two

417 54 26
                                    

ARC ANOTHER DIMENSION.

-----------------------------------------------------------

Total sudah seminggu reza tak di bolehkan ikut dalam pelatihan ujian terakhir sebenarnya ia bersyukur walau jiwa pemilik tubuh asli memang bisa mengambil alih, namun jantung nya yang selalu menikmati kedamaian sewaktu di masanya belum siap memasuki era perang seperti saat ini.

Juga beberapa hari ini reza atau pemilik asli tubuh tak pernah menampilkan dirinya lagi semenjak mimpi aneh yang asing namun menyesakkan.

Drrrrt... Moshi moshi~ Ohayou gozaimasu angkatan militer akademi rv!pelatihan akan segera di mulai..mohon berkumpul di tempat pelatihan. Komando kalian sudah menunggu

Pemberitahuan. Pemberitahuan yang selalu terdengar oleh mc kita namun dikarenakan tak dibolehkan ikut serta ia harus menghabiskan waktunya di ruangan nya.

Sekilas ruangan nya hanya terisi kasur pedang, senjata, lemari baju khusus anggota sama sekali tidak ada yang menarik. Hanya 1 foto yang terpajang di dinding atas jendela

Foto seseorang yang membelakangi kamera surai pink panjang nya nampak indah namun ntah siapa dirinya.

Tok...tok...tok.

"Reza, apa kau di dalam?"

Suara khas bariton pria lembut. Tak salah lagi itu adalah dokter formasi magang mitsuya takashi "ya" balas reza.

Mitsuya membuka knop pintu iris nya seolah menatap sedu kamar berantakan di hadapan nya. Hanya 1 hal foto bersih terawat yang tak pernah terlepas di atas jendela

"...kau masih saja belum melupakan nya?"

Reza tak bergeming. Bukan bukan karna dia tak peduli namun bingung akan maksud lawan bicaranya.

"Sudah kuduga, seharusnya kau melupakan nya. Itu sudah lama terjadi" ucap mitsuya kembali

Ntah kenapa reza kesal mendengarnya. Ia menatap tajam kala mendengar kata lupakan melupakan. "Diam" satu kata penuh penekanan terlontar.

Sebenarnya. Reza tak tau dirinya kenapa, kenapa dia begitu marah? Memang nya. Siapa gadis itu? Ia pernah muncul di mimpi namun wajahnya seolah tak terlihat bagai sinar cahaya dan reza adalah kegelapan penuh dusta

Bagai di halang oleh barier tak terlihat itulah dirinya saat ingin meraih cahayanya. Hanya cahaya bukan tangan atau tubuhnya namun terlalu sulit dan sesak "reza."

Panggilan dari mitsuya menyadarkan reza akan lamunan nya. Yang di panggil hanya mendonggak malas menunggu kata kata yang akan ia dengar.

"Waktu isthirahat mu akan segera berakhir, aku kemari hanya ingin memberikan ini." Mitsuya menurunkan kotak yang ntah apa isinya ia pun menekan tombol dan kotak itu terbuka

Chs..

Kotak itu terbuka otomatis menampilkan makanan berupa telur dan susu. Makanan khas sarapan sekali ya.

"Aku membawakan mu sarapan, setelah mendengar informasi bahwa kau mengurung diri di kamar beberapa hari ini. Aku berniat mendatangimu setelah tau hal itu" iris safir pemuda berstatus dokter magang itu menatap sedu pria yang bahkan seperti tak memperdulikan perkataan nya.

"Jangan membuat diriku kawathir dengan kondisimu reza"ucap nya sedu

"Akan ku makan, pergilah"

Mitsuya sempat termenung ia tak kunjung melangkah. Reza menatap nya aneh "dia kenapa?" Batin nya ia melirik makanan yang mitsuya berikan seakan peka reza pun mengambil makanan mitsuya "akan ku makan, pergi lah"

𝐑enkarnasi.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang