Slut 21+ ● 1 ● 🔞

28.9K 414 7
                                    

Gorge membuka pintu ruangan Gerald dan melihat sang pemilik ruangan tengah memejamkan matanya di kursi kebanggaannya.

"Tidak pulang?" tanya Gorge.

Gerald membuka matanya dan menggelengkan matanya, "sedikit malas. mungkin aku akan tidur disini," jawab Gerald.

Memang, jarak rumah Gerald ke perusahaan cukup jauh membuat Gerald terkadang malas pulang dan memilih tidur di kamar yang menyatu dengan ruangannya.

"bagaimana kalau kita ke club? aku sudah lama tidak ke club akibat pekerjaan yang menumpuk," ajak Gorge.

Gerald mengangguk lantas memakai jas nya. "ayo."

🔞🔞🔞

Di sisi lain, seorang wanita tengah duduk di depan cermin.

Wanita bernama Irene itu menatap pantulan dirinya yang cantik malam ini.

Bukannya senang, Irene malah menangis ketika mengingat, jika dirinya, menjual dirinya sendiri ke salah satu bandar wanita.

Irene terpaksa, karena sang ibu sedang sakit dan harus segera di operasi akibat penyakit tumor yang di dideritanya.

Irene tidak punya pilihan lain, karena tidak ada seseorang pun yang akan sudi meminjamkannya dengan uang puluhan juta.

Irene menghapus jejak air mata di pipi chubi nya dan berusaha menguatkan dirinya sendiri.

Walaupun dirinya tinggal di Amerika, dimana pergaulan bebas bertaburan, tapi Irene tetap menjaga mahkota nya untuk di berikan kepada suaminya.

Namun, Irene harus merelakan semuanya.

●●●

Gerald dan Gorge duduk di salah satu sofa yang terletak hampir di pojok club.

Seorang bartender memberikan pesanan yang sempat di minta oleh Gorge.

Wine, kesukaan Gorge dan Gerald.

"selamat datang Gorge, Gerald."

Seorang wanita berpakaian sexy itu duduk di hadapan kedua pria itu.

"wow, sudah lama kalian tidak datang kemari. apa ada yang kalian inginkan?" tanya wanita pemilik club bernama Diva.

"aku ingin satu wanita untuk malam ini. wanita yang akan memuaskan ku semalaman," jawab Gorge to the point.

"baiklah. bagaimana dengan mu Gerald?" tanya lagi Diva.

Gerald meletakan gelas nya yang sudah kosong, "terserah padamu," jawab Gerald asal.

Diva terkekeh pelan, "baiklah, bagaimana jika kamu mencoba wanita special yang aku punya? dia masih perawan." ucap Diva sedikit memelankan suaranya.

Gerald menatap Diva sekilas, "terserah." jawab Gerald acuh.

"tapi ingat! dia tidak akan ku hargai dengan label murah," ingat Diva pada Gerald.

Gerald mengeluarkan dompet nya dan menulis di atas kwetansi dan menuliskan nominal yang membuat Diva sedikit kaget.

Dia tersenyum saat menerima kertas itu.

Slut 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang