Dua Tiga. 24 / 7.

723 144 36
                                    


Hari ini, Sabtu malam Jam 20.10

Bang Jeki kelihatan udah membaik. Dia menghabiskan semua makan malam yang kusiapkan untuknya. Sebelum dia balik ke tempat tidur, aku mengambil kostum dari kantor dan memintanya mencoba di apartemen.

Ternyata kostumnya nge pas dengan sempurna. Jadi tanpa banyak drama dia melepaskan lagi kostumnya untuk di
simpan balik ke lemari. Lalu kembali memanjat ke atas bunkbed.

Suara HP ku berdenting tanda pesan masuk. Bang Heeseung mengundang buat datang ke apartemen sebelah, dia janji buat menunjukkan apa project yang sedang dikerjakannya.

Aku melesat keluar apartemen, menyimpan kostum Bang Jeki di lemari kostum di kantor. Dan tanpa membuang waktu langsung pamit keluar lagi.

Aku berjalan pelan-pelan di lorong yang temaram, setengah berjingkat persis mau cabut sekolah. Aku lalu menekan bell apartemen orangtua Bang Heeseung bertanya-tanya siapa yang akan membuka pintu, Om Minho atau Tante Yuko?

Ga berapa lama Heeseung datang membuka pintu. Dia memakai hoodie hitam dan rambutnya masih setengah basah, mungkin baru selesai mandi.

 Dia memakai hoodie hitam dan rambutnya masih setengah basah, mungkin baru selesai mandi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Masuk Maat...." Ajaknya. Mengulum senyum manisnya. Untungnya dia udah ga badmood gara-gara curhatku di tadi siang.

Aku pun berjalan pelan dibelakangnya, memasuki apartemen yang lebih kecil dari kamar kami, tapi jauh lebih nyaman.

"Om sama Tante belom pulang?" Tanyaku. Seingatku Tante Yuko ada event hari ini.

"Biasa, pasti tengah malam datangnya kalo ada wedding," jawab Bang Heeseung, dia membuka pintu ruang studionya, "Silakan masuk..." Godanya, gayanya udah mirip greater cafe.

Aku terkekeh dan masuk mendahuluinya. Disambut oleh pemandangan deretan alat musik, sekumpulan mikrofon, speaker, audio interface dan laptopnya. Di dinding ruang studio berjajar banyak banget foto-foto sewaktu dia perform di banyak tempat. Disana banyak juga foto dia sedang bersama Riki atau orangtuanya.

"Keren banget sih Bang.. abang emang artist beneran," Aku sibuk fangirling sambil mengamati jajaran fotonya di dinding, "aku jadi pengen liat Abang perform, kayak gitu..."

Heeseung terkekeh dan mengangguk,
"Jadi gini, gue tunjukin dulu semua, nanti lo boleh pilih gue mainin yang mana, OK ? "

"Deal!" Aku melompat senang dan bersiap menikmatinya.

Heeseung memasang gaya tour guide, lalu menjelaskan satu persatu alat dan perangkat musiknya, sampai ke software yang dipakainya untuk membantu mixing musik. Menjelaskan dengan detail sampai aku kayaknya bisa menebak gimana rasanya kuliah 'Pengantar Seni Musik" di tingkat Pertama.

Aku memperhatikan ekspresinya dengan seksama. Bang Heeseung kelihatan menikmati banget dunianya. Dia tersenyum dan tertawa bahagia waktu aku mencoba memainkan semua. Kayaknya pemandangan manusia yang ga-bisa-main-alat-musik-tapi-kepo ini benar-benar menghibur.

Lantai 13 : A Complicated Diary I ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang