Bab 12 : Doa Alif

29.6K 3.7K 52
                                    

29 Januari 2022.

Bismillaahirrohmaanirrohiim.

Kalau berkenan jangan lupa follow akun diaryalna sebelum lanjut membaca ya. Thank you ✨

Ambil baiknya, buang buruknya. Bantu koreksi kalau ada salah💞

 Bantu koreksi kalau ada salah💞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bab 12 : Doa Alif

***

Untuk pertama kalinya, Tisha makan malam berdua dengan seseorang yang baru dikenalnya. Siapa lagi kalau bukan suaminya, Hisyam Al-Ghifari. Sedangkan si kecil Alif tengah sibuk di kamar karena telah selesai makan malam.

"Kamu mau honeymoon kemana?" tanya Syam mendongak dari sepiring nasi lauk ayam goreng yang ada di hadapannya.

"Saya ada beberapa rekomendasi negara yang bisa kita kunjungi nanti. Kalau Turki gimana?"

Tisha menengadahkan kepalanya, kemudian berdecak malas. "Pak ... Kita ini udah bertiga. Udah ada Alif. Masa Alif ditinggal?"

"Mama udah setuju mau jagain Alif waktu kita honeymoon."

Tisha tidak terkejut lagi. Sudah dari dulu Syam dikenal dengan orang yang selalu mengurusi rencana. Mungkin bisa jadi sejak ia lamaran hingga nanti dia memiliki momongan, Syam telah merencanakan semuanya.

Tisha menggeleng kembali ke topik pembahasan. "Saya gak mau honeymoon."

"Kenapa?"

Tisha tak jadi menyuapkan makanannya ke mulut, ia meletakkan sendoknya sembari menarik napas dalam-dalam. Gadis berkerudung itu melipat tangan di atas meja, menatap Syam lekat.

Tisha mulai menghitung dengan jarinya. "Pertama, saya gak bisa ninggalin Alif karena saya gak mau jauh-jauh dari dia."

"Kedua, uang yang kita keluarin buat honeymoon bisa buat tabungan masa depannya Alif. Atau kita jadiin uang itu buat amal jariyah kita."

"Dan yang ketiga, saya belum nyaman pergi berdua aja sama laki-laki."

Syam tercengang. Ternyata sejak awal ia mengenal hingga menikahi Tisha, yang selalu gadis itu prioritaskan adalah Alif. 

Namun Syam sama sekali tidak masalah. Walaupun Alif bukan anak kandung Tisha, tapi gadis itu menganggap Alif lebih penting dari dirinya sendiri.

Syam mengembangkan senyum hangat sambil berusaha menyakinkan Tisha. "Saya suami kamu, Tisha. Saya bukan orang asing lagi. Saya minta kamu baik-baik dari Ayah."

Tisha ingin memprotes, tapi Syam lebih dulu menyela. "Dan ya, kamu orangnya hemat banget."

"Kenapa?" Tisha menaikkan dagunya menantang. "Gak suka?"

Syam menggeleng seraya menarik dua sudut bibirnya senang. "Enggak. Justru saya suka perempuan yang hemat dan bisa mengelola keuangan dengan baik."

"Ah, iya, saya lupa." Tisha ingat sesuatu, ia menepuk pelan kepalanya. "Anak manajer emang dikenal sama orang-orang ngirit."

HISYAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang