5. Biru

414 57 7
                                    


BUDAYAKAN VOTE DAN KOMEN SEBELUM MEMBACA/SESUDAH☁️

1 VOTE DAN 1 KOMEN DARI KALIAN BUAT AKU SEMANGAT UPDATE ☁️

Yang silent readers ada masalah apa sih bestie hm? Gemes deh skskksns

Jingga memukul stir mobilnya dengan kuat, bagaimana bisa dirinya lupa mengisi bensin. Apakah ini disebut ucapan adalah do'a? Siapa yang harus diminta tolong saat hujan deras begini? Terlebih ini sudah menunjukkan pukul 20.45 malam. 

"Ini gimana gue pulang coba?" tanya Jingga pada dirinya sendiri.

"Mau minta tolong Biru? Jangan harap deh dia kan lagi nge date sama mantan tersayang."

"Kak Gatra? Ide yang bagus Jingga," jari jemari Jingga dengan cekatan mengetik pesan untuk di kirimkan kepada Gatra dan berharap lelaki itu dapat membantunya.

"Kak Gatra? Ide yang bagus Jingga," jari jemari Jingga dengan cekatan mengetik pesan untuk di kirimkan kepada Gatra dan berharap lelaki itu dapat membantunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jingga dapat menghela nafas lega saat Gatra ternyata bisa menolongnya, "Akhirnya gue lega,"

Di waktu bersamaan Biru mencari cari keberadaan Jingga melalui pandangannya, "Cari apa?" tanya Mentari.

"Pulang sendiri ya, saya sudah suruh supir kamu menjemput. Saya duluan," pamit Biru tidak memperdulikan panggilan dari Mentari.

"Apa dia sudah pulang duluan?" tanya Biru pada diriny sendiri.

Saat akan meluangkan menuju mobilnya, ia tidak sengaja berpapasan dengan Pelangi, "Pelangi apa Jingga sudah pulang?" tanya biru.

"Udah dari tadi, cemburu dia lihat lo mesra mesraan sama mantan." setelah menjawab Pelangi kembali melanjutkan langkahnya menuju tempat pembuangan sampah karena cafe sudah mau tutup.

"Cemburu?" gumam Biru.

Biru segera memasuk mobilnya dan melaju pergi meninggalkan parkiran cafe untuk memastikan Jingga benar-benar sudah pulang. Entahlah Biru hanya mengikuti hatinya saja, jangan berpikir bahwa hatinya sudah lulu oleh gadis itu karena faktanya masih Mentari pemilik hatinya.

Tepat tidak jauh dari cafe lampu mobil miliknya menyorot ke depan dimana Jingga keluar dari dalam mobil dan di sambut oleh Gatra, mereka berdiri sangat dekat di bawah payung yang sama. Cengkeraman Biru pas stir mobil mengerat, mengapa ada rasa tidak suka dihatinya.

"Dia memang sebebas itu berdekatan dengan lelaki, tidak berubah." gumam Biru dan melanjutkan perjalanan nya. Saat melewati mobil milik Gatra membuat Jingga terdiam di dalam mobil.

"Apa Biru lihat gue sama kak Gatra tadi?" tanya Jingga dalam hati.

"Aduh harus jelasin besok biar dia gak salah paham," lanjut Jingga di dalam hati.

***

"Pagi Biru," sapa Jingga tersenyum kikuk. Rawit wajah Biru terasa lebih suram dari bisanya.

"Berangkat bareng ya?"

Sabiru DewanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang