Bagian 16

101 48 161
                                    

Tamales Membaca

Alfian yang sedang duduk sendirian dibelakang taman sekolah sambil menikmati roti dan sebotol teh pucuk dengan mencoret-coret buku yang ia bawa. Tempat taman belakang sekolah ini biasanya digunakan oleh siswa-siswi untuk pacaran berduaan.

"Alfian." panggil Merita yang tidak direspon oleh Alfian yang tetap mencoret-coret bukunya.

"Lo ngapain disini sendirian? disini kan tempat buat pacaran." ujar Merita lagi yang membuat Alfian menghentikan menulisnya dan beranjak pergi.

"Alfian lo mau kemana? gue mau bicara sama lo."

"Maaf aku nggak bisa, mau buang air besar." ujar Alfian berbohong untuk menghindar dari Merita.

"Pantesan kita kesini kok bau kentut nggak enak gitu." ujar Lita menutup hidungnya karena bau kentut yang luar binasa.

"Masak iya seganteng Alfian bau kentutnya nggak enak kayak gini." ujar Siti menutup hidungnya juga.

"Sebenarnya itu bau kentut gue tadi yang habis makan jengkol." ujar Merita tertawa kecil tak merasa bersalah.

"Makanya Alfian pergi mungkin nggak tahan bau kentut lo yang mengalahkan bau bangkai binatang." ejek Lita.

"Sumpah Mer bau kentut lo udah kayak TPA bantar gebang." hina Siti.

Alfian yang sedang berjalan sendirian menyusuri lorong-lorong kelas dengan banyak siswa perempuan yang memperhatikannya dan menyapanya. Alfian sudah sering mendapatkan perlakukan kayak gitu yang membuatnya hanya tersenyum kecil untuk membalasnya. Langkah Alfian yang sedang menyusuri lorong kelas harus terhenti oleh Reza beserta anggotanya yang sedang menghadangnya.

"Lo gue peringatkan untuk menjauhi Merita." ujar Reza menatap tajam Alfian.

Alfian tersenyum dengan mengacungkan jari jempolnya yang langsung berbalik badan untuk mencari jalan lainnya agar tidak terjadi keributan kayak dulu lagi.

"Bos langsung kita hajar nggak bos anak songong itu." ucap salah satu anggota geng reza,"

"Jangan! simpan tenaga kalian buat besok."

Alfira yang sedang duduk santai di meja bangkunya sambil menyantap nasi bungkus dengan ditemani Dion dan Syahla. Tiba-tiba didatangi oleh segerombolan geng the black lion yang dipimpin oleh Nabil memasuki kelas Alfira yang membuat para siswa lainya keluar karena ketakutan. Nabil mengambil posisi duduk di sebelah Alfira untuk bisa lebih dekat lagi memandangi wajah cantik dari Alfira.

"Hallo Alfira." sapa Nabil tidak dihiraukan oleh Alfira yang terus menyantap nasi bungkusnya.

"Lo sedang makan apa? kayaknya enak tuh." ujar Nabil lagi."

"Makan daun sama rumput." ujar Alfira.

"Kayak sapi dong." celetuk Syahla tertawa.

"Bukan sapi, tapi kambing." timpal Dion membuat mereka berdua tertawa.

Nabil langsung menatap tajam Dion dan Syahla yang membuat mereka langsung berhenti tertawa.

"Yang lo makan itu, bukanya nasi sama ayam goreng ya?" tanya Nabil ingin mencairkan suasana dengan Alfira.

"Kalau sudah tahu kenapa nanya bambang suryo." balas Alfira.

Alfian memasuki ruang kelasnya dengan memasukkan kedua tangannya di saku celananya. Banyak dari anggota the black lion yang memberikan tatapan tajam tak suka dengan Alfian yang dulu pernah membuat keributan dengan mereka. Alfian tak memperdulikan tatapan tajam dari mereka yang terus berjalan santai untuk menuju ke tempat duduknya.

Alfian & AlfiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang