"Connie, apa yang kau lakukan di sini?" Sebuah pertanyaan dengan nada bicara yang terdengar tak suka terlontar kepada pemuda berambut tipis di hadapannya.
Connie, sang pelaku yang sudah dengan lancang mengganggu waktu istirahatnya, menatapnya dengan kedua mata yang memicing. "Kau ... apa yang sudah kau lakukan sebelumnya pada dokter [Name]?"
Kening Jean berkerut, tak mengerti maksud dari pertanyaan aneh sahabat botaknya yang kini kepalanya sudah ditimbuhi rambut itu. "Maksudmu? Tolong jangan membuang waktu istirahatku karena setelah ini kita ada jadwal latihan menembak."
Connie berdecih. Memaksa masuk ke dalam kamar Jean serta menyeret pemuda itu masuk. Menutup pintu kamar dengan rapat, Connie mencengkeram kerah baju Jean dan menatap pemuda yang lebih tinggi sepuluh senti darinya dengan tajam.
Baru saja Connie ingin berucap, tiba-tiba pintu diketuk. Melepas cengkeram tangan pada kerah baju kaus polos Jean, Connie membuka pintu kamar dan mendapati Sasha berdiri di depan pintu kamar Jean.
"Sasha, apa yang kau lakukan di sini? Bukankah sudah kubilang untuk mengawasi dokter [Name]?"
Mendengar pertanyaan Connie kepada Sasha sontak membuat dirinya bingung. Ia tidak mengerti apa yang sedang dilakukan oleh kedua sahabatnya ini.
Sasha dengan bibir yang mengecerut memaksa masuk kemudian menutup pintu kamar dengan paksa. Kini giliran Sasha lah yang mencengkeram kerah baju Jean.
"Apa yang kalian lakukan?!" Jean bertanya, mulai sebal dengan tingkah laku Connie dan Sasha yang menyerangnya begitu saja tanpa konteks yang jelas.
Connie bersidekap dada, memicingkan matanya dan melemparkan tatapan mengintrogasinya. "Katakan kepada kami apa yang kau lakukan pada dokter [Name]!"
"Hah?!" Sungguh, mengapa otak pintar Jean masih tidak bisa mengerti maksud dari pertanyaan Connie. Memangnya, ia telah melakukan apa kepada [Name]? Sejauh ini, hubungan mereka telah membaik dan tidak ada hal yang perlu dipermasalahkan lagi. Tapi, mengapa dua sahabat bodohnya bertingkah aneh seolah-olah masih ada hal yang belum selesai?
"Dengarkan aku, Jean! Tidak semua perempuan bisa kau sama ratakan dengan Carlie! Terlebih [Name], jelas dia dan Carlie itu berbeda!"
Mendengar ucapan Sasha sontak membuat kening Jean semakin berkerut ke dalam. Sebentar, ini ada apa?! Jean sungguh tidak mengerti!
"Tunggu sebentar, bisakah kalian jelaskan ini ada apa? Aku sungguh tak mengerti!" tekannya.
Sasha melepas cengkeramannya dari kerah baju kaus Jean. Beralih mendudukkan dirinya di atas ranjang tidur Jean, gadis mahoni itu menatap Connie. "Connie, jelaskan!"
"Aku? Mengapa tidak kau saja?"
"Aku lapar, jadi tidak bisa."
"Bodoh, itu tidak ada hubungannya!"
Jean memijit pangkal hidungnya. Beranjak usia, tingkah laku Connie dan Sasha pun semakin membuat Jean pusing. Mereka berdua tak sadar jika mereka sama-sama bodoh.
Menarik nafas panjang, sekarang lebih baik ia pergi dari sini dan menemui [Name]. Kebetulan sekali gadis itu mendapatkan jadwal untuk berjaga di ruang kesehatan markas selama sepekan penuh.
Membiarkan Sasha dan Connie berdebat di kamarnya, pemuda bertubuh semampai itu melangkah meninggalkan kamarnya. Menyusuri lorong kamar pria, tak lama Jean tiba di depan ruang kesehatan usai melewati perjalanan beberapa menit.
Pintu ruang kesehatan tampak terbuka dan dengan segera Jean putuskan untuk masuk ke dalamnya. Namun, yang Jean dapatkan adalah ruangan yang kosong. Tak ada siapa pun di sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐑𝐎𝐌𝐈𝐒𝐄 || Jean Kirstein || FAP ✔︎
ФанфикRasa ini terhubung. Terhubung oleh janji masa kecil yang masih melekat indah dalam benak. [Name] takkan pernah melupakan janji itu dan justru menggunakan janji mereka sebagai sebuah rekonsiliasi antara dirinya dan Jean. Namun, bagi Jean semua janji...