"Aku pulang."
Inojin menaruh sepatunya di rak paling atas, diikuti (Name) di belakangnya. Ino datang dengan membawa nampan penuh cemilan.
"Selamat datang Inojin, dan, kau membawa temanmu?"
Inojin sedikit melirik ke arah (Name) yang hanya diam, "Ah ya, aku sudah mendapatkan izin dari ayah. (Name) akan tinggal di sini."
Ino tersenyum lalu mengelus kepala (Name) pelan, (Name) tidak merasa terganggu, justru dia menikmati elusan itu.
"Selamat datang (Name), mulai sekarang ini akan menjadi rumahmu."
(Name) mengangguk kecil, di saat yang sama, Sai membuka pintu rumah dan menatap mereka bertiga dengan senyumnya.
"Kalian sudah pulang, kalau begitu ayo makan malam," ucap Sai.
Ino menggandeng tangan (Name) dan menuntunnya ke meja makan, sedangkan Sai dan Inojin hanya mengikuti mereka dari belakang. Sepertinya Ino menyukai kehadiran (Name) di sini, buktinya ia tidak henti-hentinya tersenyum.
"(Name) mau makan apa? Aku akan mengambilkannya untukmu!"
"Apa saja."
'Aku ingin semangka..., gadis sialan itu tidak akan pernah kumaafkan karena sudah menghancurkan kebun semangka ku!'
Tangan Ino bergerak mengambil beberapa lauk dan diberikan ke (Name). Ketika (Name) mulai memakan masakan Ino, dia sedikit berbinar, makanan yang dibuat Ino terbilang enak! Rasanya cocok di lidah (Name), sepertinya dia akan betah tinggal di sini.
'Persetan dengan semangka! Aku tidak peduli lagi, karena masakan bibi Ino sama enaknya.'
Selesai makan, keadaan sangat hening dan canggung. Sai berdehem untuk menetralkan suasana ini "Ekhem— karena kamu mulai sekarang akan tinggal di sini, aku sudah menyiapkan kamar untukmu."
"I-Iya..., muka Sai serem banget putih pucet," batin (Name) di akhir.
Sai menoleh ke arah Inojin "Inojin, tolong tunjukkan (Name) kamarnya."
"Eh, kenapa aku!?"
"Ibu harus mencuci piring, sedangkan Ayah pasti masih ada pekerjaan yang belum selesai. Di sini yang menganggur hanya kamu," ucap Ino memojokkan Inojin.
"Uh, baiklah..."
(Name) mengelap mulutnya menggunakan kain putih bersih dan mengangkat bicara "Beri tahu aku letak tempatnya saja secara detail, aku bisa sendiri mencarinya," ucap (Name).
Ino mengusap pelan rambut (Name) "Tidak perlu repot-repot (Name). Kamu bisa menggunakan Inojin!" ucapnya dengan wajah tak bersalah.
'Aku bukan alat!' batin Inojin menatap ibunya malas.
Inojin bangun dari duduknya dan menyuruh (Name) untuk mengikutinya. Mereka menaiki tangga menuju lantai dua, dan kamar (Name) terletak persis di sebelah tangga, sedangkan kamar Inojin di sebelah kamar (Name) paling pojok.
KAMU SEDANG MEMBACA
- 'BORUTO
FanfictionHidup seseorang tidak luput dari kesalahan dan juga... kesialan. Tapi, apa mungkin dalam sehari yang seharusnya normal menjadi tidak wajar? Bagaimana bisa tiba-tiba masuk dunia lain dan menjadi adik dari seseorang? Terlebih, orang yang menjadi kakak...