1. Biru

693 74 2
                                    

BUDAYAKAN VOTE DAN KOMEN SEBELUM MEMBACA/SESUDAH☁️

1 VOTE DAN 1 KOMEN DARI KALIAN BUAT AKU SEMANGAT UPDATE ☁️

Yang silent readers ada masalah apa sih bestie hm? Gemes deh skskksns

SHARE CERITA INI YUK KE SOSMED
KALIAN JANGAN LUPA TAG AKU YA ❤️🤗

Ruang BK saat ini dipenuhi suara cempreng dari seorang gadis bernama Jingga Adhisti. Jingga tidak terima rok sekolahnya robek akibat tarikan kencang dari si ketua OSIS saat dirinya sedang duduk santai di atas tembok pembatas sekolah. Sebenarnya ini keteledoran gadis itu yang tidak menyadari jika rok nya tersangkut di paku tembok, tapi tetap saja ini semua tidak akan terjadi jika Biru tidak menariknya itu pikir Jingga.

"Saya gak terima ya Bu, kalau cuma saya yang di hukum. Biru harus dihukum juga dong Bu," protes Jingga.

Bu Anis memijat pelipisnya, menghadapi siswinya yang satu ini selalu membuat darah tinggi nya naik.

"Kenapa saya harus dihukum juga?" tanya Biru pada Jingga, tidak ada ekspresi lelaki itu selalu dapat mengontrol emosinya.

Sontak mendengar pertanyaan yang terlontar dari mulut Biru membuat cowok itu mendapatkan tatapan sinis dari Jingga, "Lo udah buat gue jatuh bahkan rok gue robek Sabiru Dewangga. Dan dengan gampang nya bilang salah lo dimana?" kata Jingga sambil menekan nama Biru di akhir ucapannya.

Dapat Biru lihat sangat jelas wajah kesal gadis yang berdiri di sebelahnya ini, "Itu salah kamu, untuk apa duduk di atas tembok pembatas terlebih saat jam pelajaran sekolah sedang berlangsung," Biru ya tetap Biru, cowok keras kepala dan tegas yang tak ingin dibantah sebab ini semua murni kesalahan dari tetangga nakal nya itu.

"Benar yang dikatakan oleh Biru, kamu memang salah disini Jingga. Seharusnya kamu berada di dalam kelas saat pelajaran sudah dimulai, bukannya duduk di atas tembok pembatas seperti tadi." Bu Anis memberikan isyarat kepada Biru untuk memberikan hukuman yang tepat kepada Jingga.

"Ikut saya Jingga," titah Biru.

"Brengsek," umpat gadis itu.

"Bicara yang sopan tetangga nakal," tegur Biru.

"BODO AMAT!" teriak Jingga sebelum melangkah keluar dari ruang BK terlebih dahulu.

"Permisi Bu." pamit Biru.

Biru melangkah lebar menyusul langkah gadis yang sudah berjalan lumayan jauh darinya, saat sudah berdiri tepat dibelakang gadis itu Biru menahan tangan Jingga agar tidak pergi ke arah kantin.

"Saya belum memberi tahu kamu hukuman apa yang pantas dikerjakan oleh kamu Jingga," ucap Biru dengan tegas.

Jingga menepis tangan Biru, "Gak usah pegang-pegang, walaupun gue suka sama lo bukan berarti saat ini gue udah maafin lo ya," ucap Jingga dengan sinis.

"Berhentilah marah-marah Jingga. Yang seharusnya marah disini saya, kesalahan kamu ada dua jika kamu tidak sadar," ucap Biru.

"Kesalahan lo juga dua Biru," tentu saja Jingga tidak mau kalah. Jingga anak bungsu dari dua bersaudara, keras kepalanya dan tidak ingin kalah seperti sudah melekat di dalam diri gadis itu.

"Sebutkan kesalahan saya yang kamu ucapkan," tantang Biru.

"Pertama lo ninggalin gue didepan rumah, kedua rok gue robek karena lo Biru," Biru menaikkan sebelah alisnya, yang benar saya opsi pertama itu kesalahannya? Untuk opsi kedua Biru mengakui jika dirinya sadar salah namun untuk opsi kedua bukankah itu haknya jika tidak ingin mengajak Jingga berangkat bersama.

Sabiru DewanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang