tigapuluh enam

2.8K 286 176
                                    

Manik zamrud Sakura seketika menampakkan warnanya setelah kelopak itu bergerak-gerak gelisah memaksa terbuka dari alam bawah sadar yang tetap menariknya untuk tetap terpejam. Membutuhkan segenap upaya agar ia mampu mengatasi kelopak yang bagai di lem kuat-kuat. Suara jeritan yang lolos dari bibirnya menunjukkan bahwa Sakura baru saja terbangun dari sebuah mimpi buruk.

Sebuah tangan yang terasa asing memegang lengannya yang kemudian Sakura tepis kasar sembari kembali menjerit. Dokter yang ingin menangani Sakura tampak terkejut bersama Mikoto yang berdiri di belakangnya.

"Nona, tenanglah ...."

"Pergi!" jerit Sakura ketika Dokter itu berusaha menenangkan.

Gadis itu memaksa bangkit meski setelahnya segera merasakan nyeri di sekujur tubuh, terutama bagian punggung. Mata Sakura bergerak-gerak gelisah sembari beberapa kali melihat sekitar dengan waspada.

"Sakura-chan, tenanglah ... ini Ibu." Mikoto mencoba mendekat namun Sakura justru merasa lebih ketakutan.

Dengan tenaga yang tersisa, gadis itu mencabut selang infus untuk melarikan diri. Darah kian berceceran kemana-mana ketika gadis itu mencoba turun dengan hampir terjatuh. Mikoto tentu saja sigap karena tidak mau Sakura tersungkur meski pada akhirnya gadis itu kembali menjerit. Wanita itu merasa begitu bingung sebab Sakura kukuh ingin melarikan diri dengan kondisinya yang tak mampu mempertahankan keseimbangan tubuh dengan stabil. Ketika Mikoto mulai menangis karena khawatir juga bingung menghadapinya, Sasuke akhirnya datang dengan panik karena mendengar teriakan.

"Sakura, ada apa?" Kantung plastik berisi makan siangnya Sasuke lempar begitu saja demi secepatnya menghampiri Sakura yang menangis ketakutan.

"Sasuke-kun!" Sakura berteriak meminta tolong ketika mendapati kehadiran pemuda itu.

"Sshhh ... tidak apa, tenanglah. Aku di sini." Sasuke membawa gadis itu ke dalam pelukannya sembari mengusap kepalanya.

Sakura mencengkram kuat tubuh Sasuke. "Sasuke-kun, jangan tinggalkan aku, aku takut Papa datang lagi," isak Sakura memohon.

"Tentu saja, aku tidak akan meninggalkanmu, aku janji. Papamu tidak akan datang lagi."

Sakura mendongkak untuk menatap Sasuke. "Dia akan datang lagi, dia akan memukuliku lagi!"

Hati Sasuke diisi rasa Sakit usai mendengar perkataan Sakura yang seolah masih berkabung dengan peristiwa kemarin, atau justru angannya masih tertanam di tempat itu hingga kesadaran akan dimana dirinya sekarang belum kembali.

"Tidak, dia tidak akan berani." Sasuke dengan penuh pengertian mencoba memberi ucapan penenang.

"Kenapa kau tidak percaya! Dia datang dan memukuliku!" Sakura meneriaki wajah Sasuke.

"Itu kemarin, sayang. Meski dia datang lagi, aku akan melawannya dan melindungimu." Tangan Sakura yang mulai bergetar Sasuke genggam.

"Benarkah?" Sakura mulai melembekkan suaranya, namun gadis itu tetap tak menghilangkan kewaspadaan, yang dibalas dengan anggukkan mantap dari Sasuke.

"Tapi tidak ada yang menolongku ketika aku selalu dipukuli Papa!" tuntut Sakura mengindikasikan bahwa ia tidak percaya pada ucapan Sasuke.

Hatinya mencelos mendengar penuturan Sakura yang tampak begitu polos, gadis itu tampaknya masih terbawa suasana tragedi sebelumnya atau mimpi masa lalu sehingga ia seolah melihat Sakura menjelma menjadi sosok anak kacil. "Sekarang berbeda, aku akan selalu melindungimu darinya. Memangnya kamu pikir siapa yang kemarin menendangnya?" Sasuke memegangi kedua pipi Sakura dengan lembut.

FAILED DATING (Sasusaku Version) TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang