Bagian 01

719 364 295
                                    

Selamat membaca

Sebelum membaca cerita ini, lebih baik kita berkenalan lebih dulu dengan dua tokoh utama dari cerita Alfian dan Alfira.

Alfira Historia Anatasya merupakan gadis yang cantik dan pintar yang membuat siapa saja akan tertarik untuk memilikinya. Namun karena sifat dari Alfira yang tegas, keras dan pemberani membuat para laki-laki tidak berani mendekatinya. Alfira juga perempuan yang sangat anti menye-menye.

Alfira ini anak tunggal dari keluarga yang sederhana dengan ibunya bekerja sebagai penjual makanan di depan rumahnya. Sedangkan ayahnya sudah lama tidak hadir di kehidupannya karena sudah menikah lagi dengan perempuan lain saat Alfira masih menginjak umur 3 bulan menurut cerita ibunya. Sehingga hal ini  membuat Alfira tumbuh besar tanpa adanya kasih sayang dari seorang ayah.

Karena tanpa kehadiran sosok ayah di kehidupanya  malah membuat Alfira tumbuh besar menjadi perempuan yang kuat, pekerja keras dan tahan banting. Alfira juga tumbuh dengan kecerdasan otak di atas rata-rata  yang membuatnya dengan mudah mendapatkan beasiswa di salah satu sekolah favorit di Jakarta. Beasiswa yang didapatkan oleh Alfira ini ia dapat dengan tidak mudah pasalnya ia harus berusaha lebih keras dan belajar dengan giat untuk mendapatkan beasiswa ini, sebab Alfira ingin meringankan beban ibunya dalam melakukan biaya sekolah. Di sekolah tempat Alfira mendapatkan beasiswa ini diisi oleh anak dari orang kaya dan terpandang. Meskipun begitu tidak menyulutkan tekad Alfira untuk terus membantu ibunya mencari nafkah dan menambah uang jajan dengan menjual nasi bungkus di sekolahanya.

Alfian Devano Anggara anak tunggal dari keluarga Adi Santoso yang merupakan keluarga cukup terkenal karena memiliki banyak  restoran di berbagai kota di Indonesia dan luar negeri.

Alfian Devano Anggara  memiliki wajah yang sangat tampan yang membuat siapa saja yang melihatnya akan terpesona hanya dengan tatapannya. Selain itu, Alfian memiliki aura yang sangat dingin yang membuatnya mempunyai kesan yang misterius dan penuh teka-teki.
Alfian bukan anak asli Jakarta, ia berasal ini dari Malang yang merantau ke ibu kota untuk menyelesaikan masalah yang belum terselesaikan dan menghindar dari orang tuanya yang selalu mengekang dan tidak diberikan kebebasan untuk melakukan hal yang ia inginkan.

***

Awal pertemuan yang tidak disengaja atau emang sudah ditakdirkan oleh tuhan.

Malam hari jalanan yang tampak sepi dengan hanya diterangi lampu remang-remang Alfira berjalan sendirian dengan membawa keperluan bahan-bahan untuk berjual ibunya besok. Alfira melangkahkan kakinnya dengan santai tanpa ada rasa takut sedikit pun terhadap setan apalagi penjahat, sebab hal ini sudah biasa Alfira lakukan.

Jalanan yang sejak tadi terlihat sepi tiba-tiba terdengar suara knalpot sepeda motor cukup bising yang dikendarai oleh dua orang dengan menggunakan topeng dan pakaian serba hitam. Pengendara sepeda motor itu kemudian berhenti di depan Alfira yang hendak merampok barang bawaan milik Alfira. Dengan keberanian yang Alfira punya, ia malah menantang duel dua perampok tersebut untuk bertarung. Namun keputusan yang diambil oleh Alfira untuk mengajak duel dua perampok tersebut tidak menyelesaikan masalahnya. Malah kini Alfira mulai tersudutkan oleh dua perampok yang ternyata memiliki kemampuan bela diri diatas dirinya.

Sebuah pengendara sepeda motor yang dikendari oleh sosok laki-laki berhenti di depan para perampok. Sosok laki-laki tersebut turun dari sepeda motornya dengan langsung menghajar kedua orang perampok tersebut sampai mereka pergi dengan wajah babak belur. Alfira pun bisa terselamatkan berkat sosok laki-laki yang telah menolongnya.

"Makasih ya, sudah menyelamatkanku. Kalau enggak ada yang nolongin aku, pasti udah beda ceritanya." ucap Alfira."

Laki-laki itu berbalik badan dengan tatapan yang dingin "Lain kali jangan jalan sendirian, apalagi malam hari."

"Iya lain kali aku akan lebih berhati-hati." ucap Alfira menggaruk rambutnya yang tak gatal  sembari tertawa kecil.

Laki-laki itu tidak meresponya dan bergegas menaiki sepeda motornya lalu pergi meninggalkan Alfira sendirian lagi di jalan yang sunyi dan sepi.

"Baik sih, tapi kayaknya sama aja." batin Alfira dalam hatinya.

"Kenapa dia sama." batin Alfian.

~~~~
Kritik dan saran dari kalian sangat aku butuhkan.

Bantu vote dan komen juga ya teman-teman agar terus semangat
Terima kasih:)

Alfian & AlfiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang