3 Februari 2022.
Bismillaahirrohmaanirrohiim.
Gimana kabarnya? Semoga kalian selalu sehat yaa. Makasih banyak udah mau nunggu dan baca cerita ini.
Ambil baiknya, buang buruknya ya. Bantu koreksi kalau ada yang salah hehehe.
Follow dulu yuk sebelum lanjut baca💗
Bab 15 : Syarat
***
Alma geleng-geleng kepala merasa heran melihat bagaimana ngototnya Tisha yang ingin masuk kerja. Hari ini seharusnya Tisha cuti setelah menikah, tetapi gadis itu malah bersemangat untuk bekerja.
Ketika Alma menanyakan alasannya, Tisha menjawab bahwa ia tidak tahu apa yang akan dilakukannya di apartemen sendirian. Makanya, Tisha menyibukkan diri di Fathir Bakery sambil menunggu pangeran kecilnya pulang.
Langkah wanita berkerudung instan itu teranyun mendekati pegawai sekaligus menantunya yang baru selesai melayani customer.
Alma berdeham sekali dan langsung mengalihkan atensi Tisha. Perempuan berkerudung segiempat berwarna hitam itu keluar dari meja kasir lantas berdiri di sebelah ibu mertuanya.
"Pas banget, Bu. Saya ada hal yang mau ditanyakan," ungkap Tisha membuat kedua tangan Alma terlipat di depan seraya menaikkan dagunya.
Tisha yang peka menutup mulutnya, menyengir saat ingat apa kesalahannya. Perempuan itu terkekeh. "Maaf, Mah. Kebiasaan."
"Gapapa. Namanya juga baru adaptasi." Alma tersenyum memaklumi. "Tadi mau tanya apa?"
"Biasanya Mamah kalau belanja bulanan buat Alif sama Pak Syam dimana, ya?" Tisha menyengir sembari menggaruk pipinya. "Takutnya kalau saya beliin di warung kelontong barangnya banyak yang gak cocok."
Alma menahan tawa tatkala mendapati ekspresi lucu menantunya.
"Tergantung, ya. Kalau Syam sama Alif ada di rumah, kita belanjanya di Grand Indonesia. Tapi kalau gak sempat, Mama beli sendiri di supermarket depan perumahan."
Tisha sontak menjatuhkan rahangnya kaget tak menyangka mendengar penuturan Alma. Sampai sini Tisha memahami satu hal, jika orang berduit memang beda caranya menghabiskan uang.
"Kamu mau belanja bulanan, ya?"
Alma mampu menebak tepat sasaran membuat Tisha yang tadinya terbengong entah karena apa menjadi tergugah dari lamunannya.
Tisha mengangguk dan tersenyum kaku. "Hehehe. Iya, Mah. Di rumah stoknya pada habis."
"Saran Mamah, mending kamu pergi ke mall aja habis Alif pulang sekolah. Udah lama Alif gak main ke mall, minimal ajak dia refreshing bentar."
KAMU SEDANG MEMBACA
HISYAM
RomansTisha Atifa cukup terpaksa menerima Hisyam Al-Ghifari sebagai masa depannya. Tak pernah sekalipun terpikirkan oleh Tisha, jika dirinya akan dilamar seorang duda yang memiliki seorang putra. "Kalau gitu, saya minta alamat rumah kamu." "Buat apa?" "K...