Samantha dengan bersusah payah membawa Hardy masuk kedalam rumah nya, berusaha dengan sekuat tenaga untuk tenang dan tidak menangis.
Samantha mengambil kotak p3k, untuk menekan luka Hardy agar pendarahan nya tidak semakin parah, setelah selesai melakukannya, Samantha mengambil ponselnya dan menelepon ayah Hardy, Angga Wijaya.
"Halo Tha ada apa? tumben telfon papi?" ujar Angga
"Pi Hardy" ujar Samantha yang masih sesenggukan
"Halo Tha? kamu nangis? kamu diapain sama Hardy? mana Hardy biar papi yang ngomong ke dia" jawab Angga dari sebrang sana
"Hardy" ujar Samantha yang tak kuasa menahan tangisnya dan menjelaskan tentang keadaan Hardy pada Angga
"Iya Hardy kenapa Tha?" tanya Angga
"Hardy di tembak pi" jawab Samantha lalu kembali menangis karna tak tega melihat Hardy yang sudah berlumuran darah di sekujur tubuhnya
"SAMANTHA JANGAN BERCANDA, KALIAN DIMANA SEKARANG?!" pekik Angga
"Apart Hardy pi" jawab Samantha
"PAPI KESANA KAMU TENANG OKE?" pekik Angga lalu memutus sambungan telepon merekab
Angga terdengar sangat panik, bagaimana tidak, ia hampir kehilangan Hardy 3 kali, dan Hardy adalah anak semata wayang nya.
Hardy pernah hampir meninggal karena kecelakaan yang menyebabkan ia tidak bisa lagi menjadi athlete, lalu Hardy yang hampir bunuh diri dengan menenggelamkan diri nya sendiri dan sekarang Hardy ditembak oleh orang yang tidak ia kenal.
Sesampainya Angga di apartrment Hardy ia langsung bergegas menuju rumah Hardy, dan menggendong Hardy layaknya Hardy masih berusia 5 tahun.
Angga tidak memikirkan hal lain selain keselamatan putra semata wayangnya itu, ia melajukan mobilnya dengan kecepatan 70km/jam, sudah cukup cepat untuk membuat Angga membayar denda di kepolisian.
Angga melarikan Hardy ke rumah sakitnya sendiri, dan ia akan menangani operasi putra nya sendiri. Membawa Hardy yang dalam keadaan pingsan dan berlumuran darah tentu membuat semua perawat yang melihatnya terkejut, karena mereka tidak pernah melihat kondisi Hardy yang separah ini.
"Suster tolong siapkan ruang operasi sekarang" ujar Angga
"Baik dok" jawab suster lina
8 jam telah berlalu dan Angga belum juga keluar dari ruang operasi bersama Hardy, sekarang Samantha sudah bersama dengan Ralita ibu Hardy, Samantha menelepon Sagara menyuruhnya untuk membereskan kegaduhan yang diciptakan Ilham di apartement Hardy, meminta Sagara menyelamatkan Ilham dengan berbagai cara agar ia bisa membalaskan dendamnya, ia tidak perduli bahwa jabatannya akan dicabut yang ia tau adalah, ia harus membalaskan dendam Hardy pada Ilham.
jam sudah menunjukkan pukul 2 dini hari, dan akhirnya Angga, Rina dan Hardy keluar dari ruang operasi, Samantha dan Ralita langsung berlari menuju kearah Hardy, dan bersyukur bahwa Hardy masih selamat.
"Hardy mubgkin butuh waktu 1 minggu untuk sadar, jadi mami dan Samantha, sabar ya" ujar Angga
"Tha Hardy berhasil ngelewatin masa kritis nya, kamu jangan nangis lagi ya sayang" ujar Rina ibu nya.
"Iya ma, makasih ya" jawab Samantha lalu memeluk ibu nya
"Iya, sekarang kamu ikut mama pulang ya, liat kamu udah kumel kucel gini" ujar Rina lalu berpamitan pada Angga dan Ralita
"Mi, Pi Samantha pulang sebentar ya, nanti balik lagi kok" ujar Samantha
"Tha istirahat dulu, disini kan ada mami dan papi yang jagain Hardy, kamu pulang dan istirahat, jangan urusin kasus hari ini dulu, kan ada Sagara yang ngatasin" jawab Ralita
"Iya mi, Samantha pamit pulang dulu ya mi"
KAMU SEDANG MEMBACA
Apartment 501 - completed ✓
Novela Juvenil"We'll meet again" ujar Hardy "We should Hardy" jawab Samantha sembari tersenyum a short story by redwineslover_ start : December, 29 2021 end : January, 26 2022