9 Maret 2022.
Bismillahirrahmanirrahim.
Ambil baiknya buang buruknya. Bantu koreksi kalau ada salah ya 💗
Bab 27 : Bermuka Dua
***
Syam terbangun ketika ia membalikkan tubuhnya ke samping kiri dengan tangan yang meraba bagian tengah kasur. Karena tidak menemukan seseorang yang sebelumnya tertidur bersamanya, Syam membuka sedikit kelopak matanya. Dan benar saja, sang putra sudah tidak ada di sebelahnya. Syam tersenyum tipis di tengah-tengah nyawa yang belum terkumpul sepenuhnya.
Anak itu jika sedang sakit memang manjanya minta ampun, meski hanya lecet di bagian lutut. Sebetulnya jika Alif mengeluh sakit, obat paling manjur hanya kehadiran papanya. Karena di dekat Syam, Alif merasa nyaman.
Syam mendudukkan dirinya dengan mata yang masih terpejam, rasanya berat sekali membuka mata. Detik selanjutnya terdengar suara kenop pintu dibuka, muncullah Alif yang nampak sudah bugar sambil membawa perlengkapan salatnya.
Syam menipiskan bibir melihat bagaimana Alif sampai berjinjit ketika akan menutup pintu kembali. Setelahnya Alif berlari kecil menghampiri papanya dengan wajah yang menggemaskan, saat sampai anak itu meringis. Lukanya yang tertutup plester terbentur ujung kasur.
"Papa ... Ayo, banguuun!" bisik Alif lucu melihat papanya masih memejamkan mata, walaupun posisinya telah duduk bersila.
Alif menoel-noel paha Syam. "Ayo, mandi, Pa. Habis itu kita ke masjid!" seru Alif lagi dengan suara pelan.
Syam tersenyum mendengarnya, menggeliat sebentar kemudian mengucek sambil menghilangkan kotoran yang ada di ujung mata.
Syam lantas mengangkat tubuh mungil Alif yang berdiri di samping tempat tidur, lalu mendudukkannya dengan hati-hati di pangkuannya.
"Bangun duluan gak bilang-bilang," kata Syam dengan suara serak khas bangun tidur. Alif menutup mulutnya lalu tertawa cekikikan.
"Eh, malah ketawa." Syam mencubit sekilas hidung mancung putranya. Syam geleng-geleng melihat Alif yang tingkahnya sangat lucu.
"Mandi sendiri, apa bareng sama Papa, hm?"
"Bareng Papa."
"Kalau gitu, Papa minta tolong ambilkan handuk di gantungan, ya?" tunjuk Syam ke arah gantungan handuk yang ada di dekat lemari pakaian.
Alif mengangguk patuh, menyanggupi perintah Syam. Badan kecilnya diturunkan dari pangkuan papanya lantas berjalan cepat menuju tempat yang Syam tunjukkan.
Syam beralih pada Tisha yang tertidur sangat nyenyak, tidak terbangun sama sekali padahal lampu menyala terang. Tentunya si kecil yang menyalakan seluruh lampu.
Perempuan itu baru saja merubah posisi menjadi miring ke kanan, sehingga Syam bisa dengan leluasa memandangi wajah istrinya. Syam menyibak selimutnya kemudian mencondongkan badannya mengarah pada Tisha.
KAMU SEDANG MEMBACA
HISYAM
RomanceTisha Atifa cukup terpaksa menerima Hisyam Al-Ghifari sebagai masa depannya. Tak pernah sekalipun terpikirkan oleh Tisha, jika dirinya akan dilamar seorang duda yang memiliki seorang putra. "Kalau gitu, saya minta alamat rumah kamu." "Buat apa?" "K...