10

1K 78 7
                                    

Sudah dua minggu Gulf berada di ruangan penyiksaan milik Mew, setiap hari Gulf selalu di siksa oleh Mew tetapi Gulf tidak melihatkan tanda-tanda dirinya sedang tersiksa sama sekali, bahkan dia seperti orang yang sangat menikmati siksaan yang diber...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah dua minggu Gulf berada di ruangan penyiksaan milik Mew, setiap hari Gulf selalu di siksa oleh Mew tetapi Gulf tidak melihatkan tanda-tanda dirinya sedang tersiksa sama sekali, bahkan dia seperti orang yang sangat menikmati siksaan yang diberikan oleh Mew kepadanya.

Mew kembali memasuki ruangan penyiksaan yang diikuti oleh Jackson. Mendengar ada yang memasuki ruangan tersebut, Gulf mendongakkan kepalanya dan menatap Mew yang sedang menatapnya juga.

Gulf masih dalam posisi di borgol, berdiri pada tiang diatasnya. Borgol itu hanya beberapa kali dibuka. Hanya ketika Gulf ingin buang air saja, itupun hanya sekali dua hari. Karena Gulf hanya diberi makan satu buah roti dan sedikit air perharinya, bahkan Gulf juga pernah tidak dikasih makan sama sekali.

Mew mendudukkan dirinya pada sebuah kursi yang berada didepan Gulf, kemudian memandang tubuh dan wajah Gulf yang dipenuhi oleh luka dan darah yang sudah mengering.

"Apakah itu menyenangkan?" suara dingin dan berat dengan wajah datar dan tatapan sangat tajam Mew memenuhi ruangan yang sunyi itu.

"Lumayan menyenangkan" jawab Gulf tersenyum miring, lebih tepatnya tersenyum mengejek. Hal itu membuat emosi Mew kembali terpancing.

Mew berdiri dari duduknya kemudian meminta cambuk kepada Jackson dan kembali mencambuk tubuh Gulf yang masih tidak memakai baju.

Luka Gulf yang belum kering dicambuk lagi, bahkan setiap hari Gulf mendapat cambukan dari Mew.
Sakit?

 Yahh tentu sakit, tetapi bukanlah Gulf namanya kalau dia melihatkan wajah tersiksanya.

Setiap kali Mew memberikan siksaan kepada Gulf membuat Mew semakin emosi, karena Gulf tidak memperlihatkan tanda-tanda tersiksa sama sekali. Dengan tubuh yang hampir sekarat pun, Gulf tidak melihatkan bahwa dia kesakitan. Hal itu membuat emosi Mew semakin keubun-ubun.

Entah sudah berapa kali cambukan yang dilayangkan kepada Gulf dengan  sangat keras dan kuat akhirnya Mew menghentikan aktivitasnya itu kemudian menatap Gulf yang saat ini sedang menatap Mew juga.

"Apakah melakukan hal seperti itu akan membuatku tersiksa? Hahaha kau salah besar MEW SUPPASIT JONGCHEVEEVAT" ucap Gulf dengan tawa renyahnya dan menekankan kalimat terakhirnya.

Mendengar ucapan Gulf tersebut Mew langsung menghajar wajah Gulf karena emosi yang ditahannya kembali memuncak. Tak peduli Gulf disiksa seperti apa tetapi tetap saja Gulf tidak melihatkan tanda-tanda bahwa dia tersiksa, membuat Mew semakin kesal. Bahkan jika Gulf pingsan karena siksaan Mew, nanti bangunnya Gulf akan bersikap biasa kembali seperti tidak terjadi apa-apa.

Mew kembali menghentikan pukulannya ketika punggung tangannya sudah dipenuhi oleh darah wajah Gulf yang dipukulnya.

"Berikan aku pistol"

Jackson langsung memberikan pistol kepada Mew, kemudian Mew mengarahkan pistol itu ke kepala Gulf dan menatap tajam wajah Gulf. Shiitt!!, Gulf tidak melihatkan tanda ketakutan sedikitpun.

"Yahhh, lebih baik ini dari pada penyiksaan tak jelasmu itu Mew. Seperti apapun penyiksaan yang kau berikan tidak akan membuatku merasa tersiksa karena hal itu sudah sangat biasa bagiku, itu sudah menjadi makanan sehari-hariku" ujar Gulf tersenyum sinis.

Mew tetap fokus menatap Gulf dengan pistol yang mengarah kepada kepala Gulf.

"Kau akan segera menemui ajalmu, apakah ada hal yang ingin kau sampaikan, atau permintaan maaf"

"Kenapa aku harus meminta maaf?. Oh apakah karena ayahku membunuh orang tuamu? Aku rasa dalam dunia mafia membunuh dan terbunuh adalah hal yang sangat biasa, jadi kenapa kau begitu emosi" jawab Gulf yang langsung mendapat pukulan lagi oleh Mew, pukulan yang selalu bertubi-tubi.

"TAPI ORANG TUAKU BUKAN MAFIA, SIALAN. BAHKAN ORANG TUAKU TIDAK PERNAH TERLIBAT SAMA SEKALI DENGAN MAFIA DAN KAU HARUS INGAT BISNIS ORANG TUAKU ADALAH BISNIS BERSIH DAN MEREKA JUGA SERING MEMBERIKAN BANTUAN KEPADA ORANG YANG MEMBUTUHKAN. KENAPA KALIAN MEMBUNUH ORANG TUAKU?" ucap Mew berapi-api, pukulan bertubi-tubi kembali dilayangkan kepada Gulf.

"HaHaHa. Aku tidak tau kenapa ayahku membunuh orang tuamu"

“Kau sekarang juga merupakan seorang mafia bukan? Apakah kau tidak pernah membunuh orang yang tidak bersalah?" pertanyaan menohok Gulf lemparkan kepada Mew.

“Dan organisasi kau juga memiliki pembunuh bayaran. Jadi apakah fungsi pembunuh bayaran yang kau miliki?"

“Bukankah untuk membunuh orang yang diminta oleh orang yang membayar kepada organisasi kalian? tidak peduli siapapun orang yang akan kalian bunuh, apakah orang itu berasal dari mafia ataupun tidak kalian akan tetap membunuh orang itu, karena kalian sudah dibayar oleh klien kalian"

“Apakah kau paham MEW SUPPASIT JONGCHEVEEVAT"

Otak Mew langsung mencerna setiap ucapan yang diucapkan oleh Gulf tadi, benar yang diucapkan oleh Gulf bahwa dia juga sering membunuh orang tidak bersalah, walaupun tidak dia yang langsung turun tangan.

Mereka akan membunuh orang yang diminta oleh klien mereka dengan harga tinggi dan sering mereka menerima permintaan untuk membunuh pebisnis yang sedang naik daun supaya klien mereka tidak memiliki saingan lagi.

Tetapi tetap saja ucapan Gulf tadi membuat Mew semakin emosi, semakin lama Mew berada didekat Gulf membuat Mew semakin ingin membunuh Gulf. Mew menendang perut Gulf dengan sangat kuat kemudian keluar dari ruangan tersebut dengan emosi yang meluap-luap.

Kemudian Mew memasuki ruangannya dan berusaha menstabilkan emosinya.

"Apakah aku perlu menyiapkan j*lang untukmu Mew?" tanya Jackson kepada Mew. Biasanya jika Mew dalam emosi yang tinggi dia akan meredakan emosinya dengan memasuki dan menyiksa para j*lang.

"Siapkan satu untukku" jawab Mew yang langsung dituruti oleh Jackson, terlihat Jackson juga memberikan perintah kepada anak buahnya melalui telfon.

***

Saat ini seorang wanita cantik dan seksi sedang bert*lanjang didepan Mew dengan mata yang tertutup.

Mew hanya menatap tubuh wanita itu, dada yang berisi dan v*g!na pink yang sedang dik*nkangkan kepada Mew tetapi itu tidak membuat Mew tertarik. Dia masih sibuk dengan pikirannya sendiri, yaitu cara untuk membuat Gulf tersiksa.

Serasa mendapatkan ide, Mew langsung menuju keluar ruangan. "Singkirkan j*lang itu, dan bersihkan Gulf kemudian bawa ke ruangan sebelah" perintah Mew kepada Jackson yang sedang berdiri didepan ruangan tempat Mew biasa memuaskan n*fsunya. Jackson sedikit mengerutkan dahinya tetapi langsung menuruti perintah Mew.

TBC

MAFIA AND POLICE (bxb) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang