Bagian 19

62 19 42
                                    

Selamat Membaca nawak-nawak

Bang Dila mengendarai sepeda motornya dengan membonceng Alfian di belakang. Mereka berdua sedang dikejar oleh empat orang misterius yang terus mengikuti. Bang Dila mengarahkan sepeda motor nya ke sebuah tempat sepi yang hanya diterangi oleh lampu jalan.

Bang Dila menyembunyikan sepeda motornya di semak-semak lalu mengajak Alfian berdiri di tengah jalan untuk memancing empat orang misterius masuk ke dalam area pepohonan yang gelap. Empat orang misterius yang mengejar ini akhirnya berpencar dengan bermodalkan senter hp untuk mencari Alfian di tengah rimbunnya pepohonan dan gelapnya malam.

Bugh

Bang Dila yang bersembunyi dibalik pohon berhasil memukul salah satu dari mereka tepat di bagian leher belakang yang langsung membuat orang misterius ini pingsan di atas tanah.

Sedangkan Alfian harus satu lawan satu dengan orang misterius ini. Ia langsung melayangkan pukulan terhadap Alfian, tapi pukulanya berhasil ditangkis oleh Alfian. Kini giliran Alfian yang melakukan serangan dengan berhasil melayangkan pukulan tepat di rahang orang misterius ini. Tak berhenti disitu Alfian mulai mengambil ancang-ancang untuk memberikan tendangan kaki yang tepat mengenai wajah orang misterius ini sampai terjatuh tak berdaya di atas tanah.

Alfian menghampiri orang yang tergeletak itu dengan membuka kain yang menutupi wajahnya. Ternyata Alfian tidak mengenali wajah orang yang menyerangnya. Segera Alfian berlari ke tempat bang Dila berada untuk pergi dari tempat ini.

Bang Dila mengendarai sepeda motornya dengan kecepatan tinggi untuk menghindari kejaran dari sisa orang misterius yang belum dilumpuhkan.

Kini bang Dila menghentikan sepeda motornya di depan rumah yang besar dengan gerbang tinggi sebagai penghalangnya.

"Al gue tidur di rumah lo ya, buat mastiin lo aman." ujar bang Dila.

"Bilang aja takut pulang sendiri bang." ucap Alfian yang mendapatkan senyuman lebar dari bang Dila.

Bang Dila dan Alfian memasuki rumah besar yang menjadi tempat tinggal Alfian sendiri selama di Jakarta.

Mereka yang memasuki rumah ternyata masih diikuti oleh seseorang secara diam-diam dari kejauhan.

😜😜😜

Alfira selalu bangun pagi untuk melakukan rutinitas membantu ibunya menyiapkan masakan untuk nasi bungkus. Selesai membantu ibunya Alfira bergegas menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, lalu masuk ke dalam kamar untuk mengganti pakaian yang ia pakai dengan seragam sekolahnya. Keluar dari kamar tidurnya Alfira dikejutkan dengan sosok laki-laki yang sedang duduk di meja makannya sambil membantu ibunya mempersiapkan nasi bungkus.

"Al lo ngapain disini?" tanya Alfira berjalan menuju ke meja makan untuk duduk.

"Mau jemput Alfira, sekalian sama bantuin ibu kamu." balas Alfian sambil membungkus setiap nasi bungkus.

"Untung ada dek Alfian yang bantuin ibu, kalau nggak bakal lama selesainya. Lagian lama banget ganti pakaian nya?" tanya Marissa sambil menyiapkan nasi bungkus.

"Ganti pakaian nya cepat bu, tapi Alfira lama di kamar karena sedang cari buku sejarah yang tiba-tiba nggak ada." balas Alfira.

"Buku Sejarahnya kan dikumpulin Ra." sahut Alfian yang langsung membuat Alfira teringat.

"Mana lagi bu nasi bungkusnya yang harus disiapkan?" tanya Alfira bersemangat untuk membantu ibunya.

"Udah beres semua Ra, kan ada nak Alfian yang ngebantuin. Kalau gitu bilang makasih sama nak Alfian." suruh Marissa kepada anaknya.

Alfian & AlfiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang