Feb 2022
Selamat Membaca ❤️✨
“Nah, ganteng. Pake baju itu yang rapi biar Bulannya makin suka,” Mama merapikan kerah kemeja Sandy.
“Mama apaan sih?” Sandy cemberut. Sejak kejadian Nadira bertemu dengan Bulan di toko kue, Nadira langsung melaporkan pada Mama kalau Sandy sudah punya pacar. Namanya Bulan Wibowo.
Padahal jelas-jelas Sandy dan Bulan menyangkal kalau mereka tidak pacaran.
Salah Sandy karena ia menjawab ‘mungkin’ saat ditanya pacaran sama Bulan apa enggak waktu itu.
Berkali-kali Sandy menyangkal, tapi Mama dan Nadira tak percaya.
Sandy dikira suka cowok karena Sandy tidak pernah cerita kalau ia pernah jatuh cinta. Bagaimana ingin cerita? Sandy sudah patah hati dulu sejak SMP karena cinta pertamanya meninggal akibat sakit lambung.
Mama dan Nadira senang banget akhirnya Sandy membawa pacarnya ke toko kue dan ketemu Nadira waktu itu.
Padahal, sebenarnya Sandy waktu itu kebelet buang air kecil. Bulan juga bukan pacarnya.
“Pake kaos oblong sama celana pendek kan udah keren, Ma. Ngapain pake kemeja kayak gini? Gambar hati kecil-kecil warna pink lagi. Jelek. Ndeso. Norak,” kata Sandy melihat pantulan dirinya di cermin setinggi dua meter.
Cowok itu memakai celana Chino warna khaki yang dipadupadankan dengan kemeja putih lengan pendek bermotif hati yang pernah dibeli Nadira sebagai hadiah untuk Sandy di ulangtahun yang ke tujuh belas tahun.
Ia memakai plimsoll sneakers merek Adidas berwarna putih.
Mama menyisir rambut Sandy yang sudah diberi gel rambut dengan sisir.
“Mamaaa... Sisirnya jangan culun, gitu,” Sandy mengacak-ngacak rambutnya yang klimis.
“Ya ampun... Nurut sama Mama. Ih, bandel banget,” Mama menyingkirkan tangan Sandy dan kembali menyisir rambut Sandy.
Nadira tersenyum geli di sofa kamar mama memperhatikan adik laki-lakinya didandani sang mama.
“Biar Bulannya makin klepek-klepek lho, Sandy Baskara... Nurut aja, deh. Hihihi...”
“Salim,” Mama mendelik karena Sandy langsung membuka pintu mobil New Honda BRV warna Crystal Black Pearl milik Mama.
Sandy mencium tangan sang Mama. Cowok itu masih cemberut.
“Cipika cipikinya mana?” Mama mendelik karena dari tadi Sandy ngeyel dan bandel didandani.
Sandy mencium pipi mamanya. Kanan dan kiri.
“Assalamualaikum,” pamit Sandy dengan nada jutek. Ia masuk ke dalam mobil, menghidupkan mesin mobil, dan membuka jendela mobil dengan mulut monyong karena mama merepet gak berhenti dari tadi.
“Waalaikumsalam. Hati-hati. Jangan macam-macam sama anak orang, ya. Titip salam sama Bulan. Jangan lupa selca-nya. Mama mau liat Bulan cantiknya gimana sampe Kakak kamu heboh,” kata mama.
Sandy melirik ngeri. “Selca?”
“Iya, selca-nya. Selfi camera,” kata mama.
“Jangan lupa kasi makanan yang udah Mama sama Kak Dira buat supaya kencan kalian jadi gurih manis pedes asin lezat gitu kayak cheese spicy chicken puff pastry,” tutur Mama yang berdiri di samping Nadira yang cengengesan dari tadi. Gadis itu sudah meletakkan makanan ke jok penumpang samping supir.

KAMU SEDANG MEMBACA
3. J - ✓ Jangan Baper, Ya!™
Teen FictionSandy Baskara, cowok itu diminta untuk mengantar Bulan pulang setiap hari Sabtu. Perlahan tapi pasti, mereka semakin dekat. Namun, siapa sangka kalau Bulan tak akan lagi pulang dengannya setiap Sabtu? "Jangan baper, ya. Gue gak suka sama Lo. Gue cum...