Slut 21+ ● 16 ●

7.3K 256 23
                                    

Irene membuka matanya dan di sambut oleh langit-langit ruangan berwarna putih.

Irene berusaha menormalkan penglihatan nya yang sedikit merabun.

Irene melirik ke seisi ruangan, namun tidak ada siapapun di ruangan ini, hanya ada dirinya seorang.

Irene berjalan menuju toilet, kantung kemih nya sudah penuh membuat Irene tidak bisa menahannya lagi.

Irene berjalan dengan langkah pelannya menuju toilet.

Tepat berada di dalam toilet, Irene tergelincir membuat siku nya terbentur ke closet.

Dukk!

"awhh..."

Irene meringis pelan dan melihat siku nya yang mengeluarkan darah segar.

"Irene!!"

Irene melihat ke arah belakang, Gerald tengah berdiri menatap dirinya dengan tatapan kaget.

Gerald membantu Irene untuk bangkit dari posisinya.

"ck, berhenti menjadi ceroboh, Irene. bagaimana jika kepala mu yang terbentur?!"

"maaf, aku hanya ingin ke toilet,"

Gerald menghela nafasnya, "aku tunggu di luar."

Gerald keluar dari toilet dan menunggu Irene.

Setelah selesai, Irene keluar, di bantu oleh Gerald yang senantiasa menunggunya di depan pintu toilet.

Gerald membantu Irene kembali duduk di atas brankan.

Gerald membuka laci meja samping brankan, setelah mendapatkan salep yang ia cari, Gerald mengangkat tangan Irene membuat luka di siku Irene terlihat jelas.

Gerald membuka tutup salep dan hendak mengoleskannya, namun Irene menjauhkan tangannya, "cuci dulu,"

Gerald berdehem dan keluar dari kamar untuk memanggil dokter.

●●●

Setelah luka nya di berikan salep, Irene kembali membaringkan tubuhnya di bantu oleh Gerald.

Gerald mengusap kening Irene yang sedikit berkeringat, "ada yang kau inginkan?"

Irene terdiam, lantas menggelengkan kepalanya.

Ceklek..

Saat mendengar pitu di buka, Irene dan Gerald melihat ke arah pintu, dimana Ariana tengah berdiri.

Irene hendak bangkit dari posisinya, namun Gerald menahannya.

Gerald memberikan kode agar Irene tetap diam.

Ariana berjalan dengan langkah angkuh nya menghampiri Irene dan Gerald.

"ada apa? kenapa Mommy datang kemari?" tanya Gerald.

"Mommy hanya ingin melihat kondisi kekasihmu ini, apakah niat Mommy salah?" tanya balik Ariana dengan nada sarkas nya.

Gerald menghela nafasnya, "sebaiknya kita bicarakan di luar,"

Gerald hendak menarik tangan Ariana, namun Ariana dengan cepat menjauh.

Ariana beralih menatap Irene, "aku tahu, kau adalah gadis baik-baik, dan karena itu, aku yakin, kau bisa berfikir, seberapa tidak pantasnya dirimu, untuk anak ku."

Gerald berdecak dan menarik Ariana keluar dari ruangan.

Irene hanya terdiam.

Kata-kata Ariana benar-benar menusuknya.

Irene kembali berfikir.

Benar, dirinya tidak pantas bersama dengan Gerald.

Sejak awal, dirinya memang hanya pemuas nafsu Gerald, tidak lebih dan tidak akan pernah lebih.

Dan dirinya, akan berakhir menjadi sampah.

●●●

"Mom!!"

"Gerald! sadar! kau tidak akan berakhir dengan wanita seperti dia!! Mommy tahu jika kau memungutnya setelah kalian bercinta!"

Gerald mengacak rambutnya frustasi, "berhenti mengurus hidupku, Mom!"

"Mommy berhak mengurus hidup mu dan menata hidup mu!!"

"apa yang perlu di tata?! pemikiran Mommy yang harus di tata! kebahagiaan tidak bisa di paksakan!!"

"oh, jadi kau bahagia bersama nya?"

"Ya!!"

Sepanjang lorong itu begitu sepi, hanya terdengar gemaan teriakan anak dan ibu itu.

Ariana terkekeh pelan, "Gerald, sejak kapan kau berani membantah Mommy? apa karena wanit--"

"berhenti membawa nama Irene dalam setiap pembicaraan kita!!" potong Gerald dengan nada tinggi nya.

Ariana terdiam.

Gerald mendekat satu langkah mendekati Ariana, "harus Mommy ingat, jika sampai kapan pun, aku tidak akan pernah meninggalkan Irene barang sejengkal pun!"

Setelah mengatakan itu, Gerald berjalan meninggalkan Ariana.

Sebelum jauh, suara Ariana kembali terdengar menggema, "berikan Mommy satu alasan,"

Gerald menghentikan langkah nya dan terdiam beberapa saat.

"Karena aku, mencintainya."

🔞🔞🔞

Brakk!!

Nafas Ariana begitu tidak terkontrol, dadanya turun naik seakan menandakan dirinya tengah di landa amarah yang besar.

Marissa yang duduk di hadapan Ariana hanya bisa terdiam melihat amarah calon mertuanya (?)

"orang miskin menyebalkan!! beraninya dia!!"

Marissa meneguk wine nya, "apa yang harus kita lakukan, Mom? bagaimana jika Gerald benar-benar akan meninggalkan ku?" tanya Marissa dengan nada ketakutan nya.

"Mommy sedang memikirkan bagaimana caranya, bantu Mommy berfikir, Marissa!!"

Marissa menggigit kuku-kuku nya.

Ruangan itu nampak sepi, kedua wanita berbeda usia itu tengah berfikir, apa yang akan mereka lakukan kedepannya.

Ariana tentu saja tidak ingin memiliki menantu yang derajat nya jauh berada di bawahnya, itu bisa saja akan mencoreng nama baik nya.

Ariana tidak ingin mengambil resiko.

Dan jika Gerald menikah dengan Marissa, tentu saja bisnis Ariana akan terbantu oleh perusahaan yang dimiliki oleh orang tua Marissa.

Marissa menjentik kan jari nya, "benar, aku mendengar, jika Irene menjual tubuhnya pada Gerald karena harus menyembuhkan ibu nya,"

Marissa dan Ariana saling bertatapan, tiba-tiba saja, sebuah ide terlintar di fikiran mereka, membuat keduanya saling melemparkan senyum penuh arti.

Mungkin, mereka memiliki niat tidak baik?

Guys! aku mutusin buat updet 1 minggu tiga kali!

1 part untuk cerita Slut
1 part untuk cerita Gavin
1 part untuk cerita Save Me

Kecuali kalau aku berniat buat extra part ya!

aku up gabakalan tentu, jadi dalam seminggu itu, gak tentu aku up hari apa.

anw, yang gak suka sama cerita aku, aku harap kalian gak ngomen di lapak aku dan ngeluarin kaa kata kalian yang cukup menyakitkan.

lebih baik kalian out dari lapak aku!!

Yaudh gitu aja, bbye love u!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 15, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Slut 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang