Bab 39 : Tapi Caranya Salah

17.1K 2.4K 321
                                    

10 April 2022.

Ambil baiknya buang buruknya. Bantu koreksi kalau ada salah 💗

 Bantu koreksi kalau ada salah 💗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bab 39 : Tapi Caranya Salah

***

"Kalau barangnya udah datang, jangan lupa dicek dulu. Kalau ada yang rusak nanti diretur," ucap Syam memberi saran kepada Tisha sambil menerima tas kerja yang disodorkan istrinya.

Tisha memanyunkan bibirnya tak suka. "Harus banget, ya, pakai make up?"

"Gak ada salahnya dandan buat suami."

"Biar apa? Saya udah cantik gini."

"Iya, saya tahu kamu itu cantiknya, cantik banget." Syam berujar dengan sungguh-sungguh.

"Ya, emang." Tisha mengangkat bahunya enteng dengan kepercayaan diri yang semakin tinggi. 

"Kalau bisa pake make up bakal tambah cantik. Apalagi nanti pas saya lihat dari atas."

Tisha spontan memukul perut Syam karena kesal. Syam justru tertawa puas, ia senang mendapati pipi istrinya merah merona akibat ulahnya padahal ia hanya bercanda.

Syam gemas melihat senyum malu-malu Tisha. Lelaki itu mengacak puncak kepala Tisha dan mendaratkan kecupan di dahi istrinya itu tanpa aba-aba.

"Ciee... yang sekarang udah mulai jatuh cinta sama saya." Syam usil menggoda Tisha dengan menaik-turunkan alisnya seraya menaikkan dagu perempuan itu.

Tisha mendengus sebal. Cepat-cepat ia mengalihkan pandangannya. "Mana ada?"

"Buktinya malam tadi, malam kemaren, terus kemaren, kemaren, kemaren, kemaren—"

Tisha segera membekap mulut Syam karena risih. Ia tak ingin Syam melanjutkan kalimat yang entah kapan habisnya.

"Gak sebanyak itu, ya!" Tisha menahan kesal. Syam lagi-lagi sukses membuat jantungnya berdegup kencang saat teringat hal itu.

Syam menurunkan tangan Tisha dari mulutnya. "Tapi, kamu yang minta duluan."

"Minta apa?"

"Minta saya."

Tisha menggeram tertahan, merasa geregetan ingin mengobrak-abrik wajah Syam yang tak berhenti merecokinya. Ia ingin berteriak membalas Syam, tapi tak jadi lantaran Alif sudah kembali dari kamar setelah mengambil sesuatu yang sempat tertinggal.

"Ayo, Pa!" ajak Alif meraih tangan Syam dan sedikit menariknya.

"Tempat pensilnya udah?"

Alif mengangguk yakin menjawab pertanyaan dari papanya. Syam dan Alif lantas berpamitan sebelum pergi meninggalkan Tisha sendirian di apartemen.

Sepeninggalnya kedua lelaki beda umur itu, Tisha tiba-tiba merasakan perutnya seperti diremas-remas yang mengakibatkan dirinya mual. Alhasil, ia segera berlari menuju wastafel dan memuntahkan semua isi perutnya. Setelah itu Tisha merasa badannya lemas, kepalanya juga terasa pusing.

HISYAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang