10 - Seharga seblak

108 39 7
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pagi ini Dean mengikuti wawancara di salah satu firma hukum. Dia melakukan yang terbaik agar bisa diterima di sana. Sepanjang wawancara, dia menjawab semuanya dengan santai dan tepat sasaran. Tidak ada kecanggungan dan keraguan dari jawaban yang dia berikan. Hal itu membuat pihak yang mewawancarai berdecak kagum pada Dean. Hanya saja ada kriteria yang tidak dimiliki oleh Dean sehingga dia belum berkesempatan untuk bekerja di firma hukum tersebut. Dean hanya bisa menghela napasnya. Dari awal, dia juga tidak menaruh harapan terlalu besar agar bisa diterima. Dia hanya menyerahkannya kepada Tuhan. Kalau memang ini jalan yang terbaik, dia akan ikhlas dan menerimanya. Dia yakin, Tuhan punya rencana yang lebih baik dari ini.



Pencari cuan 💸💸 (4)

Tama
Apapun hasilnya, diterima atau tidak. Kita tetap rayain

Kenzo
Gue bakal traktir lo apapun hasilnya, Yan

Hanan
Gue udah reservasi tempat, yuk ke kafe apapun hasilnya.
Gue bikini minuman kesukaan lo, Kak

Dean
Belum rezeki, kuylah ke kafe



Di sinilah mereka sekarang. Duduk berempat di sudut kafe tempat Hanan bekerja, alias di kafe Beye. Sengaja pilih di sana karena mereka tahu kalau Hanan selalu kerja di sore dan malam hari. Kalau di tempat lain, mereka gak bisa berempat. Padahal Kenzo, Tama dan Dean mulai dekat dengan Hanan di saat Dean berpacaran dengan Kaureen. Tapi kedekatan mereka berlangsung hingga sekarang.

"Gue traktir Dean doang ya, lo lo berdua enggak." Kenzo kembali mengingatkan.

"Elah pelit banget lo. Gue doain gaji lo ga naik, lo makin sering lembur sampai malam. Nginap noh lo tiap malam di kantor polisi atau di mobil lo itu buat ngintai orang." Tama mendelik tajam sambil mendoakan sohibnya itu biar makin banyak kerjaan.

"Kurang ajar, lo."

Teman-temannya Dean semuanya sudah punya pekerjaan tetap. Hanan bekerja di salah satu firma hukum sebagai pengacara, Kenzo juga sudah bekerja di kantor polisi sebagai detektif yang menangani kejahatan tingkat tinggi, kriminal, dan sebagainya. Dia lulusan kepolisian yang merupakan cabang dari kampus yang sama dengan Kaureen dan Jeffri. Sementara Tama bekerja sebagai teller di salah satu bank.

"Feeling gue sih bener ya, Yan, kalau lo memang ditakdirkan untuk kerja di perusahaan besar. Soalnya di perusahaan kecil bukan standar lo." Tama berucap santai sekaligus menyemangati Dean.

"Iya, makasih ya. Doain aja pokoknya."

"Pastinya kita doain. Gue gak bisa lama-lama duduk ya, ada bos gue soalnya. Bisa dikurangi gaji gue." Hanan langsung berdiri dan pamit buat kembali kerja. Mereka bertiga memberikan jempol dan malah langsung mengusir Hanan biar segera pergi sebelum ditegur bosnya.

Pemeran Utama (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang