[END] Ini bukan cerita horor gara- gara judulnya Lantai 13. Tapi karena mereka tinggal di apartemen sederhana di lantai 13. Supaya kamu bisa bayangin gimana rasanya jadi satu-satunya cewe dalam tim, kerja dan tinggal satu apartemen barengan dengan 7...
. Hari ini jadwal kuliahku mulai dari jam 8 pagi, jadi 30 menit sebelumnya aku sudah mulai bergerak ke kampus. Bang Jay batal mengantarku kuliah hari ini, entah kenapa dia ga bangun dari tempat tidurnya sejak tadi. Jadi akhirnya, sesuai rencana awal, Bang Jeki juga yang bertugas menemaniku kuliah hari ini.
Jalanan cukup padat di pagi hari hujan. Semua kendaraan berjalan lambat, dan kami baru parkir di lapang parkir kampus jam 8.05.
Bang Jeki kelihatan segar dan ceria. Akhirnya goals dia buat mengantarku ke kampus tercapai juga. Kami berlari-lari di bawah payung menembus hujan menuju lorong kampus yang beratap. Lalu berlari kecil menuju ruang kuliah sambil tertawa.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kelas bahkan belum dimulai sama sekali. Aku melongok ke dalam sana, sepertinya semua orang sibuk dengan air hujan yang menempel di baju dan sepatu.
Aku memberi Bang Jake pilihan, menunggu di luar atau ikut masuk ke ruangan. Mata puppynya berkilat dan dia memilih masuk ke dalam.
Aku membawanya duduk bersamaku di barisan belakang dan sukses menciptakan bisikan-bisikan di seentero kelas. Apalagi kalau bukan karena pengawalku hari ini udah beda lagi. Beberapa diantara mereka pasti mikir aku emang sengaja mamerin koleksi abang ganteng yang ada si rumah.
Bang Jeki merunduk sopan pada setiap teman yang menyapanya di kelas. Dan melayani pertanyaan yang dilayangkan padanya dengan ceria dan senyum lebar. Aku menebak dalam hitungan jam dia sudah bisa mengumpulkan beberapa calon member fandom-nya.
Karina datang 15 menit lebih lambat dan langsung menangkap bayanganku di barisan belakang. Dia menghampiri dan mengambil tempat duduk di sebelah kiriku.
"Karin, kenalin, ini Bang Jake." Aku memundurkan badan supaya Karina bisa menyadari kehadiran Bang Jake di kananku. Aku menebak, dia bakal mengulangi tingkah norak yang sama ketika bertemu Bang Heeseung dan Bang Sunghoon.
Tapi ga tau kenapa, wajah Karina memucat kayak liat syaiton lalu menyalami tangan Jake, dengan ragu ia menyebutkan nama dengan terbata-bata , "...Ka..ri..na.."
Aku mengernyit melihat atmosfir aneh diantara mereka.
Jake tampak tidak terlalu memusingkan reaksi Karina, sebaliknya Karina keliatan salting dan ga secerewet biasanya.
Dosen akhirnya datang dan kami pun memulai kuliah Studi Kelayakan Bisnis. Bang Jake tampak berkonsentrasi penuh menyimak pembahasan, tangannya malah dengan lincah menulis catatan kecil tentang materi kuliah di tabletnya. Aku sampe bingung yang mahasiswa itu aku atau dia.
Sebaliknya Karina tampak benar-benar kehilangan dirinya pagi ini. Aku menduga dua hal aja, 1. Dia lapar akut karena belom sarapan , 2. Dia ga enak badan karena keujanan.
Waktu bergulir dan dosen mengakhiri kuliahnya. Sebelum menutup sesinya dia melayangkan pertanyaan, semua orang kebingungan menjawab kuis dadakan. Tapi dengan santainya Bang Jake mengangkat tangan, lalu mulai menjawab pertanyaan dengan urutan logika yang luar biasa. Belum lagi bahasanya yang mixed antara Inggris dan Indonesia.