04 - Akhir hubungan

156 38 5
                                    

Dean sudah satu tahun tidak menginjakkan kaki di Jakarta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dean sudah satu tahun tidak menginjakkan kaki di Jakarta. Sekarang, saatnya dia balik lagi. Dia diterima sebagai guru honorer di salah satu sekolah luar biasa yang ada di Jakarta. Suatu hal yang patut dia syukuri, meskipun sebenarnya Dean sangat ingin bekerja di sektor hukum. Dia harus bisa menerimanya. Lagian gaji yang ditawarkan juga lumayan bisa membayar cicilan utang dan juga rumah sakit. Hal yang pertama kali dilakukan Dean saat sampai di Jakarta adalah bertemu dengan kedua orangtua Kaureen. Sudah sangat lama tidak bertemu dengan orangtua dari kekasihnya itu. Dia memberanikan diri untuk yang kesekian kalinya bertemu dengan kedua orangtuanya Kaureen.

"Selamat pagi, Om, Tante." Dean menyapa dengan senyum tulusnya, berusaha menghormati orangtua Kuareen dengan menyalami beliau walaupun kedua orangtuanya tidak menerima uluran tangannya. Empat tahun sepertinya masih belum cukup untuk membuat kedua orangtuanya Kaureen bisa menerima dirinya.

"Mau apa lagi ke sini? Saya pikir kamu sudah melepaskan anak saya."

"Saya mau bertemu Om dan Tante, mau membicarakan sesuatu. Apakah bisa Om, Tante?"

"Saya gak sudi kamu menginjakkan kaki ke rumah saya. Kalau mau bilang sesuatu, bilang sekarang." Om Herman berucap tegas.

"Ayah, di rumah aja. Gak enak kalau di luar."

"Gak masalah bagi Ayah di luar. Mau ngomong apa kamu?" tanya Om Herman sambil menatap tajam Dean. Tatapan itu membuat Dean menghela napasnya, dia jadi bingung mau lanjut bilang atau tidak. Dean menatap Kaureen yang saat ini menatapnya sedih. Dean menganggukkan kepalanya sambil tersenyum kepada Kaureen, mengisyaratkan kalau dia baik-baik saja.

"Om, Tante. Saya tau saya bukan dari keluarga terpandang. Saya tidak punya harta melimpah seperti Om dan Tante, saya juga tidak punya apa-apa untuk dibanggakan. Kali ini saya sangat ingin agar Om dan Tante merestui hubungan saya dengan Kaureen. Saya benar-benar serius dengan Kaureen, saya akan selalu jaga Kaureen sebaik-baiknya, saya akan berusaha membuat Kaureen bahagia setiap bersama saya. Untuk itu,—"

"Gak akan!" Potong Ibunya Kaureen cepat dengan tatapan mata yang penuh kebencian.

"Saya tidak akan pernah melepaskan anak saya buat cowok seperti kamu. Kaureen sama kamu tidak akan bahagia."

"Ibu selama ini aku selalu bahagia bersama A Dean," ucap Kaureen langsung. Ucapan ibunya tidak benar, dia sangat-sangat bahagia ketika berada di samping Dean. Hari-harinya jauh lebih indah bersama Dean.

"Bahagia apa? Kamu bahagia hidup miskin bersama cowok ini? Dia bahkan tidak pernah memberikan barang mahal buat kamu. Harusnya kamu paham kalau dia hanya main-main dan hanya mengincar kekayaan kamu."

"Ayah!"

"Lihat kan? Gara-gara cowok seperti kamu anak saya berani menentang saya! Semenjak sama kamu, anak saya jadi pembangkang. Tidak pernah nurut sama orangtuanya. Gara-gara siapa? Gara-gara kamu! Orang yang tidak punya apa-apa yang berani-beraninya meracuni isi dan hati anak saya!"

Pemeran Utama (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang