Bagian 1 : Part 2

353 22 1
                                    

Taksi yang di tumpangi oleh Liana berhenti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Taksi yang di tumpangi oleh Liana berhenti. Sang supir ikut keluar tidak lama setelah itu, membantu menurunkan satu buah koper yang cukup besar dari bagasi. Saat urusan mereka selesai, taksi itu pergi berlalu, meninggalkan gadis itu di sana bersama sebuah koper hijau toska miliknya. Berdiri di depan sebuah tempat yang cukup bergengsi untuk orang seperti dirinya.

Orang-orang mengenalnya dengan nama Hall of Heaven.

Seperti namanya, tepat ini adalah tempat khusus yang di buat untuk acara formal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti namanya, tepat ini adalah tempat khusus yang di buat untuk acara formal. Pernikahan, gathering, meeting tahunan dan mungkin saja acara ulang tahun. Luasnya kurang lebih satu hektar. Lihat saja penampakannya dari depan, designnya mengambil gaya dari barat, persis seperti kastil dengan dua pilar di samping kanan dan kiri pintu masuk, jendela yang tingginya tiga kali orang dewasa dengan kaca yang bersih transparan. Atapnya berwarna biru tua, dinding putih bersih dengan halaman di kepung bunga-bunga indah. Juga air macur di tengah-tengah halaman.

Tidak ada yang tidak mengenal tempat ini. Bahkan kabarnya banyak orang-orang dari luar kota sengaja menyewa tempat ini karena keindahannya. Juga designnya yang banyak orang bilang cocok dengan namanya. Dari surga.

Untuk orang seperti dirinya, berada di tempat ini rasanya tidak wajar. Bahkan menginjakan kaki di halamannya saja dia sudah merasa seperti gelandangan. Terutama saat ini, dia paham sekali alasan dia datang ke tempat ini walaupun selama ini dia tidak ingin datang. Admin penginapan itu mengirimkan pesan padanya setelah mengisi formulir pendaftaran, dia harus datang ke sini sebagai titik temu semua orang. Tepat jam sembilan pagi. Ayolah, bahkan dia tidak punya banyak waktu untuk berkemas dan menyiapkan segalanya untuk menginap selama seminggu. Sempat dia berpikir untuk menolak ikut, tapi di sinilah dia sekarang.

Dengan baju putih polos, celana jeans juga cardigan menjadi pakaiannya sekarang. Jangan mengatakan apapun, dia lebih tahu dirinya lebih apapun. Tapi, dia tidak punya baju bagus selain ini sekarang.

Dengan perasaan campur aduk, kakinya melangkah menuju pintu masuk sembari menarik kopernya di belakang. Berharap saja tidak ada yang mengusirnya karena penampilannya yang terlalu bodo amatan ini. Seorang satpam juga si penyambut tamu yang duduk dengan satu meja kecil menyambut Liana dengan wajah linglungnya. "Permisi,"

REUNI (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang