Bab 10 : Menuju Halal

28.9K 3.8K 169
                                    

26 Januari 2022.

Bismillaahirrohmaanirrohiim.

Gimana kabarnya? Semoga kalian selalu dalam perlindungan Allah, ya, aamiin💞

Maaf ya, kalau agak molor nih up-nya soalnya lagi sibuk (cielah pake sok"an sibuk)😭🤣

Oke, langsung aja ya. Jangan lupa follow akun ini sebelum lanjut baca❤️

Ambil baiknya, buang buruknya yaa. Dipersilakan banget buat yg mau kasih kritik dan saran wkwk.

Bab 10 : Menuju Halal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bab 10 : Menuju Halal

***

Banyak hal yang sudah terlewati dan kini tiba saatnya. Tisha memandangi aneh dirinya di cermin besar seukuran tubuh orang dewasa yang berada di depannya.

Beberapa kali gadis itu memutar badannya yang memakai sebuah gaun pengantin berwarna putih bersih dengan hiasan yang sederhana dan tidak terlalu mencolok.

Kerudung segiempat yang digunakan Tisha menjulur hingga menutupi dada, ditambah kain penutup yang setiap ujungnya diberi manik-manik. Tak lupa ada mahkota kecil singgah di kepalanya.

"Aneh banget gak sih, Kak, aku pakai baju putih kayak gini?"

Tisha meminta pendapat Tara yang sedang duduk mengamati tingkah adiknya. Saking tak terbiasanya ia memakai baju berwarna terang membuatnya merasa aneh.

Tara menggeleng pelan. "Enggak, kok. Hari ini kamu keliatan cantik banget."

Tisha berhenti memutar tubuhnya di depan kaca. Ia memalingkan wajahnya menatap Tara dengan kening berkerut dalam. Gadis itu berjalan mendekat sambil menyingsingkan sedikit gaunnya, agar tak kesulitan berjalan.

"Seriusan aku gak keliatan aneh pake gaun putih?" Tisha bertanya sekali lagi. "Malah kayak mbak kunti."

Perempuan itu menggeleng sembari menahan tawa. "Ngapain Kakak harus bohong, hm?"

"Coba tanya sama baby," lanjut Tara menunduk mengelus perutnya. Tisha lantas mengarahkan pandangannya mengikuti pergerakan Tara.

Tisha pun langsung berjongkok tak mempedulikan bagaimana nasib gaunnya. Ia ikut mengusap perut sang kakak sambil mencondongkan kepalanya mendekat.

Tisha kemudian mengajukan pertanyaan. "Kata bunda kamu, Tante keliatan cantik hari ini. Emangnya iya, ya?"

Mereka terdiam beberapa saat, hingga akhirnya bayi di dalam perut Tara menendang dan Tisha bisa merasakannya. Gadis yang memakai make-up tidak terlalu mencolok itu membuka mulut terkejut.

"Kakak gak bohong, kan? Kamu itu emang cantik, Tis." Tara lanjut memperjelas.

Tisha mengangguk dan terlihat heboh. Ia sangat senang bisa merasakan sendiri tendangan sang keponakan, meskipun sebelumnya sudah sering seperti ini. Tisha semakin tak sabar menyambut kedatangan keponakan pertamanya yang diketahui jenis kelaminnya laki-laki.

HISYAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang