Suasana di ruangan pimpinan yang ada di perusahaan Syahreza saat ini sangat memanas. Bagaimana tidak, semenjak kedatangan Jeffri yang ditarik paksa, membuat perdebatan antara cucu dan kakek itu tidak bisa dilerai. Bahkan pamannya sendiri yang berada di sana juga tidak bisa menahan keras kepala ayah dan ponakannya itu. Tidak dapat dipungkiri, kalau dari dulu, Jeffri sangat tidak suka dipaksa untuk bergabung dengan perusahaan keluarganya sendiri. Dia tidak mau namanya hanya terkenal karena jaminan nama keluarganya. Cukup sekali saja dia dipaksa untuk menikah, tapi sekarang, tidak akan ada paksaan yang kedua kalinya. Dia benar-benar tidak suka itu.
"Sampai kapanpun aku gak akan mau ikut andil dalam perusahaan ini. Opa harus tau itu." Jeffri berucap tegas.
"Jeffri!"
"Aku udah turutin semua maunya Opa dan Oma, tapi untuk yang ini aku beneran gak akan mau."
"Opa udah kasih kamu salah satu perusahaan departemen store, harusnya kamu senang dapat itu Jeffri!"
"Aku akan balikin itu semua ke Opa. Aku gak butuh itu dan aku gak mau lagi terikat lagi dengan sesuatu yang nantinya malah ngerugiin aku!" Jeffri dengan entengnya bilang akan mengembalikan departemen store yang diberikan oleh Opanya itu tahun lalu.
"JEFFRI!" bentak Opanya keras.
"Kalau dulu Opa gak paksa aku buat nikah dan ikutin semua keinginan Opa, aku gak akan menolak untuk gabung ke perusahaan ini. Dan satu lagi, jangan pernah paksa aku untuk menginjakkan kaki aku lagi ke rumah Opa dan Oma." Jeffri tidak main-main dengan ucapannya.
"Tapi perusahaan ini membutuhkan kamu Jeffri! Kamu penerus perusahaan ini. Seharusnya kamu sadar, bukan membangkang seperti ini." Opa terus memaksa Jeffri untuk mau bergabung ke perusahaan keluarga.
"Perusahaan akan baik-baik saja tanpa aku ikut campur. Om Arsen sudah lebih dari cukup." Jeffri melunakkan nada bicaranya namun tetap terdengar tegas.
Dari dulu memang dia sama sekali tidak mau ikut andil dalam perusahaan Syahreza. Dia akan sukses di jalannya sendiri, seperti ayahnya yang sukses di jalannya sendiri juga. Lagian dari dulu juga ayah dan bundanya tidak pernah memaksa Jeffri untuk bergabung ke dalam perusahaan.
"Kalau kamu menolak gabung, jangan salahkan Opa atas apa yang nantinya terjadi sama kamu."
Jeffri terkekeh sinis. "Opa mau ancam aku apa lagi kali ini?" tanya Jeffri menghela napasnya dalam.
"Kamu tinggal pilih, mau usaha kamu yang Opa hancurin atau istri kamu biar kamu nurut sama Opa."
Deg.
Jantung Jeffri serasa dipukul kuat oleh benda tumpul. Tidak pernah terbayang sekalipun olehnya sang kakek berani untuk menghancurkan usaha apalagi istrinya. Dua hal yang sangat berarti bagi Jeffri.
"OPA!"
"Opa gak akan segan-segan buat hancurin usaha kamu itu. Jangan kamu sangka, Opa dan Oma tidak bisa berbuat jahat sama istri kamu itu! Perjodohan kalian didasari oleh bisnis dan mudah saja bagi Opa buat memisahkan kalian lagi demi bisnis Opa." ancam Opanya yang membuat Jeffri mengepalkan tangannya kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pemeran Utama (SUDAH TERBIT)
Aktuelle LiteraturMasa lalu dan masa depan, tentu saja tidak bisa disamakan. Dua waktu yang mungkin memiliki jutaan perbedaan, baik itu orang ataupun rasa yang pernah ada. Ibarat kata, setiap orang punya masa dan setiap masa ada orangnya. Tidak ada yang bisa memaksak...