Chapter 8

156 25 19
                                    


Kehidupan memang terkadang rumit, ada yang bertahan, ada yang pergi, ada yang sudah lupa namun ada juga yang masih menunggu.

Seperti yang Sehun alami. Dia terus bertahan dan menjalani hidupnya tanpa kehadiran seseorang yang selalu mengisi hari-harinya dengan penuh cinta dan perhatian. Seseorang yang selalu cerewet, bahkan terus memarahinya tanpa jeda.

Sakit? Apa itu perlu dikatakan lagi? Hancur hatinya karena perbuatan orang yang dia cintai hingga membuat dia terkapar lemas setiap malam karena lelah menenggak minuman yang kini menjadi favoritnya.

Dia berpikir tuhan tidak adil. Saat dia bahagia dengan orang tuanya, dia serasa dibuang begitu saja karena terpisah  bertahun- tahun. Setelah dia bahagia dengan keluarga baru dan merasa memiliki segalanya dia dipaksa menjauh karen keadaan.

Bulan demi bulan berlalu, sampai tiba di titik 2 tahun dia baru berhenti dengan kebiasaannya setelah kakak kandungnya yang berwatak keras menyusul ke AS dan menghajarnya habis-habisan.

Dia masih ingat bagaimana rasanya botol minuman itu pecah tepat di kepalanya hingga meninggalkan luka yang berbekas.
Namun dia bersyukur sekarang karena kejadian itu membuat dia sadar akan kebodohan yang dia lakukan.

Sepuluh tahun berlalu. Dia  kini menjadi laki-laki yang sukses.
Banyak wanita yang mengantri ingin di persuntingnya. Bahkan  rekan bisnisnyapun tak  ingin ketinggalan menjodohkan anak mereka dengannya. Namun di antara semuanya tidak ada satupun yang menarik hatinya.

"Hey.. Bisa- bisanya kau menolak semuanya? Apa tidak ada satupun yang menarik perhatianmu?"

"Kurasa kau tahu jawabanya"

"Ayolah jangan begitu. Coba pikir. Apalagi yang kau cari. Harta ,jabatan ,perusahaan semuanya kau punya hanya tinggal wanita saja yang belum kau-"

"Keluar..!"

"Yakk.. Apa salahku, aku hanya-"

"Ku bilang keluaaaaar..!"

"Ck.. Baiklah aku akan berhenti bicara. Tapi bisakah kau pinjamkan mobilmu?"

"Kau ambil sana, jika itu bisa menutup mulutmu"

"Ck.  Sombong sekali tuan muda kita ini " Ledeknya sambil mengambil kunci dari atas meja kerja Sehun.

"Dengar. Sebagai sahabatmu aku hanya mengingatkan saja. Carilah seseorang yang bisa menggantikanya. Tidak ada gunanya kau terus begini karena dia. Dia saja menjalani hidupnya dengan baik bukan?"

Tak ada jawaban , yang ada hanya tatapan kesal Sehun yang Kai dapatkan.

"Hahaha.. Oke ..oke.. Aku pergi"
Ucapnya sedikit takut namun meledek.

Menghela napas kasar sambil melihat pemandangan di luar sana. Dia memejamkan mata sejenak membayangkan senyuman cantik seseorang yang sudah menghancurkan hidupnya.

Air matanya menetes begitu saja.
Dia tersadar dan langsung menghapusnya dengan ujung jarinya
"Ckk.. Berengsek".

                 #LOVEUAGAIN#

"Segera kemari!"

"Nde.. 20 menit lagi saya sam-"

" 20 katamu? Ck jangan bercanda. Kau harus sampai disini dalam waktu 10 menit mengerti?"

"Tap-"

Mengumpat sudah pasti. Itu hal yang tidak mungkin hilang darinya.

"Gila. Dia pikir dia siapa heoh, seenak jidatnya menyuruh orang. Sialan kalau saja dia bukan-"

" Sttt... Jangan di teruskan. Jika aku melapor padanya dengan mengatakan apa yang kau umpatkan kau bisa dipecat Baek"

"Yakkk.. Kau temanku atau temanya sih?"

Love You AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang