bunda juga jadi ga bahagia disini. Gua terus dituntut buat jadi penerus perusahaan ayah," Haruto menghela nafas sebentar. "Padahal gua lebih milih buat jadi musisi dibanding kerja di tempat perusahaan ayah," lanjutnya lirih.

Tiba-tiba tersungging smirk di wajahnya yang sekarang tengah menunduk. "Tapi mau ga mau gua harus nurut atau tuntutan yang ayah kasih bakal berimbas ke bunda atau justru kakak,"

Aku masih terdiam, merasa bersalah karena membuat Haruto harus menceritakan hal ini padaku dan membuatnya kembali terluka.

"Sori,"

Kali ini aku terkejut, dengan reflek memandang wajah Haruto yang tenang menatap langit. Untuk apa permintaan maaf itu?

"Sori karena lo harus denger cerita kayak gini di hari ulang tahun lo,"

Kembali hening.

Aku menghela nafas pelan.

"Dingin, di rumah gua dingin,"

Aku akhirnya membuka suara, walau dengan suara yang lirih nyaris tenggelam dalam heningnya malam. Haruto tidak merespon, dia menungguku kembali berbicara.

"Gua selalu benci sama keluarga gua, emm... kecuali bunda,"

"Ayah sama abang gua yang lain selalu ngabai-in gua. Selalu! Dari gua kecil," aku menahan napasku sebentar -tidak percaya akan menceritakan hal ini kepada seseorang.

"Gua ngerasa ada yang aneh sama mereka. Ada yang mereka sembunyiin dari gua. Bahkan bunda juga ga akan kasih tau hal apa itu. Mereka nyembunyiin itu dengan cara yang ga adil buat gua. Gua harus jadi yang terbaik karena gua satu-satunya anak perempuan ayah. Ayah mau gua perfect walau sebenernya gua gatau buat apa itu semua. Ayah bilang 'semua buat kebahagiaan kamu' cihh-" aku sadar nada bicaraku terus meninngi seiring aku menceritakan hal ini.

PUZZLE PIECE | NCT 2020Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang