27 Maret 2022.
Bismillahirrahmanirrahim.
Ambil baiknya buang buruknya. Bantu koreksi kalau ada yang salah ya💗
Bab 33 : Rencananya Meleset
***
Di lorong hotel yang sepi Tisha melirik setiap nomor yang tertera di pintu dan mencocokkannya dengan kunci yang ada di tangan. Entah mengapa Tisha sangat bersemangat. Lain halnya dengan Syam yang merasa lesu seolah ia mendapatkan firasat buruk.
"Kita pulang, ya?"
Permintaan Syam terucap bersamaan dengan Tisha yang telah menemukan kamar hotel yang dimaksud. Ia mencoba untuk membukanya. Setelah terbuka, Tisha menoleh malas mendengar ajakan Syam.
"Sebenarnya saya juga pengen cepet-cepet pulang, tapi saya takut Mbak Vanya malah berbuat yang enggak-enggak."
"Vanya gak akan melakukan apa pun. Saya jamin." Syam berusaha menyakinkan istrinya.
Tisha percaya penuh kepada Syam dan sama cemasnya dengan laki-laki itu. Namun apa dayanya, ia hanya ingin melindungi Alif.
Tisha menghela napas gusar. "Kita selesaikan ini secepatnya, baru pulang," katanya sambil menarik tangan Syam masuk ke kamar.
Selama menjelajahi kamar yang luas, Tisha tak henti-hentinya berdecak kagum. Mengamati seluruh ruangan kamar hotel yang cukup mewah. Pantas saja harganya tidak main-main karena fasilitasnya pun lengkap.
Tisha duduk di sofa bersebelahan dengan Syam. Di hadapan mereka sudah tersedia banyak hidangan pesta di atas meja kaca.
"Nginep semalem di sini kira-kira berapa, Pak?" tanya Tisha iseng kepada Syam mengingat laki-laki itu memiliki lingkar pertemanan dengan orang-orang yang lebih dari mampu alias kaya.
Dengan tangan yang saling menyatu dan bertumpu di atas paha, Syam begitu santainya berucap, "Mungkin lima jutaan, bisa kurang, bisa lebih."
Tisha refleks tersedak ludahnya sendiri mendengar perkataan Syam. "Ya Allah ... Tapi emang sebanding sih, sama fasilitasnya."
"Kalau saya disuruh nginap di sini gak akan mau," terang Tisha membuat kening Syam berkerut.
"Kenapa? Mahal?"
Tisha mengangguk membenarkan. "Selain mahal, saya juga gak nyaman kalau tidur di sini. Takut disuruh ganti sprei kalau spreinya kena noda."
Syam dibuat tertawa dengan pemikiran random istrinya. Tisha memang paling pandai menghibur suasana hati Syam, meski perempuan itu tidak sedang melucu.
Lagi-lagi Tisha berdecak tak suka ketika Syam mencubit kedua pipinya gemas. Entah mengapa ia sulit sekali memprotes Syam dan tidak menyadari bahwa bibirnya menyunggingkan senyum melihat Syam tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
HISYAM
RomansaTisha Atifa cukup terpaksa menerima Hisyam Al-Ghifari sebagai masa depannya. Tak pernah sekalipun terpikirkan oleh Tisha, jika dirinya akan dilamar seorang duda yang memiliki seorang putra. "Kalau gitu, saya minta alamat rumah kamu." "Buat apa?" "K...