11. Antagonis or Protagonis?

1.1K 216 35
                                    

Ada satu hal yang Veron sembunyikan dari mantan istrinya, Kyan. Hal yang merupakan pilihan terberat dalam hidup pria dewasa itu.

Memilih antara Kyan dan perusahaan miliknya.

Kyan adalah hal berharga yang pernah Veron miliki, dia bersyukur dirinya bisa mendapatkan Kyan tanpa harus bersusah payah.

Tetapi disisi lain, perusahaan nya adalah hal kedua yang paling berarti dalam hidupnya. Perusahaan yang menemani masa-masa berat dirinya hingga berada di puncak seperti sekarang.

Bukan tanpa alasan Veron menemui Kyan setahun sekali, jelas pria itu punya alasan yang besar dan tidak perlu diketahui oleh mantan istrinya.

Itu demi keselamatan Kyan! Veron, pria itu mempunyai sepupu yang tampak luar biasa, dia menghalalkan segala cara untuk merebut posisi di perusahaan milik Veron sekarang.

Cara kotor yang membuat Veron harus ekstra bekerja, salah satunya menjamin keselamatan Kyan. Dua tahun hampir memasuki tiga tahun Veron berjuang, menjaga Kyan dengan cara menjauh dari gadis itu.

Namun, sepupunya semakin gila dan dirinya semakin takut. Hal itu membuat Veron entah kenapa memikirkan sesuatu yang nekat, bercerai.

Dia meminta cerai dari Kyan, berharap sepupunya tidak akan mengganggu Kyan sampai dirinya bisa membereskan makhluk pengganggu itu.

Iya, sejauh ini rencananya berjalan dengan lancar. Namun tidak pernah terpikirkan oleh dirinya bahwa Kyan, mantan istrinya akan dengan secepat ini menemukan pengganti dirinya.

Jeffry Jung.

Walaupun hubungan keduanya belum pasti, tapi Veron tau dengan jelas bahwa pria itu memiliki rasa lebih dari seorang teman untuk mantan istrinya.

Dan Veron tidak akan membiarkan itu, persetan dengan keluarga. Dia tidak akan segan-segan menjatuhkan sepupunya kali ini.

Cukup dengan hal bodoh itu membuat dirinya berjauhan dengan sosok perempuan yang dia cintai. Perempuan pertama dan terakhir.

Ya, pertama. Veron ... tidak memiliki Ibu.

_____________KYAN WORLD______________

Brak!

Seorang gadis yang berada di dalam ruangan itu tersentak kaget saat mendengar suara keras pintu yang di dobrak.

Gadis itu menoleh, mendapati wajah penuh amarah Evelyn yang kini tengah berdiri diambang pintu dengan Kalesa yang setia berada disisinya.

"Bitch! Udah berapa kali gue bilang jangan nyulut emosi gue?! Kenapa lo gak lakuin, hah?! Oh, atau lo sengaja? Seperti yang Kana bilang?!"

"Arghh!"

Gadis itu memekik saat rambutnya ditarik dengan kasar oleh Evelyn, dia mencoba melepaskan nya namun genggaman Evelyn begitu kuat.

"Ma-maaf, Ev. Gue-"

"Halah! Bacot bat lo," ujar Kalesa menyahut.

Matanya menatap tajam ke arah gadis itu, "Awalnya gue gak begitu peduli sama atensi lo, Geana. Tapi gara-gara lo, Kana semakin menjauh dari gue sama Evelyn!"

Geana, gadis yang rambutnya ditarik kasar oleh Evelyn itu tersenyum manis. Dengan satu tendangan darinya, cengkaraman Evelyn pada rambutnya terlepas dan kini Evelyn sedang menunduk memegangi perutnya.

"Bagus dong, pelindung kalian udah gak ada lagi. Kepercayaan Kana buat kalian udah gak ada, itu artinya kesempatan buat gue deketin dia semakin banyak," balas Geana dengan raut polos seakan dirinya tidak bersalah.

Gadis itu berdecih sinis menatap Evelyn dan Kalesa, lalu beranjak pergi meninggalkan dua orang itu di dalam gudang.

Geana berjalan dengan senyum mengembang, 'Saatnya menaklukan Kana,' batin gadis itu senang.

_____________KYAN WORLD______________

Kyan menghela napas panjang, menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur milik Kana. Matanya bergulir kesana-kemari sembari otaknya sibuk bekerja.

12 hari sebelum dia kembali ke tubuh asli Kyan, dan dalam waktu singkat itu dia harus siap diikuti oleh makhluk menyebalkan ketiga setelah Veron dan Jeff.

Ugh, mengapa dia harus dipertemukan dengan manusia modelan Faenzo?!

Ok, baiklah. Tenang, rileks kan pikiran. Anggap bahwa kau sedang liburan yang benar-benar liburan! Bukan abal-abal seperti ini.

[Maafkan saya, Tuan.]

Kyan menutup mata mengabaikan permintaan maaf dari sistem. Dia mengubah posisi rebahan nya menjadi tengkurap.

[Tuan, tetapi disini ada salah satu jodoh anda.]

"Hah?" Kyan bangkit dengan wajah linglung, dia masih memproses pernyataan sistem di otak mungilnya itu.

"Apa maksudmu saat aku kembali nanti, dia akan ikut bersamaku?" tanya Kyan dengan raut wajah serius yang jatuhnya malah terlihat imut.

[(Memalingkan wajah) Ya, Tuan. Dia akan mengikuti anda.]

"Hei, seberapa cintanya dia padaku? Dan sebentar, siapa dia itu?" tanya Kyan lagi, kali ini raut wajahnya berubah menjadi bingung.

[Saat ini dia masih berada ditahap suka, Tuan. Tetapi nanti dia akan mencintai anda hingga tidak sanggup hidup tanpa anda. Dan tentang siapa dia itu, untuk sekarang masih menjadi rahasia Tuan.]

Kyan mengangguk-angguk seolah paham, padahal nyatanya tidak.

"Baiklah. Aku tidak peduli, aku ingin tidur," ujar Kyan sambil menguap. Matanya yang bulat kini berair membuat sistem tidak sanggup melihat keindahan itu.

"Selamat tidur, sistem," lirih Kyan sebelum terjatuh ke alam mimpi.

[Selamat tidur juga, Tuan.]

Sistem menghilang mengikuti Kyan menuju alam bawah sadar. Bersama menyelami mimpi sang bunga tidur entah itu bunga segar atau bunga layu.

_____________KYAN WORLD______________

Disebuah ruangan dengan keadaan yang kacau balau, seperti habis terkena angin topan. Terlihat seorang pria dengan usia matang menatap sendu ke arah layar ponselnya.

Menampilkan dua orang dengan pose ala-ala anak alay itu, sang pria adalah dirinya dan satu lagi adalah wanita yang berhasil menarik perhatian nya. Siapa lagi jika bukan Kyan.

"Huft." Helaan napas pasrah itu kembali keluar dari bibir tebalnya, matanya menutup dengan raut wajah yang tampak frustasi.

"Ek, sebenarnya bisnis apa yang kau lakukan hingga tidak mengabari ku sama sekali? Ini baru dua hari dan aku sudah sangat-sangat merindukanmu. Oh, jangan lupa dengan mantan suamimu yang menyebalkan itu. Bolehkah aku membunuhnya, Ek?"

Semua ungkapan penuh keresahan itu keluar, jangan lupakan dengan sedikit umpatan untuk musuhnya saat ini. Ya, sekarang dia memiliki musuh. Siapa lagi jika bukan Veron.

"Veron sialan, jika aku tau kau kembali menyakiti Ek-ku, maka aku tidak akan segan-segan lagi membantai dirimu. Oh, atau kita akan melakukan perang? Sepertinya itu menarik." Jeffry mengangkat sudut bibirnya, membentuk senyum miring yang terasa sangat pas dengan pahatan wajahnya.

Tentu saja semua itu terasa sangat pas. Jangan lupakan bahwa dirinya, Jeffry Jung adalah seorang antagonis. Alur berbeda bukan berarti peran itu tertukar.

Semuanya masih sama, antagonis tetaplah antagonis. Walaupun memiliki jalan cerita yang tak lagi sama, namun peran tetaplah sama.

Jadi, siapakah yang akan memenangkan pertandingan akhir nanti?

Apakah kubu pemeran protagonis?

Apakah kubu para antagonis?

Atau ... sang figuran kita?

Kyan, si pemegang kendali keadaan dunia. Tanpa Kyan, dunia itu hancur. Karena sorot dunia sekarang ada pada dirinya, si pemeran utama yang sedang menikmati masa liburannya, mungkin.

KYAN WORLD ||Hiatus||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang