Bab 40 : Kabar Baik

19.1K 2.3K 134
                                    

12 April 2022.

Bismillahirrahmanirrahim.

Ambil baiknya buang buruknya. Bantu koreksi jika ada salah💗

 Bantu koreksi jika ada salah💗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bab 40 : Kabar Bahagia

***

Syam mengajak Galen untuk menyambung obrolan di kantin saja daripada di parkiran yang menjadi jalur keluar masuknya kendaraan. Di cafetaria yang lumayan sepi, Syam dan Galen saling berhadapan dengan dua jus jeruk di atas meja.

"Maksud kamu ngomong kayak tadi apa?" Syam yang lebih dahulu melontarkan pertanyaan mengungkit ucapan Galen di parkiran setelah Tisha pergi tadi.

"Lulusan S2 Oxford masa kalimat sederhana kayak gitu masih bingung?" Galen menyesap minumannya sambil menyunggingkan senyum mengejek.

"Saya gak akan poligami dan saya gak sedang memilih salah satu," tegas Syam meredam emosinya agar tidak terpancing.

"Kalau bisa dua kenapa harus satu, Syam?"

"I just love my wife."

"Kalau dua kamu pasti bahagia, Syam. Yang satu melayani urusan ranjang, satunya lagi urusan rumah."

Brak!

Syam menggebrak meja dengan emosi tertahan. Ia mengetatkan rahangnya dan mengepalkan tangannya kuat merasa kesal mendengar ucapan Galen yang semena-mena. Siapa yang tidak marah mendengar ucapan asal itu?

"Jaga bicara kamu, Galen!" ucap Syam penuh penekanan namun dengan suara pelan supaya orang lain tidak terganggu dirinya lagi.

Bukannya minta maaf, Galen justru semakin menjadi-jadi. Ia menyandarkan punggung ke kursi dengan santai sambil menyesap jus jeruknya seperti sedang menyaksikan peristiwa menyenangkan.

"Lo marah karena apa yang gue ucapin bener?" Galen menaikkan sebelah alisnya menatap Syam, lalu meletakkan gelasnya kembali ke meja.

"Gue udah bisa nebak, Syam. Gak usah gengsi ngakuin kalau mantan istri lo lebih bisa puasin masalah ranjang. Right?"

"SHUT UP!"

Syam yang tak tahan karena Galen terang-terangan merendahkan istrinya memilih untuk beranjak dari duduknya dengan darah yang mendidih, daripada ia menggunakan kekerasan.

Melihat reaksi itu Galen tersenyum kecut. Ia ikut berdiri kemudian menyuruh Syam duduk lagi dengan tenang dan beralasan ingin membahas hal yang lebih penting. Syam menurut meski rasa ingin menghajar lelaki di depannya semakin menjadi-jadi.

"Gue bercanda soal tadi." Galen menepuk-nepuk lengan Syam namun langsung ditepis kasar.

"It's not a joke."

Galen terkekeh geli melihat respon itu.

"Kalau lo emang beneran cinta sama istri lo, harusnya lo hargai perasaan dia. Lupain Vanya, dia itu urusan gue."

HISYAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang