10

150 11 4
                                    

Samantha sudah berada di dalam mobil milik rekan nya, dan tebakan kalian benar, Samantha sedang berada dalam misi penyeledikan pengedar obat terlarang, yaitu next.

Obat yang dapat membuat siapa pun yang meminumnya akan mengalami halusinasi yang cukup tinggi, sehingga mereka tidak sadar dengan apa yang mereka lakukan. Dan karena obat tersebut, rumah sakit dan kantor polisi selalu dibanjiri dengan para korban yang diserang secara tiba-tiba oleh orang-orang yang mengonsumsi next.

Ditengah-tengah kesibukannya Samantha menyempatkan diri untuk menelepon Hardy, memastikan teman nya itu tidak datang ke tempat nya bekerja untuk membantu menangani situasi di rumah sakit.

"Halo, Dy lo dirumah kan?" tanya Samantha

"Iyaa, kenapa Tha?" jawab Hardy

"Gapapa, nanti gue balik ke rumah lo ya, kita pergi makan soto cak har" ujar Samantha

"Kebakaran anjir soto cak har nya" jawab Hardy

"HAH KAPAN?" pekik Samantha yang membuat rekan-rekan nya melirik ke arahnya.

"Lo jangan teriak-teriak dong, bisa budeg gue lama-lama, kemaren rabu kebakaran nya" jawab Hardy

"Yah gabisa makan soto cak har lagi dong" ujar Samantha

_"THA LO NGAPAIN AYO BALIK KERJA JINK" pekik salah satu rekan Samantha_

"Eh Dy udahan dulu ya, gue balik kerja dulu" ujar Samantha

"Iya yaudah sana" jawab Hardy

Sambungan pun terputus, dan itu menjadi telepon terakhir mereka, karna saat ini Hardy sedang menangani seorang pasien yang sangat berharga untuknya, Samantha.

Beberapa menit yang lalu Hardy memang memutus sambungan telepon antara dirinya dan Samantha, dan saat Samantha kembali ke lokasi, ia di kejutkan dengan rekannya yang mulai tumbang satu-persatu, tanpa diketahui oleh pihak polisi, sang pelaku memiliki senjata api yang ia beli dari black market beberapa minggu yang lalu, Samantha pun mengacungkan pistolnya menghadap ke pelaku, namun hal itu tidak menggetarkan sang pelaku, keadaan berbanding terbalik, Samantha yang awalnya mengancam akan menembak, justru ialah yang tertembak, tepat di dada bagian kiri nya.

Samantha pun langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat, dan itu adalah rumah sakit tempat Hardy bekerja. Semua staff rumah sakit dikerahkan untuk menangani Samantha dan rekan nya, termasuk dokter dari bedah jantung, dan yang saat itu bertugas adalah, Hardy.

Hardy tentu terkejut melihat Samantha menjadi pasien nys, karena beberapa saat yang lalu mereka baru saja merencanakan makan siang bersama, dan sekarng Samantha sudah tergeletak lemas di hadapan nya.

"Apa yang terjadi?" tanya Hardy pada petugas medis

"Pasien mengalami luka tembak jarak dekat, dan terdapat kelim tato di dada bagian kiri pasien" jawab Andrea, sang petugas medis yang membawa Samantha ke rumah sakit.

"DOKTER ANANTA TOLONG SIAPKAN RUANG OPERASI" pekik Hardy

Hardy mengambil handglove latex dan dengan perlahan membuka plastik penutup yang terdapat pada dada kiri Samantha, para suster juga berusaha menberi Samantha nafas buatan. Samantha dibawa menuju ke ruang xray dan setelah itu ia di larikan ke ruang operasi.

15 jam telah berlalu dan Hardy pun berhasil mengeluarkan peluru dari tubuh Samantha,
lalu Samantha oun di pindahkan ke ruang perawatan intensif karena kondisi Samantha masih harus diawasi untuk beberapa jam ke depan.

Hardy tidak keberatan bahwa ia harus menjaga Samantha semalam penuh, karena ia harus memeriksa Samantha dengan tangan nya sendiri.

Tetapi takdir berkata lain, 3 jam setelah Samantha keluar dari ruang operasi, ia tidak kunjung sadar dan tiba-tiba saja Samantha mengalami henti jantung, yang tentu membuat Hardy panik, lalu ia meminta petugas medis alat AED (automated external defibrillator) hingga ke tekanan 200, Hardy pun berusaha dengan sekuat tenaga untuk mengembalikan detak jantung Samantha, Hardy pun melakukan cpr selama 10 menit, namun tetap tak berhasil. Ia lagi-lagi meminta AED dengan tekanan 200 joule, namun hal itu tetap tidak berhasil.

Dengan berat hati, Hardy menyatakan waktu kematian Samantha.

26 December 2021, pukul 00.45, aku menyatakan Samantha Angelyn Pramunugraha, meninggal dunia.

Hardy dengan tangan gemetar menutup jasad Samntha dengan selimut dan ia terjatuh lemas, Hardy menangis sekencang-kencang nya. Ia menyesali keputusan nya untuk menunggu waktu yang tepat agar ia dapat menyatakan perasaan nya pada Samantha. Kini, rekan kerja, sahabat dan cinta pertama nya telah menjnggal dunia.

Hardy keluar dari ruangan Samantha, ia diberi banyak ucapan turut berduka dari para petugas medis yang membantu nya menangani Samantha, ia juga mendapat pukulan seorang ibu yang kehilangan putri semata wayangnya, Hardy juga mendapatkan usapan seorang ibu yang mengerti bagaimana hancurnya Hardy sekarang, juga ia mendapatkan tepukan bahu dari 2 orang ayah yang juga sama hancurnya seperti Hardy.

27 December 2021
pukul 08.00 pagi

Hardy dan keluarga nya berserta keluarga Samantha sudah berada di salah satu rumah duka di Surabaya, tak henti-henti nya keluarga Samantha mensapatkan ucapan turut berduka cita dan karangan bunga terus berdatangan. Hardy duduk termenung di dekat peti Samantha, Hardy menatap kearah peti milik Samantha. Hardy tidak pernah merasa sangat amat kehilangan seperti ini, dan ia tak kalah kacau nya dengan orang tua Samantha.

pukul 11.15 pagi,

Proses pemakaman Samantha berjalan dengan lancar, tentu dengan iringan suara tangis dari rekan, keluarga, dan Hardy. Ibu Samantha sempat pingsan karena terlalu banyak menangis dan shock. Namum proses pemakaman tetap berjalan dengan lancar, dan Samantha kini sudah berada di liang lahat, di tempat peristirahatan terakhirnya.

"We'll meet again Sam, we should meet again. sekarang lo udah balik ke pangkuan Tuhan, lo yang tenang ya Sam. it would take times for me to moved on from you, tapi lo ngga udah khawatir, karena lo bakalan hidup di hati gue, always and you'll never be replace." ucap Hardy sembari mengusap nisan yang bertuliskan nama sang pujaan hati.

Hardy berjalan dengan sempoyongan kembali ke mobilnya, dan tangisan Hardy kembali pecah saat ia berada di kobil sendirian. Namun hidup terus berjalan dan Hardy juga akan berpura-pura tegar dengan kematian Samantha. Tentu banyak hal yang berubah pada diri Hardy, ia yang dulu sangat hangat dan ramah pada demua orang kini berubah menjadi sangat dingin, dan susah di gapai.

the end.

"Bukan kita yang tidak bisa bersatu, namun takdir lah yang tidak ingin kita untuk bersatu." -Hardy Angga Wijaya

" -Hardy Angga Wijaya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Apartment 501 - completed ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang