[05] INDAH.

174 42 0
                                    

Kiran yang awalnya sibuk dengan ponselnya kini malah di buat kaget dengan suara yang berasal dari sebelah.

"HEH, KAMU SEJAK KAPAN DI SINI?"

Yoga, cowok itu tergelonjak kaget melihat Kiran yang tengah duduk di sampingnya. Ia pun beranjak berdiri.

Kiran menutup kupingnya refleks.
"Duh, berisik deh kek gak pernah lihat bidadari aja." Kiran ikut berdiri.

"Kamu tidur pules banget di sini, kalo ada yang jahil gimana hah?" Kiran bertanya sedikit menyentak.

Kenapa malah dia yang marah?

Yoga memutar bola matanya malas.
"Hah, bisa bisanya. Aku tuh udah sering tidur di sini, gak ada sejarahnya aku di ganggu, yang ada kamu malah yang ganggu aku sekarang." Yoga menunjuk Kiran kesal.

Kiran berbalik menujuk dirinya ia tersenyum mengejek.

"Btw aku Kiran?" Kiran mengalurkan tangannya.

Yoga menatap tangan Kiran kesal. Ia geleng geleng lagi dan memilih berbalik badan dan meninggalkan Kiran dengan tangannya yang masih teralur.

Kiran menatap tangannya yang di abaikan.

"Persetan macam apa ini, mana ada sejarahnya cowok nolak di ajak kenalan sama cewek?" geram Kiran mengepalkan tangannya kuat.
Ia menatap Yoga yang mulai menjauh itu.

"Dia bener bener menghindar untuk bersosialisasi, cih."

***

Hari berikutnya Kiran berangkat lebih pagi. Tidak ada kegiatan osis  sekarang hanya saja Kiran pengen berangkat pagi saja.

Kiran berjalan dari koridor ke kelasnya, masih terlalu sepi untuk siswa yang datang.

Langkah Kiran berhenti ketika tidak sengaja melihat ke arah lapangan. Ada Yoga dan satu guru di sana.

Kiran menghentikan langkahnya mencoba melihat lebih dekat apa yang mereka lakukan.

"Yoga, kamu sudah berlatih dengan baik, mungkin hari ini kamu gak usah latian, kamu juga harus menjaga kesehatan kamu untuk pertandingan nanti."

Yoga terlihat menggeleng.
"Enggak pak, saya bakal latian lagi untuk memaksimalkan kekuatan saya nanti di pertandingan."

Guru olahraga itu yang bernama pak Bambang menggaruk kepalanya binggung. Harus bagaimana lagi dirinya berbicara?

"Tapi Yoga, dari pada pertandingan itu, lebih baik kamu hari ini mencari anggota untuk ekstrakulikuler lari."

Yoga diam.

"Kamu tau kan, kalo cuma kamu seorang anggota ekstrakurikuler lari?"

"Tapi pak, saja kurang berpengalaman untuk mencari anggota."

"Enggak papa, kamu coba saja na..."

"Saya mau masuk pak!" suara Kiran membuat kedua laki laki itu menoleh.

"Saya mau gabung pak, dan kalo saya keterima saya bisa membantu untuk mencari anggota sebanyak banyaknya, saya jamin itu kalau nanti saya di terima di sini kok."

Yoga menatap Kiran binggung.
"Ngomong apa sih?"

Pak Bambang menggaruk dagunya.
"Ohh, baiklah kamu di terima mulai hari ini."

Yoga menatap pak Bambangan tidak percaya.
"Semudah itu pak?"

Pak Bambang mengangguk.
"Bagaimana lagi? Kita tidak punya pilihan, lagian kita kekurangan anggota bukan."

Yoga tidak bisa membantah dan memilih untuk menurut saja dari pada kenak omel.

"Ya udah kalian boleh kembali ke kelas, bapak ke kantor dulu yah."

BERSAMAMU✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang