Suasana jalanan pinggir pantai di desa Suna memang selalu sepi jika di hari-hari biasa, pantai hanya akan ramai pengunjung apabila hari libur atau akhir pekan tiba.
Sakura melongokkan kepala ketika melewati jalanan yang sudah akrab dengan netra, menyadari bahwa lokasinya kian dekat dengan kediaman Bibi Tsunade. Senyum mengembang di bibir, binar-binar kebahagiaan yang terpancar dari manik hijaunya terhalang oleh kaca mata hitam, cuaca yang amat terik membuat penghilatannya silau sehingga mengenakannya. Begitupula dengan Sasuke yang makin tampan dan keren dikarenakan tambahan dari aksesoris tersebut.
Gadis itu heran, kenapa Sasuke sangat menawan dari ujung rambut sampai ujung kaki. Padahal pemuda itu sekarang hanya mengenakan kaus oblong berwarna putih dengan celana jeans abu, lalu dipadu alas kaki sneakers putih. Sudah, itu saja. Namun kenapa auranya sangat memikat? Jangan-jangan jika Sasuke memakai karung saja akan tetap terlihat tampan. Mungkin lain kali ia akan mencoba membuat pakaian dari karung dan memastikannya sendiri, kebetulan dirinya bisa menjahit secara manual.
Terkadang, Sakura merasa tidak percaya mampu membuat pemuda itu luluh. Jika kembali menilik ke belakang sejenak, di mana momen-momen awal pertemuan mereka yang sudah jelas sekali jika pemuda itu pemilik tabiat dingin dan tak tersentuh. Entah mungkin pada saat itu penampilannya sangat mengerikan sehingga membuat Sasuke lebih banyak mengernyitkan alis dibanding menatapnya tertarik, atau apapun itu. Namun yang jelas tak jarang ia melihat bahwa ternyata Sasuke juga sering risi jika bertemu gadis yang mencoba menggoda, genit, atau sebatas cari perhatian padanya. Padahal Sakura cukup mengakui bahwa gadis-gadis yang kerap mendekati kekasihnya adalah gadis dengan rupa tak biasa.
Entah mungkin karena Sasuke berusaha menjaga perasaan Sakura atau apa, tapi gadis itu sangat bersyukur memiliki kekasih seperti Sasuke yang sepenuhnya hanya melihat ke arahnya. Meski Sakura banyak sekali kekurangan, namun pemuda itu tetap bertahan di sisinya dengan segala kasih yang teramat tulus hingga membuat Sakura terkadang sesak saking hatinya terpenuhi cinta dari Sasuke.
Sementara sang Uchiha yang menyadari sedang ditatap segera melirik sembari menaikan alis. "Kenapa?" Sasuke berpikir mungkin kekasihnya tengah menginginkan sesuatu namun tak berani menyuarakannya. Kendati hubungan mereka sudah semakin lengket, namun tak jarang Sakura masih sungkan untuk meminta sesuatu darinya.
"Tidak, hanya saja kamu sangat tampan, Sasuke-kun."
Sasuke hanya melirik dua detik sebelum kembali melihat jalanan, lalu melirik lagi kemudian kembali melihat jalanan. Pemuda itu tak mengujar apa-apa selain kembali fokus mengemudi hingga membuat Sakura yang sebelumnya sudah mengalihkan pandangan ke arah lain seketika menoleh padanya lagi. Diamatinya raut wajah pemuda itu dengan seksama, sampai matanya kian menyipit ketika melihat telinga kekasihnya memerah. Lebih lagi pipi juga ikut-ikutan berwarna serupa, Sakura sontak saja menatap tidak percaya.
Uchiha Sasuke, seseorang yang mendadak jadi tukang gombal dan suka menggodanya itu ... merona?
Sasuke yang merasa kembali diperhatikan, segera menoleh lagi. "Apa?"
"Sasuke-kun, kamu merona?"
Pemuda itu membuang muka, sementara Sakura menahan tawa. Hal yang kemudian menimbulkan decakkan kesal si Uchiha sebelum menepikan mobilnya sembarangan, ia tak khawatir sebab jalanan di desa seperti ini lebih sering sepi pengendara.
"Kamu menertawakanku?" tuntutnya.
Sakura terkikik sembari membekap mulutnya, yang mana membuat Sasuke mendengus. "Sasuke-kun, kamu ternyata bisa merona, ya?"
Tangan pemuda itu segera menggelitik gadis itu dengan brutal, antara kesal dan juga malu.
"Sasuke-kun, hentikan." Sakura semakin tergelak oleh rasa geli.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAILED DATING (Sasusaku Version) Tamat
Lãng mạnPertemuan perdana Sasuke dengan Sakura adalah ketika mereka berdua terjebak dalam kencan buta yang direncanakan Yamanaka Ino dan Uzumaki Naruto. Lantas, Uchiha Sasuke membenci Haruno Sakura di saat itu juga. Story ©by Rose_Sorai [TIDAK DI IZINKAN CO...