tigapuluh tiga

2.2K 305 219
                                    

Siapkan popcorn dan tissu, biar kalian kenyang makan popcorn sama tissu🤧🤧

_________

Sasori memelankan mobilnya ketika melihat Yui yang tengah berjalan di trotoar sembari berdumel karena emosinya masih belum surut. Wajah gadis itu menekuk tajam dengan kedua tangan terkepal. Mungkin Yui berusaha menahan untuk menghantamkan wajah seseorang ke aspal.

"Hey, ayo naik."

Yui menoleh. "Tidak usah!" jawabnya ketus.

Sasori menatap datar, tadi gadis itu dengan tidak tau dirinya menaiki mobilnya tanpa persetujuan, sekarang malah sok menolak. Sasori merasa heran dengan sikap gadis itu.

"Ayo naik, aku tidak ingin melihatmu tiba-tiba mencabut tiang lampu."

Yui segera saja menoleh dengan sebal, menatap Sasori yang kini memberhentikan mobil di sebelahnya. "Tutup mulutmu, atau aku akan mencakar wajahmu!" tunjuk Yui garang.

"Sudah ayo cepat naik, nanti kau cepat peyot kalau marah-marah."

Yui dengan jengkel masuk ke dalam mobil Sasori. Ketika sudah di dalam, gadis itu bukannya duduk melainkan merangkak ke depan untuk menggapai rambut Sasori sebelum mejambaknya.

"Hey! Apa yang kau lakukan?!" Sasori melotot menatap Yui yang kini mendaratkan dirinya di atas kursi sembari bersedekap.

"Siapa suruh kau bertingkah menyebalkan saat aku sedang marah!"

Pelipis Sasori rasanya berkedut-kedut. "Kau itu yang menyebalkan!"

"Sudah ayo jalankan mobilnya." Yui membuang muka.

Sasori hampir menganga menatap tidak percaya kelakuan seorang perempuan yang baru dikenalnya itu. Jika dia bukan seorang gadis, Sasori pasti sudah menenggelamkannya ke dalam pasir tempat kucing buang kotoran.

Menghembuskan nafas, Sasori kemudian melajukan mobilnya dengan berusaha tenang.

"Ffffttttt ..."

Sasori menoleh pada Shinki yang tengah membekap mulutnya sendiri. "Apa yang kau tertawakan?"

"Baru kali ini ada gadis yang berani menjambak rambut Kakak," ledek Shinki sembari tertawa.

Sasori memutar mata. "Itu karena gadis di belakang sana terlalu bar-bar seperti satwa liar." Shinki semakin kencang tertawa.

"Kau mau aku menjambak rambutmu lagi?" Yui mendelik pada kepala Sasori. Sementara pemuda itu tak menjawab karena ia yakin urusannya akan panjang.

Suara dering ponsel kemudian mengganggu acara mengemudi Sasori. Pemuda itu lantas merogoh saku seraya tetap melihat ke depan. Melirik sekilas layar yang menunjukkan bahwa si penelepon adalah ayahnya, sebelum kemudian mengangkat panggilan tersebut.

"Ada apa, Pa?"

"Nak, bisa kau jemput Ibumu dari rumah sakit?"

Raut wajah Sasori menjadi suram. "Memangnya Papa tidak bisa menjemputnya?"

"Papa sebentar lagi ada rapat. Tolong ya, Nak."

Sasori memegang kemudi dengan erat. "Hn," jawabnya singkat sebelum kemudian telepon terputus setelah ayahnya mengucapkan terimakasih.

"Aku harus mampir ke rumah sakit dulu, kau tidak keberatan?" Sasori melirik Yui dari kaca spion di depannya.

Yui yang tengah menatap jendala itu melirik pantulan mata Sasori di kaca spion. "Terserah," jawabnya sebelum kembali melihat jalanan.

FAILED DATING (Sasusaku Version) TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang