Bagian 31

23 7 11
                                    

Tamales Membaca nawak-nawak:}

Sepulang sekolah Alfian bersandar di tembok dekat parkiran untuk menunggu Reza.

Beberapa detik Alfian menunggu, Reza muncul dengan para anggota the black lion lainnya di parkiran. Reza menaiki sepeda motornya dengan berlalu pergi bersama anggota the black lion lainnya. Segera Alfian menaiki sepeda motornya untuk mengikuti Reza dari kejauhan.

Setelah mengendarai sepeda motor dengan jarak tempuh sekitar 50 meter dari sekolah, Reza dan anggota the black lion menghentikan sepeda motornya. Mereka berhenti disebuah bangunan cukup tua yang merupakan markas berkumpulnya dari geng the black lion.

Alfian menghentikan sepeda motornya dengan mengambil jarak yang jauh dari markas the black lion. Hal ini dilakukan Alfian agar tetap bisa menjaga jarak dan tidak diketahui oleh Reza atau pun anggota the black lion lainnya.

Alfian yang mengawasi gerak-gerik Reza dari kejauhan memperlihatkan kalau Reza sedang memberikan tos tangan kepada anggota the black lion yang kemudian meninggalkan markas. Segera Alfian menghidupkan sepeda motornya untuk menyusul kepergian Reza.

Alfian mengikuti Reza dari arah belakang dengan tetap menjaga jarak aman agar tidak dicurigai keberadaanya yang sedang mengikuti Reza.

Reza yang sedari tadi melajukan sepeda motornya dengan kencang kini mulai memperlambat laju sepeda motornya saat memasuki gerbang yang dibukakan oleh seorang satpam. Rumah yang dimasuki oleh Reza tampak besar dan mewah yang membuat Alfian langsung suudzon kalau ini rumah tempat tinggal dari ketua geng the black lion yang bernama Reza Addison Emiliano.

Dari kejauhan Alfian terus mengawasi tempat tinggal Reza dengan berharap Reza akan keluar hari ini. Sembari menunggu Reza keluar dari rumahnya, Alfian memesan semangkuk bakso untuk mengisi perutnya yang mulai lapar.

Berselang beberapa menit Alfian menunggu, pagar dari rumah reza mulai terbuka dengan menampakkan sosok reza yang pergi keluar meninggalkan rumahnya. Segera Alfian menghabiskan baksonya dengan cepat tanpa sisa termasuk kuahnya.

Selesai membayar bakso Alfian bergegas menyalakan sepeda motornya untuk menyusul kepergian Reza. Diperjalanan Alfian terus membuntuti Reza kemana ia akan pergi hari ini.

Reza menghentikan sepeda motornya di sebuah cafe, lalu masuk ke dalamnya. Alfian tidak ikut masuk kedalam cafe dengan lebih memilih menunggu di seberang jalan sembari membaca materi pelajaran sekolah yang berbentuk pdf yang berada di gawainya.

Setelah 10 menit lamanya Alfian menunggu, Reza keluar dari dalam cafe dengan membawa buku menu dan menggunakan celemek.

Alfian yang melihat Reza sekarang berkata dalam hatinya "Masa iya Reza yang merupakan ketua geng the black lion dan memiliki rumah yang mewah bekerja jadi pelayan cafe."

Setelah sedikit tahu mengenai Reza, Alfian memutuskan untuk pulang karena langit sore perlahan menghilang yang akan berganti dengan langit hitam malam. Alfian akan kembali lagi besok ke tempat cafe dimana Reza berada untuk menemuinya.

😜😜😜

Alfian duduk di balkon dengan ditemani secangkir teh hangat dan sebuah buku pelajaran. Alfian kerap belajar di balkon dari pada di meja belajarnya yang berada di kamar. Menurutnya belajar di balkon lebih nyaman karena bisa sesekali melihat bintang ataupun bulan yang bercahaya di tengah gelapnya malam. Sedangkan belajar di kamar menurutnya terasa membosankan dan serasa selalu dipanggil oleh kasur untuk merebahkan tubuh di dirinya yang terasa empuk dan nyaman.

Di balkon Alfian belajar tentang materi yang dijelaskan oleh pak Napoleon tadi di kelas. Hal ini sudah menjadi kewajiban Alfian untuk mempelajari materi kembali agar tidak lupa dan lebih memahami materi. Sembari membaca dan memahami materi, Alfian menyeruput teh hangatnya yang sudah terasa sedikit dingin.

Alfian & AlfiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang