Feb 2022
Sorry, this section has not been revised.
Selamat Membaca ✨
“Tiba-tiba... cinta da, tang kepadaku~~ saat kumu-lai mencari cin-ta. Ehem... Tes... Ehem...” Naufal, teman satu ekskul seni musik dengan Sandy sedang mencoba bernyanyi dengan suara cemprengnya. Cowok itu memegang lehernya sambil berdeham. Ada yang nyangkut di kerongkongannya. Mungkin efek makan gorengan.
Jreng...
Naufal memetik gitarnya setelah dirasa lehernya baik-baik saja.
“Tiba-tiba~~ uhuk! Uhuk! Aishhh gara-gara makan gorengan nih, pasti,” Naufal meletakkan gitar akustik merek Yamaha keluaran negeri Sakura di atas meja kayu yang menghadap dinding beton berwarna putih di ruang musik berukuran
Sandy yang sedang menulis lirik lagu melirik Naufal. Cowok itu mengambil botol mineralnya di atas meja dan menyodorkannya pada Naufal.
“Nih. Minum.”
Naufal menerimanya. “Thanks, bro.”
Naufal membuka tutup botol dan menenggak isinya.
Naufal meletakkan botol di meja kayu. Ia melirik Sandy yang tengah mencorat-coret lirik yang baru ia tulis di buku bersampul tebal dan keras dengan tebal kurang lebih seratus halaman. Lalu, cowok itu menulis lirik lain.
“True Love?” Naufal menaikkan sebelah alisnya, cowok itu menatap Sandy. Senyumnya terukir mengejek.
“Mau buat lagu untuk cewek, San?” suaranya terdengar meledek.
“Buat Bulan?” terka Naufal.
Kerutan di dahi Sandy langsung tercipta. Cowok itu mengangkat kepalanya, menoleh pada Naufal.
“Enggak. Siapa juga nulis untuk Bulan?” sangkal Sandy. Cowok itu menulis lagu untuk ibunya. Ia ingin mempersiapkan lagu ulang tahun sang ibu.
Naufal mencebikkan bibir sambil menatap jenaka.
“Bilang aja buat Bulan. Lo mau gombalin dia, kan?” godanya.
Naufal mengatakan itu karena ia sering melihat Bulan dan Sandy akhir-akhir ini sering bersama. Sandy juga sering berboncengan dengan Bulan. Tak hanya itu, Sandy dan Bulan sering makan bareng di kantin.
Tak ayal, Naufal yakin mereka berpacaran karena banyak kabar yang mengatakan Sandy dan Bulan resmi pacaran sebelum insiden UKS waktu dulu.
Padahal, Sandy dan Bulan tidak pacaran.
“Ngapain juga gue gombalin dia?”
“Ya manatau. Dia kan cantik.”
Sandy membatin. Wah, bukan hanya tukang ojek saja yang mengatakan Bulan cantik. Naufal, Kak Nadira, dan Mamanya juga mengatakan Bulan cantik.
Naufal menarik kursinya mendekat ke sebelah Sandy. Ia duduk sambil melihat coretan di buku Sandy dengan tulisan kunci-kunci gitar di bawah lirik.
Buku di atas meja dirampasnya. Sandy membiarkan temannya itu membaca isinya.
“You are my love. I am your love. You and me love each other. I will make you smile everyday, every minutes, seconds, all my whole time. Happy birthday, our love. Happy birthday, my mother. We always love you, Mom...”
Naufal meletakkan buku kembali.
“Buat Nyokap Lo?”
Sandy bergumam sambil mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
3. J - ✓ Jangan Baper, Ya!™
Teen FictionSandy Baskara, cowok itu diminta untuk mengantar Bulan pulang setiap hari Sabtu. Perlahan tapi pasti, mereka semakin dekat. Namun, siapa sangka kalau Bulan tak akan lagi pulang dengannya setiap Sabtu? "Jangan baper, ya. Gue gak suka sama Lo. Gue cum...