01 - Sedeharna itu, Dean

390 64 20
                                    

[Happy reading!]

Haloooo guyss, long time no see. Aku balik untuk melanjutkan dan merubah kisah Dean. Semoga suka yaaa. Selamat membacaaaaa <3

Mobil Toyota Vios berwarnakan silver metalik dengan nomor polisi D 1296 KDYG berhenti di parkiran salah satu fakultas di universitas ternama di Jakarta. Barang-barang di dalam mobilnya sangat penuh. Di belakang kaca ada beberapa tanda pengenal yang dia gantungkan. Di bangku belakang tertata beberapa barang dari tempat dia magang serta beberapa baju ganti yang dia gunakan untuk bekerja. Belum lagi, di bagasi mobil yang dipenuhi oleh perlengkapan alat montir. Barang-barang yang selalu dia bawa setiap harinya agar bisa langsung kerja setelah pulang kuliah. Pemilik mobil menatap sekeliling area parkiran. Dia tidak menemukan seseorang yang dia cari. Hingga sebuah pesan masuk ke ponsel genggamnya.


Ayang <3

Online

| Aku ke student center dulu ya, A, aku usahain cepat.

Oke, sayang. |


Ponsel genggam itu bahkan sudah memiliki motif retakan di setiap sudutnya. Layar LCDnya juga sudah rusak dengan beberapa garis hitam yang mengganggu penglihatan saat harus membaca pesan dari orang lain. Terlihat sangat using dan sudah tak layak pakai. Tidak ada baginya niatan untuk mengganti ponsel genggamnya tersebut. Baju saja sengaja tiap hari dia cuci agar bisa menggunakannya lagi besok harinya. Tidak ada yang spesial dari Dean. Dia, laki-laki sederhana yang dapat membuat suasana sekitarnya menjadi lebih damai dengan kepribadiannya.

Dia menurunkan kursi mobilnya hingga bisa membaringkan badannya sejenak. Selalu seperti ini, kalau bukan dia yang telat, ya kekasihnya yang bakalan telat. Alasannya juga logis, tidak jauh-jauh dari masalah perkuliahan. Sekitar 20 menit menunggu, kaca mobilnya diketuk dari luar. Dia kira kekasihnya yang datang, tapi ternyata bukan. Dia memutar matanya malas saat melihat siapa yang berdiri di samping mobilnya.

"Kak Dean!!!" Suara nyaring yang terdengar antusias itu memenuhi gendang telinga Andrean Putra Abimana, atau akrab dipanggil Dean. Sudah tidak heran lagi Dean akan suara berisik ini.

"Bisa gak sih, gak usah teriak?" omel Dean dengan muka juteknya.

"Kak Dean makin ganteng aja, mau jemput aku ya, Kak? So sweet banget sih, Kak! Tau aja aku mau pergi!"

Dean langsung turun dan menahan cewek itu buat tidak masuk ke dalam mobilnya. "Haduh punten ini ya, kursi penumpang gue udah ada hak miliknya, udah paten. Jadi kalau mau masuk, harus izin yang punya. Apalagi yang mau naik itu cewek."

Perempuan itu malah berdengus kesal. "Kak Dean gitu banget. Mending sama Diandra aja, kan Diandra cantik, Diandra imut, Diandra manis."

Dean sudah berusaha menahan mimik wajahnya untuk tidak menunjukkan wajah julidnya kepada perempuan mungil yang ada di hadapannya sekarang.

"Pede bener lo, sok-sokan Diandra segala. Aul mah Aul aja." Itu suara Hanan yang datang bersamaan dengan Kaureen, kekasihnya Dean.

"Apaan sih lo malah ikut-ikutan," kesal Diandrana Auliya atau akrab dipanggil Aul.

"Diandra, Aul, atau apapun itu kumaha maneh we! Gue mau berangkat dulu. Ayok, Yang!"

"Gue gak diajak nih?" tanya Hanan dramatisir karena dia sudah berharap bakalan diajak juga.

"Berdua dulu ya." Dean langsung menjawab santai.

"Berduaan gitu ga baik, kan yang ketiga setan. Lagian tujuan kita juga sama, iya kan Rin? Ke opening kafenya anak bisnis itu kan? Ayolah pengen nebeng."

Pemeran Utama (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang