42. Triple-kill

486 99 15
                                    

Keesokan harinya cuaca cerah
Hari ini Sabtu pagi

.

Bang Sunghoon mengetuk kamarku jam 6 pagi. Dia membangunkan semua kru untuk jogging. Karena hari Minggu kita ada event, maka dia menggeser acara jogging jadi Sabtu.

Setelah drama rebutan kamar mandi selama 30 menit, akhirnya semua orang sudah siap dengan pakaian olahraga dan sepatunya.

Kami berenam berlari kecil bersama menuju taman kota. Seperti serombongan ikan hias di aquarium yang menarik perhatian para joggingers lain. Terutama para chibi-chibi di blok seputaran tempat tinggal kita. Mereka tampak histeris menatap kegantengan para sepupuku yang ga luntur oleh aura belum mandi pagi.

Udara pagi itu segar, matahari bersinar lembut, mengingatkan aku pada pagi dimana Bang Jay mengajakku duduk di lapangan rumput dan menyimpan gelang berliontin matahari di tanganku.

Aku berlari menjajari Jungwon yang tersenyum manis memamerkan lesung pipinya. "Udah ini .. kita... beli bubur ayam lagi, ...Nuna..." Dia berkata sambil ngos-ngosan.

"Tujuan lo ke sini.. bukan olahraga, tapi .. nyari makanan kan?" Tuduhku.

"Engga sih, Tujuannya... cuma mo bikin lo senyum aja..., muka lo keset.. kayak amplas baru dibeli dari toko bangunan..." Kata dia diiringi tatapan sungguh-sungguh, lalu melesat meninggalkan aku di belakang. Aku berdecih dan mengejar langkahnya.

Jake menahanku yang sekilas berniat mengejar Jungwon, "ayok, kita survey dulu bubur ayamnya" dia mengajakku ke sudut blok.

Aku mengamati punggung Jungwon yang makin menjauh, mengikuti Riki yang sudah melesat lebih dulu. Jake menggamit tanganku, lalu menarikku berlari kecil ke arah tujuannya.

Seperti biasa gerai bubur ayam itu selalu dipenuhi antrian mengular, hari ini bahkan antriannya udah lebih mirip antrian BBM di malam sebelum kenaikan harga. Jake akhirnya menyerah dan mengajakku mampir ke toko permen yang ada persis di sebelah.

Wangi cotton candy langsung mendera penciumanku, wangi yang biasa tercium di toko permen, yang GA biasa adalah reaksi kimiawi otakku pagi ini.

Biasanya kalo cium wangi cotton candy langsung inget Bang Heeseung, hari ini malah inget Bang Jay. Pasti gara-gara dia pernah menghadiahi cotton candy dari toko ini.

Tiba-tiba aku merasa kangen padanya. Bang Jay, dan cakar elangnya. Secepat kilat aku menggelengkan kepala. Ga ada seorang pun diantara dua orang itu yang boleh bikin aku baper lagi.

Jake meninggalkan kasir dan menyodorkan sekotak coklat untukku, "for your mood." Katanya.

"Thanks," aku menerimanya dengan senyum lebar. Kami lalu duduk di sofa cafe di sudut toko itu, menikmati coklat itu berdua. Memandang ke luar jendela dan menatap antrian bubur ayam yang tampak semakin ga masuk akal.

Aku menghirup aroma candy yang menguar gila-gilaan di dalam toko sambil mengamati gelang matahari di tanganku. Tanpa sadar semakin lama rasa rinduku makin bertambah.

Aku menghela nafas dan memutuskan untuk mengirim DM buat bang Jay, sekedar bertanya kabar dan persiapan besok.

Pelayan datang dan membawakan kami dua gelas teh hangat. Jake mengucapkan terimakasih dan mengajakku minum sedikit.

Aku : Halo Bang, Buat besok apa lg yang mesti aku kerjain

Jay : Udah ready semua. Pastiin aja nanti malam semua istirahat sbelom berangkat dekor

Aku : Abang di rumah skarang?balik jam brapa ke apt?

Jay: Gw ga bisa kali ini, Mat. Nanti yg handle Tante Yuko ya sayang..

Lantai 13 : A Complicated Diary I ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang