BUDAYAKAN VOTE DAN KOMEN SEBELUM MEMBACA/SESUDAH☁️
1 VOTE DAN 1 KOMEN DARI KALIAN BUAT AKU SEMANGAT UPDATE ☁️
Yang silent readers ada masalah apa sih bestie hm? Gemes deh skskksns
Masih ada yang nunggu cerita ini kah?😭😭😭
Lama Biru terdiam di dalam kamarnya memikirkan apakah benar tetangga nakalnya itu belum pulang? Kemana gadis itu sekarang, apa masih di sekolah? Atau pergi ke rumah sahabatnya?
Biru melangkah menuju balkon, melihat ke sebrang sana tepatnya kamar Jingga. Lampu kamar itu mati, apa Jingga sudah pulang dan sudah tidur? Atau—
Biru tidak bisa menahan keresahan di hatinya. Biru menyambar kunci mobil di atas meja belajar dan tak lupa memakai hoodie karena dingin malam tidak baik untuk tubuh. Lelaki itu menuruni tangga tergesa-gesa, takut jika terjadi sesuatu pada Jingga. Biru tidak mau mengambil pusing, sikapnya seperti ini diri nya anggap sebaga rasa kasihan saja tidak lebih.
"Kamu mau ke mana jam segini?" tanya Sarah.
"Keluar sebentar," jawab Biru.
"Ke mana?" tanya Sarah lagi.
"Ke rumah Angkasa sebentar, ada laporan yang harus aku tanda tangani buat besok di ajukan ke kepala sekolah." alasan Biru dapat dipercaya Sarah, karena wanita dewasa itu tau anaknya ketua OSIS di sekolah.
"Hati hati, kunci kamu bawa aja."
"Iya Ma," Biru mencium tangan Sarah lalu beranjak pergi.
Biru melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, namun saat sudah hampir mendekati kawasan sekolah lelaki itu memelankan laju mobilnya sembari melihat kanan kiri mencari dimana Jingga berada. Handphone gadis itu pun tidak dapat dihubungi, pesannya pun tidak mendapatkan balasan.
Sampai akhirnya ia melihat sebuah halte dan yang menjadi fokusnya adalah ada seseorang yang meringkuk di atas kursi halte, langsung saja Biru mengarahkan mobilnya kesana. Biru langsung keluar dari dalam mobil menghampiri orang yang dia yakin adalah Jingga."Jingga," panggil Biru, terdengar sangat jelas suara tangisan gadis itu.
Jingga mendongak kan kepalanya saat mendengar suara yang tidak asing di pendengarannya, "Biru," gadis itu langsung memeluk erat Biru, tidak perduli jika Biru akan risih yang dirinya butuhkan sekarang adalah ketenangan.
"Gue takut Biru," lirih Jingga.
Tangan Biru terangkat ingin membalas pelukan Jingga, namun lelaki itu urungkan. Dia tidak ingin membuat Jingga berharap lebih kepadanya, "Peluk gue Biru, gue takut," ucap Jingga dengan lirih.
Bukannya memeluk Jingga, Biru malah melepaskan pelukan gadis itu dari tubuhnya.
"Ayo pulang," ajak Biru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sabiru Dewangga
Teen FictionBUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA! "Kamu penyakitan, tidak pantas dengan saya." "Bercanda kan Biru? Lo gak serius kan bilang itu? JAWAB BIRU!" *** "Seharusnya gue emang gak kasih lo kesempatan miliki dia, brengsek." "Dia terlalu murah, tidak jauh bed...