duapuluh dua

2.1K 306 51
                                    

Sasuke membuat gigitan pertama pada buah apel yang ia ambil dari sekeranjang buah diatas meja kabinet. Sembari mata gelapnya memerhatikan sang ibu yang tengah berkutat dengan macaron berwarna-warni. Kue itu, ibunya bilang berniat dijadikan salah satu hidangan kecil di acara pertunangan Izumi yang akan segera berlangsung sekitar tiga hari atau empat jika ditambah hari ini.

Mikoto sebetulnya membuat kue kecil lainnya untuk acara anak sulungnya tersebut, yang mana sudah tersimpan rapi di suatu tempat penyimpanan. Tinggal ini yang masih belum diselesaikannya. Mikoto mencetuskan sendiri idenya untuk membuat beberapa menu kecil tambahan selain banyak menu lainnya menggunakan jasa orang lain.

"Sasuke-kun.. bisa tolong ambilkan baju pesanan ke butik?" Mikoto melepas sarung tangan anti panas nya setelah mengambil satu loyang penuh macaron dari oven.

"Baiklah.." jawab Sasuke santai sembari masih mengigit apelnya.

"Sekalian ajak Sakura-chan menemanimu." Mikoto memberi kode agar para pelayan menata kue warna-warni yang sudah dingin kedalam box bening, sembari ia memindahkan beberapa macaron yang masih panas kedalam piring yang langsung disodorkan pada putranya.

"Sakura pasti baru pulang kuliah, bu." Ujar pemuda itu seraya menggeleng melihat ibunya yang tengah menyodor-nyodorkan makanan makanan manis itu padanya, padahal ibunya tau sendiri Sasuke paling anti.

Mikoto mendesah kecewa. Antara karena jawaban putranya mengenai Sakura, juga penolakan putranya terhadap kue buatannya. "Hem.. baiklah." Ia kemudian menggigit satu macaron berwarna merah muda yang mengingatkannya pada Sakura. "Cobalah untuk menyukai makanan manis." Titah ibunya sembari mengunyah.

Sasuke mengeryit mendengar perkataan ibunya, berbarengan dengan netra hitamnya yang menangkap warna kue yang tengah digigit ibunya, sekelibat sosok Sakura tiba-tiba muncul dalam benak, lantas membuat Sasuke membuang buah yang tinggal seperempat.

"Aku akan bersiap."

Sang ibu hanya melirik sekilas putranya. Sementara Sasuke bangkit dari duduknya lantas berjalan ke lantai atas menuju kamar pribadinya. Kamar mandi menjadi tujuannya untuk membersihkan diri karena badannya terasa lengket.

Setelah menghabiskan waktu sekitar sepuluh menit, ia keluar untuk melangkah ke depan lemari kayu berukuran besar yang dicat putih. Kaus warna navy serta jeans berwarna serupa menjadi pilihan outfitnya kali ini. Setelah satu setel pakaian itu terpasang rapi di tubuh gagahnya, tak lupa ia menyemprotkan sedikit parfum di beberapa titik tertentu.

Coat warna silver yang tersangkut di gantungan kayu hendak diraihnya, tetapi coat lainnya dengan warna hitam ada bersebelahan dengan mantel yang tengah ia raih sekarang, benda itu mendapat sedikit lirikan darinya. Entah untuk alasan apa tetiba sosok merah muda seakan ikut tergatung bersama pakaian tersebut, hal itu membuat si tampan berdengus geli sendiri. Barangkali karena sebelumnya pakaian hangat tersebut pernah ia sampirkan pada pundak si merah muda, dan benda itu tak pernah pergi dari sana sepengembaliannya dari Sakura. Maka kemungkinan sosok Sakura yang tengah memakai coat hitam itu juga ikut terekam dalam benaknya. Namun sangat konyol jika bahkan gadis itu turut ikut tergantung disana.

Uchiha Sasuke melirik cermin setinggi tubuhnya sembari memasang coat, namun angannya masih berkeliaran pada sosok gadis berambut merah muda. Bukan... bukan dengan wujud yang masih ikut tergantung digantungan sana, namun sosok berwarna bak permen kapas itu..... jika boleh otaknya sedikit membocorkan, memang sudah sering ada dalam daftar lamunannya. Entah mungkin sudah sejak lama dan belakangan intensitasnya baru menguat.

FAILED DATING (Sasusaku Version) TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang