[03] KISAH AWAL.

353 49 0
                                    

"Nih, di minum, sekali kali hargain aku yang udah beli itu buat kamu."

Yoga. Cowok berwajah tenang itu mendongak ke atas melihat Kiran yang tengah berdiri di sampingnya sembari bersedekap dada  mengalurkan sebotol air.

Yoga yang tengah duduk di pinggir lapangan itu mendengus pelan.

"Kamu ngapain ke sini? Gak ada pelajaran apa di kelas?" Tanyanya sembari menatap ke depan.

Kiran menyengir lebar.
"Ada sih, tapi aku sengaja bolos dengan alibi kegiatan OSIS buat lihat kamu di sini."

Yoga menatap Kiran tidak percaya.
"Gabut banget dah."

Yoga berdiri tidak menggubris air pemberian Kiran.

"Udah sana ke ruang osis, jangan di sini ganggu konsentrasi saja." usirnya sembari melambaikan tangan.

Kiran menatap punggung Yoga yang mulai menjauh darinya. Cowok yang memakai kaos olahraga yang basah karena keringat itu terlihat atletis di mata Kiran.

Sepertinya dia sedang memikirkan bahwa sanya dia dan Yoga menjadi model dan mengharuskannya untuk berfoto bersama.

Sepertinya dia sedang memikirkan bahwa sanya dia dan Yoga menjadi model dan mengharuskannya untuk berfoto bersama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kiran tersemyum sumringah.
"Pake cara apa lagi yah buat dia bisa jadi luluh?"

"Cara apa pun gak bakal mempan."

Kiran tersentak kaget, ternyata dia tidak sendirian di sini.

Kiran menoleh ke asal suara.

"Hana? Kamu bukannya harus di ruang..."

"Udah selesai tugasnya, aku mau balik ke kelas, eh ketemu kamu di sini, aku pikir kamu udah ke kelas duluan tadi." jelas Hana.

Kiran cuma mengangguk.
"Ohh,.."

"Balik ke topik, kamu bener mau dapetin Yoga? Temen sekelas kita yang pendiem, gak pernah ngerjain pr, telat lagi."

"Yoga enggak seperti itu tau." Sentak Kiran melotot.

Kiran menghela napasnya gusar.
"Jangan jelekin dia di depan aku dong, resek banget, mau ku pukul?" Kiran sudah hendak melayangkan tinjunya. Namun Hana dengan wajah tenangnya hanya tersenyum tipis untuk menanggapinya.

Kiran mengurungkan niatnya, bagaiman pun juga Hana adalah temen sebangkunya, nanti dia malah di ancam lagi tidaklah boleh fotocopy pr-nya lagi.

Itu tanda yang tidak baik.

Kiran menghela napasnya sembari menatap langit.
"Duh, Hana. Aku harus gimana sekarang?"

"Aku tau aku udah enggak bisa dapati Yoga, deket aja enggak bisa, rasanya mustahil dia jadi pacar aku."

"Yah enggak gimana gimana." jawab Hana santai.

"Lagian juga sejak kapan kamu suka Yoga? Baru baru ini kan?"

BERSAMAMU✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang