[06] SUATU ALASAN.

149 36 0
                                    

"Yuk udah bel istirahat nih." Kiran bersedekap dada di samping bangku Yoga.

Yoga yang baru saja memasukan bukunya ke dalam tas mendongak menatap Kiran yang tersenyum ke arahnya.

Yoga menatap datar Kiran.
"Ngapain ke sini?"

"Ngajak kamu ke kantin lah apa lagi coba," jawab Kiran santai.

Yoga tetap menatap Kiran tanpa ekspresi.

"Kok diem? Ayok, aku traktir deh."

Yoga memalingkan wajahnya.
"Enggak ah, males."

Kiran mamatung tidak percaya.
Bisa bisanya ada manusia yang menolak traktiran.

"Ta-tapi aku yang traktir loh, masak enggak mau," heran Kiran.

Yoga menatap Kiran lagi. Ia mengembuskan napasnya kesal.

"Pergi sendiri aja kenapa sih." Yoga menatap Kiran sinis.

"Gak asik tau pergi ke kantin sendirian, ayolah aku ajak nih."

"Enggak mau." Tekan Yoga.

"Udah ah kamu pergi aja sana, ganggu tau." usir Yoga.

Kiran merendam emosinya.
"Duh jangan sampek aku tarik tuh tangan."

Yoga melotot.
"Hah?"

Kiran menatap Yoga kesal. Ia mengijak ijak lantai keramik dengan perasaan kesal.

"Dasar cowok aneh," ucapnya.

Kiran berbalik badan sembari mengibaskan rambutnya. Ia bersungut-sungut meninggalkan kelas sembari mengomel ngomel tidak jelas.

"Padahal aku yang traktir loh, masih aja gak mau, bener bener emang."

Kiran keluar kelas dengan perasaan tidak baik. Sampai di balik pintu ia menghentikan langkahnya.

Ada seseorang di sana yang tengah menguping pembicaraannya dengan Yoga.

"Kalian ngapain?"

Dua orang tengah menempelkan tubuhnya di tembok. Kiran yang melihat itu langsung bersedekap dada.

Oke, kiran kenal mereka.
Mereka adalah si ketua kelas dan di gadis yang menyapanya waktu itu.

"Kalian berdua ngapain di sini?" Kiran bertanya lagi.

Kedua anak itu mengubah posisinya sedikit tegak.

"Ahh ini, lagi ngomong sama semut." ketua kelas itu menunjuk semut yang merayap di tembok. Melihatnya saja sudah membuat Kiran bergidik ngeri.

"Dih, apaan sih gak jelas banget." sentak Kiran.

"Kiran jangan marah marah dong, aku gak sengaja nguping." gadis itu berucap.

"Sapa yang ijinin kalian buat nguping hah?" Kiran meninggikan suaranya.

"Kiran, kita bicarakan ini baik baik yah?" Ketua kelas itu memberi usul.

"Bakso sama es teh enak nih."

Ketua kelas itu dan satu gadis saling tatap satu sama lain.

Ketua kelas menghela napasnya.
"Ya udah deh, ayok ke kantin."

"Sama somay juga kenya enak."

Ketua kelas itu menatap gadis yang ada di sebelahnya untuk meminta bantuan.

Gadis itu sedikit mengigit bibirnya namun mengangguk setuju. Ia berbalik menatap kiran yang tengah memainkan kuku kuku cantiknya.

"Ya udah Kiran, kita traktir kamu deh, sama kita bahas soal kamu dan anu tadi."

Kiran tersenyum bahagian. Akhirnya ia di traktir juga. Rasanya sangat menyenangkan.

***


"Sebelum itu ijinkan saya memperkenalkan diri." ketua kelas itu merapikan jas sekolahnya sembari melirik dua gadis yang tengah duduk di hadapannya itu.

Kiran yang meminum teh kotak itu mengangguk.

"Silahkan, soalnya aku gak kenal."

Ketua kelas itu tersenyum kecut, walau sebenernya ia juga tahu itu adalah jawaban kiran.

Gadis tadi menoleh ke samping Kiran.
"Aku juga mau memperkenalkan diri, sepertinya Kiran gak kenal sama aku."

Kiran menatap gadis itu tidak tega, walau sekelas sudah hampir dua tahun memang Kiran belom mengenal dia.

"Maaf." hanya itu yang bisa Kiran ucapkan.

"Baiklah, kenalin aku yang paling ganteng sekelas, nama ku Romeo."

Kiran mengangkat satu alisnya.
"Bule yah? Atau blesteran?"

Romeo tersenyum masam.
"Enggak kok, aku seratus persen produk Indonesia."

Kiran cuma mangut mangut, kini giliran gadis yang di sampingnya untuk berkenalan.

"Nama mu?"

Gadis itu menegakkan tubuhnya.
"Ah iya, nama ku Neta. Salam kenal yah, semoga kita akrap." Neta tersemyum pada Kiran.

Kiran menatap dua mahluk itu bergantian.

"Aku rasa aku enggak perlu kenalin diri ku juga kan?"

Neta menggoyangkan telapak tangannya.
"Ahh, gak usah Kiran. Kami udah kenal kok."

"Bener, gak perlu. Males jadinya aku." timpal Romeo.

"Oke, balik ke topik tadi, apa yang mau kalian sampaikan ke pada ku?"

Romeo mengangkat satu alisnya?
"Gak ada tuh, kita cuma mau traktir kamu doang."

Kiran menghela napasnya.
"Tentang Yoga." tekan Kiran.

"Kalian tau sesuatu tentang dia?"

Romeo menggeleng.
"Apa yang aku tau udah ku kasih tau kemaren."

Neta juga mengangguk
"Memang kamu mau tau apa lagi tentang Yoga, Kiran? Sapa tau aku bisa cari solusinya."

Kiran menghela napasnya lagi sembari menaruh teh kotak itu di tas meja kantin.

"Dia cuek sama aku, masak tad..."

"Stop, gak usah di lanjutin, kita udah denger semuanya tentang Yoga nolak ajakan kamu tadi." sela Romeo.

"Kan aku udah bilang, Yoga tuh gak asik."

"Tapi gak kek gitu juga, Romeo. Aku yakin Yoga punya alasan di balik itu semua." kata Neta.

Romeo menatap Kiran.
"Kiran, kamu deketin aja Yoga sampai dapet, terus kamu tanyain alasan dia kenapa kayak gitu."

"Kok kamu malah maksa Kiran?" Neta menyela.

Romeo menghembuskan napasnya.
"Kalian berdua tau gak sih, aku tuh setiap saat di pangil ke ruang bk hanya untuk di caramahi karena enggak temanan sama Yoga."

Kiran mengkerutkan dahinya.
"Kok gitu?"

"Tau sendiri kan, Yoga tuh jarang mau beteman sama banyak orang, dia selalu menyendiri dan tidak mencolok, tapi walau begitu para guru takut kesehatan Yoga, karna tidak ada yang memperdulikannya di sekolah."

"Padahal kita kita mau loh temanan sama dia, tapi sepertinya dia punya masalah tertentu sampai engggak mau berteman sama orang orang dan memilih untuk sendiri." lanjut Romeo.

Kiran diam. Dirinya semakin penasaran dengan Yoga, apa lagi kehidupannya.

"Tenang saja, aku bakal berusaha buat dia bisa cerita." Kiran tersenyum.

"Tentu kalian bisa menyerahkan semua itu pada ku."

To be continued.

Terimakasih buat yang udah vote dan baca☺️❤️
Sehat selalu.

BERSAMAMU✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang