Arc kelulusan ⸺ chap 8.

114 22 16
                                    

DARK MODE : ON.
𝆹𝅥 𝆭  𝆹𝅥   𝄀ི͠  ྀ 𝆹𝅥 𝆭  𝆹𝅥   𝄀ི͠  ྀ 𝆹𝅥 𝆭  𝆹𝅥   𝄀ི͠  ྀ 𝆹𝅥 𝆭  𝆹𝅥   𝄀ི͠  ྀ 𝆹𝅥 𝆭  𝆹𝅥   𝄀ི͠  ྀ 𝆹𝅥 𝆭  𝆹𝅥

𝆹𝅥 𝆭  𝆹𝅥   𝄀ི͠  ྀ 𝆹𝅥 𝆭  𝆹𝅥   𝄀ི͠  ྀ 𝆹𝅥 𝆭  𝆹𝅥   𝄀ི͠  ྀ 𝆹𝅥 𝆭  𝆹𝅥   𝄀ི͠  ྀ 𝆹𝅥 𝆭  𝆹𝅥   𝄀ི͠  ྀ 𝆹𝅥 𝆭  𝆹𝅥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

        ֺ ִ 𝆯 ╭ֺ┈┈┈ ִ ◃ ꙳ ▹ ִ ┈┈┈╯ֹ   ִ 𝆯 ֺ 
Reza pov ;



























Sunyi..

Sepi..

Keheningan..

Ruangan yang hanya berisikan satu warna..

Berada di ruangan luas yang ntah memiliki lantai atau atap, seperti melayang di udara, Putih adalah warna yang suci, indah, dan kerap di kaitkan dengan hal positif. Namun di samping itu semua, warna putih adalah warna paling hampa di mata orang buta warna.
Layaknya Pria yang memiliki nasib renkarnasi namun berakhir menyedihkan karna rasa simpati yang membawanya ke liang kematian. Dan pada akhirnya dirinya tak pergi ke tempat yang bernama surga--neraka, hanya berada di ruangan hampa.

" Kehampaan.."

Dia tersenyum tipis, ia menyesal karna telah mengeluh di kehidupan pertamanya sebelum masuk ke era extreme yang lalu, seharusnya ia bersyukur setidaknya dia mengenal warna bukan kehampaan, melihat ruangan putih dalam keheningan, kesunyiaan, Seperti tengah di olok olok oleh takdir karna memiliki nasib sehampa warna putih.

" Merah itu...warna apa ya?"

Berlama lama di ruangan dengan satu warna pucat membuat dirinya kebingungan, apa dia menjadi buta warna saat ini? Tidak ada yang tau memejamkan mata ia tak dapat tertidur, menatap langit hanya membuat nya seperti sedang di cuci otak.

"..... sesulit itukah mendapat ketenangan dalam kematian? Setelah menyetujui renkarnasi konyol sekalipun hasilnya masih tak dapat mencapai ketenangan dalam kematian?"

Lelah, jika ia berucap hal tersebut. Dia lelah sebenarnya, menjalani kehidupan sebagai anggota militer yang di puja puja, mendapat berbagai pujian, teman, serta jiwa lain yang dapat membantu, memang seharusnya ia 'bangga' tak semua orang bisa mendapat kehidupan yang dapat di pandang tinggi oleh orang-lain, namun. Itu bukan dirinya yang asli melainkan jiwa dan tubuh orang lain, dia hanya seperti hama yang menumpang kepada kehidupan orang lain. Lelah dengan sistem keras militer, dan lelah karna terus di ganggu oleh manusia-manusia yang sepertinya tak memiliki masalah akan LGBT. Sebagai seorang homophobic, dia tertekan bukan?tapi dia harus terima--sebisa mungkin.

"Aku terlalu banyak mengeluh..pantas saja aku mendapat karma."

Dia bergerak untuk mengatur posisi duduk walau tak terlalu benar, menatap sekeliling dengan kosong seolah tak mengenal emosi, apa sebentar lagi dia akan di rasuki sesuatu? Tangan ia angkat jemarinya mengepal lalu merenggang berkali-kali seolah ingin meraih sesuatu--namun di depan nya hanya angin, dinding putih.

𝐑enkarnasi.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang